14. Healing Bikin Pusing

1.2K 133 64
                                    

Tak terasa sudah seminggu Heeseung tinggal di rumah Jake dan menjadi pengalaman pertama pula bagi Sunghoon merasakan yang namanya mendaki gunung.

Kejadian dimana Jake dan Sunghoon saling ya...itu...dengan susah payah Jake berusaha mengalihkan pikirannya, tapi tetap saja percuma, karena mau bagaimana? Pelakunya saja tinggal satu atap dengannya, otomatis wajah Sunghoon dimana-mana selalu ada di pandangan Jake.

Jake hanya bisa mengikhlaskan saja, ia kuat kok.

Wajahnya Sunghoon terlihat sumringah sekali saat mereka baru akan memulai pendakian, tak mempermasalahkan barang bawaannya yang menggunung di punggungnya.

Lain halnya dengan Jake, belum apa-apa sudah mengeluh duluan yang capeklah, panaslah, hauslah, pegallah, dan masih banyak lagi. Padahal ini idenya. Sedangkan Heeseung, ia biasa saja.

Jake sengaja membuat agenda mendaki gunung, karena kasihan saja Sunghoon selalu di rumah, jadi rasanya tak masalah sesekali mengajaknya refreshing. Sebenarnya tambah seru kalau mereka berkemah, tapi tak mungkin ia meninggalkan ayahnya sendirian di rumah dengan Layla jadi mereka tak akan sampai di puncak, siang mereka akan pulang.

"Ya! Ya! Ya! Mau kemana?! Jangan keluar jalur Sunghoon-ah!" Jake sudah pusing tujuh keliling, saat Sunghoon keluar jalur malah ikuti tupai berlari.

Sunghoon kembali dengan membawa tupai di tangannya yang menggeliat ingin melarikan diri. Senyumnya lebar, tak peduli Jake yang merengut.

"Sunghoon lepaskan! Nanti kau bisa di gigit dia."

Mulut Jake selayaknya mulut seorang ibu: asin. Kenapa? Karena apa yang keluar dari mulut seorang ibu pasti kenyataan.

Baru saja ia bilang, jari Sunghoon akhirnya di gigit tupai hingga Jake dan Heeseung melihat sendiri bagaimana Sunghoon menjerit kesakitan karena jarinya digigit dan terluka.

"Aish! Apa kubilang! Sini basuh tanganmu dengan air." Jake menuangkan sedikit air minumnya supaya Sunghoon bisa mencuci tangan

"Kita bawa obat-obatan tidak?" Tanya Jake pada Heeseung.

"Tunggu kuperiksa, kalau tak salah aku masukkannya ke dalam tasku." Heeseung menurunkan tas ranselnya ke tanah, ia mengobrak-abrik mencari perlengkapan obat-obatan mereka.

"Kalau tak segera di obati tanganmu, mana tahu bisa kena rabies, nanti kau bisa jadi mayat hidup ihh...grr! Arkk! Ark!" Jake menakut-nakuti Sunghoon dengan berlagak layaknya zombie, wajah Sunghoon mengelak-elak tangan Jake yang bergerak aneh mendalami peran selayaknya zombie.

"Mayat hidup?"

"Iya mayat hidup, zombie yang kita nonton kemarin."

Heeseung diam mendengarkan obrolan random antara Jake dan Sunghoon, ia lambat laun mulai terbiasa dengan percakapan keduanya yang kelewat di luar nalar.

Bukan hal aneh, jika di rumah Heeseung kerap kali mendengar Jake dengan rangkaian kata-kata yang keluar dari mulutnya, seolah mencuci otak Sunghoon dan Sunghoon yang akan diam sambil merenung ucapan Jake. Setelah itu sepupunya akan tertawa puas, melihat reaksi Sunghoon yang sesuai dugaannya.

"Nah ini, obat-obatannya."

Jake menghentikan tingkah konyolnya ketika Heeseung sudah mendapatkan obat-obatan dari dalam ranselnya dan langsung mengobati jari Sunghoon yang terluka.

"Berdo'alah biar kau, benar-benar tak berubah jadi zombie."

"Jake....sudahlah, kau tak lihat wajahnya sudah tegang begitu?"

Selanjutnya sudah bisa Heeseung tebak, Jake pasti akan tertawa, menertawakan Sunghoon lebih tepatnya.

Heeseung menggeleng-geleng dengan senyuman kecilnya melihat tingkah kekanakkan Jake, bahkan ia rasa lebih dewasa Sunghoon meski kadang kepalanya tak nyambung dengan pembicaraan orang.

Sunghoon The Dog | SUNGJAKE [LENGKAP]Where stories live. Discover now