Jodoh di Akhirat

5 0 0
                                    

Raisa, si gadis remaja berusia 18 tahun. Gadis yang ceria dan tentunya anak kesayangan orang tuanya dikarenakan dia anak perempuan satu-satunya.

Raisa Andriani, adalah nama lengkap gadis yang memiliki paras manis itu. Kulit yang tidak terlalu putih, serta ada dua lesung pipit yang menambah keelokan wajah gadis itu.

Raisa memiliki dua orang kakak lelaki. Satu sudah berkeluarga, dan satu lagi masih berusia 22 tahun.

"Acieee yang besok bakal dilamar ustadz Aziz," goda Reza, kakak lelaki Raisa yang belum menikah itu.

Wajah Raisa langsung bersemu merah, gadis itu merasa malu jika digoda seperti itu.

Memang besok adalah hari yang bersejarah juga untuk Raisa, karena besok Raisa akan dilamar oleh ustadz yang sudah dikaguminya sejak lama.

Cinta yang sudah berbulan-bulan Raisa pendam, kini sudah tersambut. Raisa sangat tidak menyangka saat satu bulan yang lalu ustadz idaman Raisa datang ke rumah Raisa dan langsung bertemu dengan orang tua Raisa. Saat itu, tidak pernah terbesit di benak Raisa kalau kedatangan ustadz Aziz ke rumahnya adalah untuk menyampaikan niat baik beliau terhadap Raisa, dan sekarang Raisa merasa sangat bahagia karena besok dia resmi dipinang oleh ustadz Aziz.

"Ah, Mas Reza jangan goda Raisa, Raisa malu," ujar Raisa.

"Ahahaha, Mas tidak menyangka kamu telah tumbuh dewasa, Dek ... seingat Mas, baru kemarin kamu masuk pondok, lah sekarang udah mau dikhitbah saja, mana yang akan mengkhitbah itu ustadz yang sudah dikagumi sejak lama," balas Reza tetap menggoda adiknya.

"Ah Mas Reza ini ... sudah ah, Raisa mau ke kamar dulu," ujar Raisa.

Raisa langsung berlari pelan untuk sampai ke kamarnya.

"Ingat, Sa ... jangan kamu telfon ustadz Aziz ...!" teriak Reza menjahili adiknya.

Raisa langsung menghentikan langkahnya, dan langsung menatap ke arah Reza.

Reza yang ditatap seperti itu pun hanya bisa nyengir, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Bercanda, Dek."

***

Keesokan harinya ....

Raisa sudah didandan tipis-tipis oleh kakak iparnya. Raisa mengenakan gamis berwarna putih, dipadu dengan hijab syar'i bermotif bunga-bunga. Penampilan Raisa memang sederhana, tetapi sangat terlihat indah karena sesuai dengan usianya.

"Masya Allah, baru dipoles sedikit saja sudah bikin orang pangling, gimana kalau nanti pas nikahan ya, aduh pasti cantiknya nggak tertolong," ujar Farah, istri dari Rasyid  kakak pertamanya Raisa.

"Mbak Farah ini bisa saja, jangan terlalu memuji Raisa, Mbak ... nanti Raisa tidak percaya diri untuk keluar," balas Raisa.

"Hehehe, iya deh, tetapi memang kamu cantik banget, Dek," ujar Farah.

"Alhamdulillah, ciptaan Allah memang semua cantik bagi yang perempuan," balas Raisa.

Beberapa saat kemudian ....

Raisa sudah diminta keluar oleh bundanya. Raisa pun keluar kamar dengan digandeng oleh sang ibunda dan Farah.

Jantung Raisa berdetak kencang, apalagi ketika Ia melihat di ujung keramaian terdapat ustadz Aziz yang tadi sempat menoleh sekilas ke arah Raisa.

Raisa dituntun untuk duduk di dekat ibundanya ustadz Aziz. Secara perlahan, ibundanya ustadz Aziz mulai memakaikan cincin di jari manis Raisa.

Raisa merasa terharu, karena Ia merasa proses halalnya dengan ustadz Aziz tinggal selangkah lagi.

Jendela HatiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora