Duka Arkinan

9 0 0
                                    

Gerimis telah membasahi bumi yang kian hari semakin panas. Begitu sejuk hari ini. Debu-debu di jalanan juga mulai hilang. Hari ini seorang gadis kecil tengah sibuk dengan ponselnya. Ia terlihat bingung apa yang akan dilakukannya.

Gadis itu bernama Angelina Arkinan. Ia begitu kerap di panggil dengan nama Arki. Dia adalah anak tunggal bapak Slamet dan Hamidah. Arki adalah salah satu siswi unggulan yang sangat cerdas.

Namun, keunggulannya mulai sirna. Ketika sang rembulannya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Ya, ibunda Arki telah tiada karena penyakit jantung yang dideritanya selama ini.

"Arki, kenapa nilai kamu semakin turun?" tegur salah satu gurunya.

"Maaf, Bu," hanya itu yang bisa diucapkan Arki.

Arki pun pergi menjauh dari ibu guru yang masih tertegun dan menatap iba keadaan Arki. Guru itu berulang kali melihat Arki bekerja di salah satu cafe terkenal di kota.

"Bu, apa Arki tidak bisa lanjut kuliah?" tanya Arki di depan batu nisan sang ibunda.

"Arki pengen kuliah, bu. Tapi bapak sudah tak mau mengurus Arki lagi." dada gadis itu terasa sesak. Air mata yang mengalir kian deras.

"ARKII!" teriak seseorang membuat gadis itu tersentak dan segera menghapus air matanya.

"Iya kak ada apa?"

"B-bapak k-kamu, Ar?"

"Ada apa sama bapak?"

"Bapak kamu kecelakaan Ar,"

Seketika tangisan terpecah Arki semakin histeris. Ia melihat sosok bapak yang hanya satu-satunya ia miliki. Kini telah tertutup kain kafan warna putih tengah di angkat oleh orang-orang.

"BAPAK JANGAN PERGI, JANGAN BAWA BAPAKKU PERGI, BAPAK MASIH HIDUP!" teriak Arki hingga akhirnya ia pun pingsan.

Kini Arki tinggal hanya sebatang kara. Tanpa ada keluarga yang mempedulikannya. Hingga dia harus menghidupi dirinya. Sejak itulah, Arki sering melamun dan menangis sendirian.

TAMAT

Ditulis oleh: Mazizatun Minan Nisa
Kelompok 2 (Atirath Kriyasadana Amerta)

Jendela HatiWhere stories live. Discover now