Istri Cantik yang Diusir

13 2 0
                                    

Sebuah sedan mewah dan berkelas melaju agak kencang pada jalanan yang masih saja basah karena hujan lebat tadi malam di kota B.

Samar-samar pria tampan di belakang kemudi menatap jalanan yang sudah mulai ramai.

Lalu, dia mengambil ponsel pintar di saku celananya dan menghubungi seseorang.

"Selama aku di luar kota, apa ada yang mencariku?" tanya pria tampan dengan tatapan dingin dan menyelidik.

Di rumah mewah dan megah ....

"Tidak ada, Tuan," jawab Sang Pelayan dengan santun.

"Tidak ada satupun?" Pria itu tak langsung percaya.

Sejenak sang pelayan berpikir lalu berkata dengan penuh keyakinan, "Iya, Tuan Arka. Saya yakin selama ini tidak ada yang mencari Anda karena, selama ini saya terus berada di rumah."

Di jalan ....

Pria bernama Arka itu menghela napas.
"Baguslah, kalau tidak ada yang mencari. Jika ada, bilang saja. Aku masih sibuk mengurus proyek di luar kota," titah Arka.

"Baik, Tuan, " sahut Sang Pelayan dengan patuh.

Komunikasi jalur telepon pun di tutup.

Setelah itu ....

"Putar balik!" pinta Arka dengan suara tegas pada sang Sopir.

"Baik, Tuan," sahut sang Sopir yang langsung memutar setinya ke arah lain.

"Entah mengapa aku mulai mencium sesuatu yang tidak beres?" batin Arka dengan segala pikiran di benaknya.

"Apa kau sudah katakan yang aku suruh?" tanya seorang wanita tua kurus itu dingin.

"Su ... sudah, Nyonya," jawab Pelayan itu gugup.

"Bagus, bila aku tahu. Kamu katakan itu semua pada putraku, kamu dan seluruh keluargamu akan hancur, mengerti?"

"Mengerti, Nyonya,"

"Bagus, sekarang. Kembalilah bekerja." Pelayan Arka itu membungkukan tubuhnya.

Setelah pelayan itu pergi ....

"Ah, leganya. Wanita kampung dan kedua putra nakalnya sudah tidak ada lagi di rumah ini," ungkap wanita tua itu dengan rasa bahagia.

Di jalan ....

"Tuan, ada yang harus saya utarakan pada Anda," ungkap sang sopir sambil konsentrasi pada jalanan.

"Katakanlah!" sahut Arka dengan santai.

"Istri Anda, Nyonya Kaina beserta kedua putra Anda sudah tidak ada di rumah," lirih sang Sopir.

"Apa katamu?!" pekik Arka kaget.

"Iya, Tuan. Istri dan kedua anak Anda sudah diusir dari rumah oleh Nyonya Jana, Mama Anda," tutur sang Sopir.

"Apa itu sudah lama?" tanya Arka sekali lagi.

"Beberapa hari setelah Anda pergi ke kota W, Tuan," jawab sang Sopir.

Amarah Arka pun mulai pada puncaknya.

"Jadi, Mama selama ini baik pada Kaina hanyalah kepura-puraan saja?!" batin Arka dengan perasaan dongkol.

"Putar haluan kita tidak jadi ke Perusahaan, tapi mencari istri dan anak-anakku di kampungnya," putus Arka dengan rasa cemas.

"Siap, Tuan."

Mereka pun melakukan misi mencari seorang wanita di kampung. Setelah beberapa jam mencari, Arka dan sang Sopir telah sampai di kampung yang dituju. Arka menemukan Kaina, seakan memgerti Kiana langsung berkata dengan tersenyum canggung. "Enggak, Mas. Aku ke sini memang kangen sama bapak."

"Jangan bohong, Ina. Aku sudah tahu semuanya, Mama yang melakukan semua ini kan?" desak Arka mengguncang bahu kecil Kaina.

Awalnya, Kaina menolak mengakui ini semua, tapi setelah dibujuk dan dirayu akhirnya sang istri pun mengakui.

"Kurang ajar! apa sih maunya mama itu!"

"Mas, tolong. Kendalikan emosimu."

"Bagaimana aku tidak emosi istri dan anak-anak yang aku cintai diusir sama ibuku sendiri dari rumah."

"Mas?"

Tanpa berkata apapun Arka menarik tubuh mungil Kaina ke dalam pelukannya.

Kaina pun menangis haru di dada bidang suami yang sangat dia cintai. Beberapa detik kemudian.

"Ayo .... kita pulang, Sayang," ajak Arka disertai anggukan Kaina istrinya dari kampung yang cantik jelita.

Bukan hanya cantik, tapi sedap dipandang. Akhirnya, Arka dan istri juga kedua putranya yang tampan pulang dengan rasa bahagia.






TAMAT




Ditulis oleh: Irmanika Sari
Kelompok 3 (Sang Abhicandra)

Jendela HatiWhere stories live. Discover now