24. Minta Maaf

107 25 6
                                    

Yang akan aku nikahi adalah seorang manusia, bukan malaikat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yang akan aku nikahi adalah seorang manusia, bukan malaikat. Wajar kalau punya ego dan gengsi, tapi bagaimanapun, manusia tetap punya hati yang bisa kembali bersih dengan permohonan maaf.

____________________

"Assalamualaikum warahmatullah ... Assalamualaikum warahmatullah."

Setidaknya ada kemajuan untuk Salma, akhirnya ia bisa ikut sholat berjamaah bersama Abi Uminya dalam keadaan berdiri. Meskipun setelah itu Salma harus segera dipapah karena kakinya serasa tak menapak. Limbung.

"Umi ... kapan Sal bisa pulang? Kangen Jannati," kata Salma seraya membetulkan posisi duduknya di bangsal.

"Sabar, masih ada cek lab lagi sekali, kalau hasilnya bagus besok atau lusa bisa pulang," jawab Umi, tangannya merapihkan kerudung Salma agar rambutnya tidak keluar.

"Sal, setelah pulang nanti jangan ke panti dulu, istirahat total."

"Abi ... Sal bosen, udah istirahat disini seminggu, kenapa harus bedrest lagi?"

Abi mendecak, tatapannya menegas pada putrinya yang seringkali keras kepala. "Kamu harus bisa jaga diri, Sal nggak inget kah kalau posisi Sal itu calon pengantin? Sal mau nikah, harus sehat."

Calon pengantin.

Ah iya, Salma hampir melupakan itu. Akibat dirinya pingsan tiba-tiba dan terkena diagnosis typus membuat semua tugasnya harus diambil alih Abi dan Umi. Yang bisa Salma lakukan hanyalah terbaring tak berdaya dan menerima laporan dari Abi Umi yang sibuk mengurusi banyak hal untuk pernikahannya.

"Maaf ya Abi dan Umi repotnya jadi dua kali lipat karena Salma," ucap Salma sedih.

"Sal sakit kayak gini bukan kehendak Sal, kan?" Abi mengusap puncak kepala Salma. "Banyak ujian menjelang pernikahan, tapi yang Salma harus tau ujian itu yang buat kalian kuat, Sal lagi dihapuskan dosa-dosanya, Afnan lagi diuji kesabarannya, semua ada hikmahnya kan?" tutur Abi seperti biasa menyejukkan hati Salma.

"Jangan banyak pikiran, sekarang Sal fokus sama kesehatan Sal, banyak-banyak berdoa semoga hasil lab nya bagus, okay?" Umi membawa tangan Salma yang terpasang infus untuk ber-high five, setelahnya mereka terkekeh.

"Boleh nggak Salma request?" tanya Salma membuat Umi dan Abi mengerutkan kening.

"Salma bosen banget 24/7 makan masakan rumah sakit, karena Sal udah cukup sehat, Sal mau dong sate kambing di depan rumah sakit ini, Sal bisa liat dari sana," Salma menunjuk jendela besar yang mengarah pada pemandangan jalan raya, "rame terus, ngebayangin dari kemarin kemarin kayaknya enak, please?"

Abi dan Umi nampak menimbang-nimbang, Salma semakin menunjukkan wajah mengibanya yang lebih merujuk pada menggemaskan. Tak tega dengan putrinya, Abi dan Umi mengiyakan permintaan Salma. Setelahnya Salma memejamkan mata seraya mengepalkan tangan geregetan. Terlampau bahagia.

Kalam Cinta Dua SurgaWhere stories live. Discover now