08

1.5K 144 9
                                    

📍Party Night, 23:12 -

Mark terus bergerak gelisah sambil menunggu kehadiran Donghyuck di acara malam pesta sekolah mereka. Dia tak sabar untuk bertemu Haechan, walaupun bila dipikir-pikir itu adalah hal yang sangat mustahil.

Ponsel Mark berbunyi membuat Mark dengan segera memeriksa ponselnya.

=> Donghyuck : Tepat jam 00:00, Haechan-mu akan datang.

Mark langsung tersenyum lebar saat membaca pesan dari Donghyuck, tetapi senyumannya memudar saat dia kembali mendapatkan sebuah pesan dari pemuda berkulit karamel itu.

=> Donghyuck : Tapi, kali ini dia datang tanpa hati.

Mark memejamkan matanya dan meyakinkan dirinya kalau dia akan menerima semua resiko yang ada. Ini yang dia inginkan dan yang selama ini dia tunggu.

Mark menatap jam tangan yang dia kenakan, sekarang sudah jam sebelas dua puluh menit. Empat puluh menit lagi dia akan bertemu dengan Haechan-nya. Cantiknya.

Saat Mark hendak berjalan ke arah prasmanan, suara kegaduhan tiba-tiba terdengar dari belakangnya.

Mark membalikkan badannya, betapa kaget dirinya saat melihat seorang wanita tengah dirundung habis-habisan.

Mark sangat kenal dengan wanita itu, walaupun wanita itu sekarang tidak lagi memiliki wajah yang menjijikkan seperti beberapa bulan yang lalu.

Wanita itu tidak lagi berbau anyir dan menyengat. Bahkan wajahnya sekarang sudah kelihatan bersih, walaupun ada sedikit bekas luka.

"Lo pikir dengan cara lo yang berubah kayak gini, kita bakalan lupa tentang siapa lo di masa lalu?! Lo itu cuma cewek bau busuk yang jadi hama di lingkungan kita! Di mana teman bodoh lo yang ngundang lo datang ke pesta ini?!" tanya Minji sambil menumpahkan sebungkus minyak goreng di atas kepala Dongsokie.

Dongsokie memejamkan matanya sambil mengepalkan kedua tangannya dengan begitu kuat di bawah sana.

Wendy tertawa meledek saat melihat Dongsokie yang tampak terdiam dan tak memberikan perlawanan sama sekali. Wendy dengan senang memecahkan sebuah telur di atas kepala Dongsokie, membuat semua orang yang ada di sana kembali bersorak dengan begitu senang.

Mark berjalan cepat ke arah kerumunan itu, berniat untuk menolong Dongsokie yang sekarang seakan-akan dijadikan sebuah permainan yang menuntaskan hasrat kejahatan mereka.

Saat beberapa langkah lagi Mark mendekati Dongsokie, lampu pesta tiba-tiba mati seluruhnya. Tak ada cahaya sama sekali.

Tapi, beberapa detik berikutnya, lampu pesta itu kembali hidup.

Semuanya kaget karena Dongsokie tak ada di tempatnya semula setelah lampu menyala sama seperti di awal acara.

"The fuck! Di mana si buruk rupa itu?!"

"Sial! Acara pesta topengnya langsung kacau karena tiba-tiba dia datang."

"Gara-gara si Donghyuck nih! Temennya datang!"

"Mainan kita gak ada?!"

"Padahal gue senang banget tadi lihat dia menderita."

"Tapi, gimana bisa dia secepat itu pergi pas lampunya padam. Tadi padamnya lima belas detik an, kan?!"

Semuanya bertanya-tanya tentang di mana Dongsokie, hingga kali kedua lampu itu kembali padam dan terdengar suara teriakan yang menggema di dalam pesta gelap itu.

"Aaaaaaa!"

"Sakit!"

"Aaaaakh!"

Teriakan menggema dan menyakitkan itu berlangsung sekitar beberapa menit.

Mark terdiam, merasa Dejavu.

Mark menjatuhkan pandangannya untuk menatap jam tangannya.

"00.00"

Detik berikutnya, teriakan terhenti dan hanya ada suara ringisan. Tak lama, sebuah lampu besar menyorot tepat di atas panggung.

Mark mematung.

Giselle tiba-tiba menepuk pundak Mark dari belakang.

Mereka saling menatap satu sama lain di tengah remang-remang nya cahaya.

"Welcome bitches..." lirih Mark.

"Lee ... Lee Haechan ... He ... Here..." sambung Giselle penuh takut.

"Welcome bitches! Lee Haechan here!"

Suara itu terdengar setelah setengah tahun lamanya.

Mata Mark beradu tatap dengan pemuda berkulit karamel yang ada di atas panggung.

"It's show time!" lanjut si pemuda berkulit karamel dengan mulut bergerak tanpa suara.

Mark berkaca-kaca.

Giselle mematung hebat.

"Dongsokie, apa hukuman untuk orang seperti mereka? Sok suci dan sok berkuasa?" tanya sang pemuda berkulit karamel.

"Balas dendam untuk kematian sahabatku, Seo Donghyuck," balas Dongsokie sinis, yang tiba-tiba muncul tepat di belakang seluruh tamu undangan pesta dengan tangan yang terbalut knuckle.

- 🤍🤍🤍 -

Replacement | MarkhyuckWhere stories live. Discover now