45. Kejanggalan

120 20 12
                                    

Jawaban dari doa itu bentuknya tidak selalu kabar gembira

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Jawaban dari doa itu bentuknya tidak selalu kabar gembira. Sesekali perlu disiram asam bercampur luka. Tapi tidak ada yang salah dalam berdoa, dia selalu tepat sasaran. Kegembiraan ataupun kesedihan jika datangnya dari Pemilik Kuasa, siapa yang mampu menolak? Meskipun yang Salma rasakan begitu menusuk jantungnya sampai tak terasa berdetak. Seakan mimpi di siang bolong, saat ia terjaga dengan peluh membasahi sekujur tubuh.

Tapi tidak!

Tangisnya tak berhenti melesak menerima kenyataan suaminya gagal mendarat. Berkali-kali Salma masih ambil peluang positif. Kabar itu belum sepenuhnya benar, antara ada dan tiada suaminya di sana, masih diragukan.

Dalam pelukan Umi, risau Salma temukan suara Afnan yang ia dial berkali-kali. Tangan dan bibirnya bergetar. Rapalan dzikir ia eja patah-patah mengikuti Umi dan Abi yang berusaha menenangkan.

"Mas ... angkat telepon aku ... aku yakin kamu baik-baik aja ...." Berkali-kali seperti itu. Sampai emosinya nyaris meletup, hilang sabarnya dengan menghentak-hentakan ponsel ke paha. "Kenapa kamu gak tepatin janji kamu, Mas ... Sal percaya sama Mas. Kenapa Mas gak bales kepercayaan Sal?"

Kalau Mas udah gak ada, kamu harus tetep inget suara Mas ya?

Salma menggeleng kuat. Ketakutan. Suara Afnan tidak akan pernah pudar dalam memorinya. Namun untuk sekarang ia belum menerima jika raga pemilik suara itu menghilang.

"Nak ... berdoa terus yang baik, ya? Berdoa terus yang baik, jangan pikirkan hal-hal buruk. Kita tidak boleh berlebihan menduga dari kabar yang belum tentu benar," tutur Abi seraya mengusap kepala Salma beberapa kali.

Bibir Salma pucat pasi, tak ada kuasa dirinya untuk kuat. Tapi satu harapan Salma masih menguat. Tangannya mencengkeram ponsel. Selepas meminta banyak keajaiban pada Allah, Salma kembali ambil peluang terakhir. Jika kembali tak berhasil, Salma yakini kabar itu adalah valid. Apapun resikonya, ia harus tabah menerima.

"Angkat Mas ... angkat ... aku gak kuat lagi ngebayangin kamu, aku mau kamu yang nyata, bukan bayangan."

Isakan Salma kembali terdengar. Bunyi dering kali ini terdengar jelas. Aktif! Ponsel Afnan aktif! Secepat kilat Salma berdiri, berharap cemas menanti ada kabar bahagia di waktu-waktu penuh ketidakpastian.

"Angkat Mas ... dimanapun kamu tolong denger suara hape kamu Mas ... aku mohon ... jawab aku!" Masih hanya dering, Salma mulai pias. "Allah ... Allah ... A—"

Jantung Salma kian berpacu cepat. Terjawab! Panggilan tersambung, namun masih tak ada suara. Hanya ada suara nafas begitu halus dan lemah yang terdengar jelas di telinga Salma.

"Halo ... Mas?" Salma menggigit bibirnya. Umi dan Abi menanti-nanti tanpa berkedip. "Mas ini Salma ... Mas baik-baik aja kan?"

Tak ada sambutan.

"Mas jawab! Kamu lagi kenapa ini? Kenapa nafas kamu lemah Mas?" Salma membayangkan tragisnya kejadian, namun segera ia tepis. "MAS JAWAB!" Dirinya kembali tergugu.

Kalam Cinta Dua SurgaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz