31. Af dan Sal

124 20 6
                                    

Kamu terlalu jauh membawa hatiku sampai aku sadar sepertinya jika tanpamu, aku berantakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kamu terlalu jauh membawa hatiku sampai aku sadar sepertinya jika tanpamu, aku berantakan.

____________________

"Astaghfirullahal'adzim, Mas Af!"

Pertanda buruk kalau Salma sudah menaikkan suaranya satu oktaf. Artinya, ada sesuatu besar yang benar-benar mengusik jiwa raganya.

Afnan tidak berani menatap mata istrinya yang menyalurkan petir. Kesalahannya kali ini memang sudah bukan dalam kategori kesalahan lagi tapi kebiasaan.

"Berapa kali Salma bilang, kalau simpan barang-barang itu sesuai tempatnya! Kenapa sih Mas nggak pernah ngerti!" geram Salma. "Satu atau dua, apalagi banyak, kalau ilang siapa yang repot? Mas nggak inget pernah lupa nyari kunci mobil sampai panas dingin? Padahal ada ketutupan jaket! Inget kesitu nya dong Mas!"

Tangan Salma cekatan mengembalikan parfum yang semula tergeletak di kasur meskipun sambil misuh-misuh.

"Parfum di kasur kalau tumpah gimana? Mubazir! Ini lagi gelas bekas susu di atas meja rias, ngundang semut, Mas!"

"Piring kotor satu kenapa nggak langsung dicuci? Sal bisa aja cuci itu, tapi seenggaknya kalau habis makan sekalian cuci tangan kan bisa? Biar nggak kering, Mas!"

Afnan masih diam, dia tidak mau sekalipun memotong ucapan istrinya yang semua ia benarkan. Ia hanya memperhatikan istrinya. Selalu seperti itu setiap kali Salma dibalut resah dan marah, Afnan selalu mengikuti arah Salma, seiring mereda barulah ia bicara.

Dada Salma masih naik turun tak teratur, wanita itu memejamkan mata beberapa kali mengucapkan istighfar. Ia duduk di kursi pantry dengan satu tangan menopang kepala, memijit pelipisnya yang cukup cenat-cenut.

Tangan lain menggantikan pijitan itu. Salma membuka mata, disana suaminya tengah serius menatapnya. Berapa kali pun Salma kadung kesal dengan Afnan, tapi perlu diakui, Afnan adalah pembujuk yang hebat. Selalu ada caranya meredakan amarah Salma. Hari ini Afnan memijitnya, entah besok-besok jika Salma marah akan diapakan lagi dirinya.

"Mas coba inget-inget lagi 7 Hari Mencintaiku punya Salma bagian tidak suka nomor 3—"

"Salma tidak suka sesuatu yang tidak sesuai tempatnya," imbuh Afnan.

Salma mengangguk lemah. "Mas ... cari sesuatu yang nggak ketemu-ketemu itu capek, jujur. Kalau lagi nggak dicari, ada. Kalau dicari, tiba-tiba nggak ada. Sal cuma mau meminimalisir itu, Sal nggak mau Mas capek cari-cari lagi yang hilang, atau bahkan akhirnya sampai beli baru karena nyerah nggak ketemu. Padahal bendanya ada,"

"ini bukan tentang benda aja Mas, tapi ini juga relate sama kehidupan kita. Kalau Mas sadar, maksud lebih luas dari sesuatu yang sesuai tempatnya itu sama kayak adil. Kita harus bisa kasih hak-hak yang sesuai, dimana letaknya, posisinya seperti apa, seharusnya bagaimana, porsinya seberapa, jadi nggak asal taruh, sebagian orang disana ada yang nggak pernah bisa dapetin haknya, ada yang nggak bebas sholat, ada yang nggak tenang ibadah, ada yang dipaksa lepas jilbab, itu karena mereka nggak dapet keadilan, mereka nggak menemukan tempat yang sesuai buat mereka, perjuangannya keras buat cari sesuatu yang nggak mereka dapatkan," jelas Salma kembali melembut.

Kalam Cinta Dua SurgaWhere stories live. Discover now