12

1.6K 93 0
                                    

📍 Basecamp Star, 05:23 -

Mark terdiam saat sebuah kepala menggelinding tepat menyentuh ujung sepatunya. Itu kepala Giselle.

Mark mengangkat pandangannya dengan pelan, lalu dia menangis sambil berlari cepat untuk memeluk tubuh Donghyuck.

"I Miss you My Boo. Miss fucking so bad!" ucap Mark sambil menangis meraung-raung.

Sosok Haechan di dalam tubuh Donghyuck juga menangis keras. Dibalasnya pelukan Mark dengan sangat erat.

"Hiks! Dari awal ... Dari awal saat aku lihat Donghyuck, dia benar-benar mirip sama kamu, Sayang. You guys are like the same person. Tapi, Haechan-ku sosok pemberani yang bisa melawan semua orang, bahkan melawan dunia yang kejam."

"Donghyuck orang lemah yang punya wajah yang sama sepertimu. Sometimes I think buat jadiin Donghyuck penggantimu. Tapi, dia bukan kamu, Sayang. It's not you."

"Bahkan seribu orang yang punya wajah seperti kamu, tetap mereka gak bisa ganti posisi kamu, Sayang. Haechan-ku tetap Haechan-ku!"

Mark menangis meraung-raung sambil terus mengutarakan isi hatinya yang gelisah karena kepergian sang kekasih.

"Besok aku bakalan balik ke Indonesia. Artinya, aku udah gak bisa berada di tubuh ini."

Mark tersenyum lebar.

"That sounds good! Kita bisa kembali seperti dulu, Sayang," ucap Mark senang.

Donghyuck menggeleng pelan.

"Gak bisa, Mark. Aku udah gak bernyawa."

Mark menangis saat mendengar jawaban Haechan.

"Sebelum aku pergi, tolong minta keluargaku biar makamku dan Donghyuck berdekatan. Untuk itu jasad Donghyuck, jasadnya ada di rumah Jaemin. Nanti biarkan Donghyuck didoakan di mansion keluargaku. Biarkan semua pemakaman Donghyuck diurus keluargaku," jelas Haechan lembut.

Mark menggeleng. Dia menepis tangan Haechan yang mengelus pipinya.

"Mana janji kamu yang bakalan selalu ada buat aku, Haechan?! MANA?!"

Haechan terduduk lemas dengan mata yang tak henti menangis.

Mark mengusap wajahnya dengan kasar.

"Dimana?" tanya Mark dengan suara yang hampir menghilang.

Mark sujud di depan Haechan.

"Kembali, Sayang. Kembali ... Aku menunggu kamu..." lirih Mark.

"Aku mau cuddle, Sayang..." lanjutnya.

"Aku mau cuddle, Haechannnnn! Aku capekkkk!"

"Sini, Sayangku."

"Cantikku tiap hari selalu segar ya? Huh ... Mau kuterkam rasanya. Tapi, belum halal. Kapan sih kamu mau nikah sama aku, Chan?"

"Hum ... Tunggu sampai aku sukses ya."

"Lama. Aku maunya sekarang. Aku takut kamu dimilikin orang lain."

"Maaarkkkk! Maaf ka ... Karena tidak menepati ja ... Janji."

"BANGSAT! SIAPA YANG NYELAKAIN KAMU, SAYANG?! AMBULANCE! AMBULANCE!"

"BANGUN HAECHAN-KU! BANGUN SAYANGKU! BANGUN!"

Haechan dan Mark sama-sama menangis. Mereka sama-sama tersiksa akan keadaan mereka sekarang.

Haechan merangkak dan membantu Mark agar berhenti bersujud. Dia dengan penuh kasih memeluk Mark.

"Jangan pergi! Tolong jangan pergi! Hiks!"

Mark terus menangis tanpa henti, sedangkan Haechan sebisa mungkin menghentikan tangisan kekasihnya itu.

"Aku tunggu di pemakamanku ya? Tolong jangan menangis di sana," pinta Haechan lembut.

"Bangsat! Kamu minta aku buat nangis, sedangkan yang meninggal itu orang tersayang ku?! Kamu gila?! Ha?!" marah Mark.

Haechan tak kuasa melihat pedihnya Mark, lalu dengan begitu erat dia memeluk sang kekasih.

"Aku sayang kamu, Haechan. Kenapa harus menghukum aku begini?" tanya Mark sambil menundukkan kepalanya dengan dalam.

Haechan menangis pelan.

"Jangan pergiiiii!" lirih Mark.

Mark memeluk Haechan erat. Menyalurkan rasa rindu dan rasa sakit yang entah tak berujung.

"Aku mencintaimu, Mark. Bahkan sampai aku mati..." lirih Haechan.

"Aku juga. Amat sangat cinta," jawab Mark.

Detik itu, pelukan Haechan melemah disertai napasnya yang tak terasa lagi.

"HAECHAN!"

Mark berteriak keras.

Mark menciumi wajah pucat Donghyuck.

"Bangun, Sayang! Bangun!"

"Mark ... Jenazah Haechan sudah di kediamannya," ucap Jaemin yang baru tiba bersama Jeno.

- 🤍🤍🤍 -

Replacement | MarkhyuckWhere stories live. Discover now