BAB 7 | JANGAN LUPA BERSYUKUR

6 0 0
                                    

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
***

Nura bersyukur menjadi bagian dari kelas B, dia dikelilingi orang-orang baik. Mereka yang berjuang secara suportif dalam hal akademik dan juga di organisasi. Berbagi suka dan duka. Suka disaat bersama-sama melakukan kunjungan ke tempat-tempat cantik yang ada di bumi pertiwi, indah dengan keragaman budaya.

Alam selalu dapat memberikan cerita tersendiri, setiap kali kaki menapaki bagian dari tempat-tempat memsona di Indonesia. Termasuk perjalanan ke Baduy yang menutup tahun kedua Nura sebagai mahasiswa dengan sangat menyenangkan.

Banyak hal yang harus kita syukuri setiap hari, termasuk saat kita masih diberi kesempatan untuk menghirup udara gratis, jangan lupa bersyukur. Sebab, kita tidak pernah tahu kapan tepatnya Tuhan akan mencabut setiap nikmat-Nya kepada kita.

Setiap syukur yang terlontar baik oleh mulut maupun kata syukur yang terucap dalam hati, insyaallah nikmat itu akan kembali lagi bahkan berkali lipat datangnya. Hanya saja, kita perlu ingat, nikmat tidak selalu melulu tentang harta benda.

Tahun ini adalah tahun ketiga Nura berada di kampus sebagai mahasiswa. Nura mendapatkan kabar gembira bahwa adiknya, Sabrina Ameira berhasil dalam tes nasional dan masuk ke perguruan tinggi negeri yang sama dengan dirinya. Alhamdulillah, Masyaallah, sungguh nikmat Tuhan yang manakah yang kita dustakan?

Hari itu Sabrina berangkat ke Kota Kembang bersama dengan Mama, dia diantar sebagai anak kos-kosan di tempat yang sama dengan Nura. Mendengar hal itu Nura segera menghubungi Bu Tantri dan meminta kelonggaran untuk bisa sekamar berdua dengan Nura.

Tetapi ternyata tidak bisa, sehingga Sabrina tetap tinggal di indekos Bu Tantri dengan kamar yang berbeda, tetapi mendapatkan harga yang cukup miring dari harga sebelumnya.
Awalnya Nura berkata kalau Sabrina cukup naik bus saja hinga ke terminal nanti Nura jemput dengan menggunakan motor milik Juli.

Tetapi Mama bersikeras, katanya sekalian beliau ingin main ke Bandung dan menjenguk anak gadisnya yang tahun ini sudah masuk semester lima. Nura sedang bersih-bersih kamar, sementara Juli terlihat sedang bingung berkutat dengan tugas bersama dengan teman-temannya. Kondisi memaksa kedua sahabat itu tidak mungkin bermain-main mengingat semester akhir sudah di depan mata.

Tidak lama Sabrina datang bersama dengan Mama, Nura sibuk menjadi guide untuk adiknya di fakultas teknologi dan kejuruan. Mata Sabrina berbinar saat kakinya menjelajah di fakultas yang akan menjadi tempat bertarungnya selama delapan semester kelak. Bertarung untuk bisa bersaing secara sehat dengan teman- teman satu kelas dan juga satu jurusannya.

Sebab, kuliah bukan hanya tentang menerima pelajaran, mendapatkan tugas atau PR seperti di bangku tingkat sekolah. Lebih dari itu semua, di bangku kuliah kamu harus dapat membawa diri dengan segala bekal yang cukup dalam membangun relasi, saat diberi kesempatan untuk bertemu dengan banyak orang yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, bahkan dari negara tetangga pun tidak sedikit yang ikut mengenyam bangku kuliah di Indonesia tercinta ini.

Bekal itu adalah amunisi untuk nantinya terjun ke dunia kerja.
Perjuangan kita yang hidup tidak pernah selesai setelah para penjajah negeri hengkang, tetapi perjuangan kita yang sesungguhnya adalah melalui hari-hari di depan sana, yang tidak selalu berajan mulus sesuai dengan keinginan kita, juga tidak selamanya kita tertawa sepanjang jalan perjuangan hidup kita untuk meraih asa.

Tidak ada yang abadi, semua hal di dunia adalah kesenangan semu yang meski kau perjuangan dengan susah payah, tetap harus mendoa meminta agar semua hal itu berujung Lilah dan berkah karena Allah. Setidaknya itu adalah definisi kuliah versi Nura.

Jalan Takdir Where stories live. Discover now