10

1.6K 117 2
                                    

Mark dapat mendengarkan suara tangisan dan bahkan teriakan pilu di tengah kegelapan itu.

Suara kulit yang bersentuhan dengan kulit juga terdengar pada kedua rongga telinganya. Dia bahkan tahu dengan jelas, beda suara tamparan dan juga pukulan.

Giselle bergerak perlahan mundur saat sadar akan sesuatu bahaya yang mengintai dirinya. Tak lama tamparan keras didapatkan oleh Giselle, lalu setelahnya dia merasakan rambutnya yang ditarik dengan paksa.

Punggung Giselle perih dan juga kebas saat punggungnya diseret di atas lantai tanpa henti. Giselle bahkan sadar kalau dia diseret keluar dari aula.

"Mark!"

"Mark!"

"Mark!"

"TOLONG!"

Giselle terus berteriak meminta tolong agar seseorang bisa menolongnya. Tapi, tak ada yang mampu menolong satu sama lain di tengah gelap gulita yang mencekam ini.

Suara permintaan tolong yang begitu keras mengaung di dalam aula. Bahkan Mark juga bisa menebak kalau ada beberapa murid yang sudah meninggal.

Saat memasuki jam dua tepat, lampu pesta itu tiba-tiba menyala.

Mata Mark membulat lebar karena tak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang.

Semua murid atau lebih tepatnya para pengunjung pesta, mereka terluka dan bahkan ada yang sudah tak bernyawa lagi di atas lantai.

Mark mengarahkan pandangannya untuk menatap ke atas mimbar. Sosok Donghyuck yang dia cari tak muncul di atas mimbar.

Seseorang tiba-tiba merangkul pundak Mark dari belakang, membuat Mark dengan refleks menatap ke arah sosok itu.

"Lo bisa tebak ini perbuatan siapa, kan?" tanya Jaemin.

"Haechan," jawab Mark lirih.

"Iya. Dia selama ini kritis karena rohnya berpindah ke raga lain. Dan kita udah tahu itu setelah setengah tahun lebih," jelas Jaemin.

Mark menggeleng.

"Kalian terlibat dengan kasus ini? Star terlibat dengan kekacauan pesta ini?" tanya Mark tak habis pikir pada anggota gengnya itu.

"Bahkan sebelum Haechan kritis, kita udah geram dan mau banget hajar semua pelaku perundungan di sekolah ini. Apa lo lupa satu fakta yang pernah dibilang sama Renjun?" tanya Jaemin.

Mark mengangkat alis kanannya dengan tinggi.

"Sosok lemah, kulit kelihatan dekil, dan mata yang terus menangis kalau lagi diledek itu adalah Donghyuck. Orang yang selama ini gue cari bareng anggota Star yang lainnya. Lo lupa kalau sosok yang nggak sempurna itu berhasil narik perhatian kita?" tanya Jaemin.

"Kita rela masuk penjara asalkan dendam yang ada di hati Donghyuck udah tercapai dan dia bisa mati dengan tenang di surga sana," sahut Renjun.

"Tapi, kalian semua udah kelewatan banget. Diantara mereka ada yang beberapa udah meninggal!" marah Mark.

"Bahkan yang langsung meninggal itu enggak setimpal dengan perbuatan yang pernah dia buat sama Donghyuck! Dia langsung mati tanpa ngerasain penderitaan lebih lama kayak Donghyuck! Kenapa lo kasihan sama orang kayak mereka?!" sinis Jisung.

"Lo tenang aja kalau emang lo mau nama lo tetap bersih. Serahin semua ini sama kita berempat," ucap Chenle.

"Dan satu lagi ... Giselle sekarang dalam bahaya di gudang Base. Haechan jadiin dia target utama buat dijadiin lalapan di Base nanti," lanjut Chenle.

"Ayo kita bersihin mereka semua. Yang meninggal buang aja di sungai, sedangkan yang hidup kita bawa ke tempat eksekusi. Jangan sampai ke sisa!" perintah Jaemin.

Chenle, Jisung dan Renjun dengan segera mengikuti perintah Jaemin, sedangkan Mark menatap kekacauan yang ada di hadapannya dengan tatapan yang tak percaya.

Pesta ini berakhir dengan perang darah. Ada beberapa nyawa yang pergi dan yang masih hidup memiliki luka yang cukup parah.

Benarkah ini setimpal agar Donghyuck merasa tenang karena dendamnya terbalaskan?

- 🤍🤍🤍 -

Replacement | MarkhyuckWhere stories live. Discover now