2. Jake

1.8K 222 50
                                    

Happy reading
Jangan lupa voment, terima kasih~
.

.

.

.


Sunghoon mengerjabkan matanya, ada sesuatu yang menarik perhatiannya di jendela mobil, yaitu seekor cicak. Iya ada cicak berkibar-kibar di kaca jendela mobil.

Semakin lekat ia melihat cicak itu bertahan diri dari terjangan angin. Lucu, tapi Sunghoon tidak tertawa sama sekali hanya wajah polos yang ia tampilkan. Rambutnya yang sedikit basah karena keringat yang mana membuat ujung rambutnya menusuk-nusuk ke mata.

Kendaraan beroda empat itu sekarang tengah melaju menuju suatu tempat, dimana tempat itu adalah tempat rahasia yang menjadi mimpi buruk bagi korbannya.

Di luar masih gerimis, Sunghoon ingin sekali bermain hujan. Tapi tidak mau main sendirian, ia selama ini belum pernah bermain di bawah rintikan hujan. Pasti menyenangkan bermain hujan.

"Tadi sungguh luar biasa, benar,'kan bos?" Ucap anak buahnya yang sedang mengemudi.

"Hm, dan si sialan itu masih berani mau bermain curang. Maunya tadi dia juga dibunuh." Paman Sunghoon dan kedua anak buah kepercayaanya tergelak lepas, membayangkan jika tadi mereka membiarkan Sunghoon membunuh teman lamanya itu.

"Ini berkat kerja keras Sunghoon, ini hadiah untukmu." Paman Sunghoon menyodorkan satu buah sosis pada ponakannya itu, yang segera dimakan dengan rakus oleh Sunghoon langsung dari tangannya.

Mobil mereka telah sampai ke tempat yang di maksud, Jong Suk langsung di sambut anak buahnya yang memang dikerahkan untuk berjaga di gedung yang kalau dilihat dari luar, tertulis tempat pijat padahal dalamnya tidak mencerminkan tempat pijat. Dan tempat itu jauh dari pemukiman.

Sunghoon mengekor bak anak itik mengikuti kamanapun induknya pergi, sesaat menginjakkan kakinya memasuki gedung itu, aura tak nyaman menyerbu Sunghoon. Ini pertama kalinya ia diajak kemari.

Langkah mereka melewati lorong yang sejak awal kaki melangkah, sudah disambut rintihan atau bahkan desahan dari para gadis di balik pintu beberapa bilik tersebut, karena memang ada pelanggan Jong Suk yang memakai mereka.

Beberapa ada yang pintunya dibiarkan terbuka sedikit, maka bisa dilihat wanita-wanita disana setengah telanjang atau berpakaian minim dengan tangan terikat dan mereka terlihat lemas dengan wajah pucat.

Sunghoon hanya bisa terbingung tanpa bisa menanyakan apapun pada paman atau anak buahnya. Membiarkan banyak pertanyaan di kepalanya seperti, kenapa bisa para wanita itu ada disini? Kenapa keadaan mereka memperihatinkan? Mereka kenapa sebenarnya?

Rasa kebingungannya buyar saat matanya terpaku pada seorang pemuda, berambut cokelat gelap dengan tangan di ikat dan mulut di lakban.

Diantara semuanya, dialah  satu-satunya seorang pria. Tapi untungnya kondisinya dalam keadaan lengkap, hanya wajahnya saja yang kacau karena jejak air mata serta kelopak matanya yang sembab dan memerah.

"Kenapa ini?" Tunjuk Jong Suk pada pemuda itu.

Sunghoon ingat wajah ini, si pemilik payung merah tadi. Bedanya kali ini ia tak memakai kacamata karena bisa dilihat, kacamata itu ada disampingnya dalam keadaan rusak total.

"Dia ini tadi mencoba membebaskan salah satu gadis saat akan dibawa kemari. Jadi karena kupikir... dia lumayan, sekalian saja aku membawanya juga bos."

"Benar bos, mana tahu pelanggan kita juga mengincar pria sebagai budak seks."

Paman Sunghoon menatap pemuda itu yang mana rautnya sudah ketakutan, saat mendengar nasibnya yang akan di jadikan budak pemuas nafsu para pria berhidung belang.

Sunghoon The Dog | SUNGJAKE [LENGKAP]Where stories live. Discover now