3. Eceng Gondok Hidup, Ikan Mati

17 9 1
                                    

Recommended song to be played:
Beranjak Dewasa - Nadin Amizah
.

....

Sebagai yang tertua di panti asuhan, Sora memiliki tanggung jawab yang banyak dan berat. Dimulai dari memasak, membantu Bu Halimah, Ibu Panti, mengurus anak panti lainnya, kadang pula membantu anak panti untuk belajar, dan masih banyak lagi.

Sebenarnya, ini bukan titah dari Bu Halimah, melainkan keinginan Sora sendiri. Sora tak punya waktu belajar karena semua itu. Namun, Sora merasa itulah yang harusnya ia lakukan, bahkan ia merasa apa yang dilakukannya belum seberapa. Ia berpikir, bukankah seharusnya ia sudah keluar dari panti dan mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri?

Sora sudah kepikiran ini sejak lama, tapi ia tak mengatakan apapun ke Bu Halimah. Dan kali ini, ia akan memberanikan dirinya untuk mengatakan itu semua.

Sembari Sora memasak dan Bu Halimah mencuci piring, gadis itu berdeham. Lalu membuka pembicaraan.

"Bu, kalau Sora kerja sambilan, Ibu gapapa?"

"Kenapa mau kerja sambilan? Kamu mau beli sesuatu?"

Tanggapan Bu Halimah hanya seperti itu. Belum terpikirkan olehnya bahwa anaknya itu ingin benar-benar fokus kerja dan mengesampingkan pendidikannya.

"Nggak sih, Bu. Cuma biar ada pendapatan aja, biar bisa tambah-tambah uang buat panti juga, Bu." Itu tidak sepenuhnya bohong, Sora memang ingin bekerja agar sebagian gajinya bisa diberikan untuk panti.

"Ra, kamu sekolah pulang sore. Mau kerja sambilan kapan? Yang ada kamu gak punya waktu istirahat. Tugas kamu sekarang ya belajar, Ra."

"Lagi pula Sora gak bakal bisa kuliah, Bu. Sora harus cari kerja. Sora gak pinter, lembaga mana yang mau membiayakan Sora?"

Saat itu juga Bu Halimah mengehentikan aktivitasnya. Badannya memutar menghadap Sora. Wajahnya kini berubah serius.

"Apapun caranya, Ibu bakal mengusahakan agar kamu kuliah, Ra. Ibu punya permintaan."

Sora juga ikut menghentikan aktivitasnya memotong bawang. Ia tak berani menatap Bu Halimah. Entah kenapa ia ingin menangis. Seperti yang dikatakan Nalen, ia takut mengecewakan sekitarnya.

"Kamu harus kuliah, jadilah guru untuk adik-adikmu. Ibu akan berusaha untuk biayai kuliahmu."

Saat itu juga, air mata Sora menitih. Meski Bu Halimah bukan Ibu kandungnya, tapi Bu Halimah mengasuhnya seperti darah daging sendiri. Bu Halimah tak memiliki anak, dan suaminya telah meninggal sejak tahun ke-10 pernikahannya. Karena suaminya tak memiliki keluarga selain Bu Halimah, maka harta warisan suaminya semua jatuh kepada Bu Halimah.

Bagi Bu Halimah yang tidak bisa memiliki anak, mencari pendamping hidup tak lagi berarti. Harta warisan yang dimilikinya ia gunakan habis-habisan untuk membangun panti asuhan kecil. Dan nyatanya dia mendapatkan kebahagiaannya, mengasuh anak-anak tak berdosa dan malang yang ditinggal oleh orang tua kandungnya. Wanita itu bahagia, kini ia memiliki anak-anak yang mengisi hari-harinya.

Seiring waktu berjalan, sumbangan dari lembaga-lembaga maupun komunitas kecil berdatangan. Rezekinya lancar berkat anak-anak baik yang diasuhnya. Anak-anaknya kini beranjak dewasa. Sora sebagai anak tertua sangat dekat dengan Bu Halimah. Wanita itu ingin anak-anaknya sukses, ia akan merasa bersalah jika anak-anaknya tidak tumbuh menjadi orang berpendidikan.

"Bu, Sora gak apa-apa. Adik-adik lebih membutuhkan pendidikan, Bu. Sora yang akan kerja untuk mereka, dan untuk Ibu." Sora menarik napas dalam, mengembuskannya perlahan, berusaha agar tangisannya tak pecah di depan Bu Halimah.

Sora ZamoraNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ