Kisah Galang Dan Sisi (part flashback)

Start from the beginning
                                    

"Gue tahu arah pembicaraan Lo." Potong Sisi. Perlahan pandangannya turun dan melirik Galang yang tatapannya terlihat gelisah.

"Gue menghargai Lo sebagai suami, Lang. Tapi sorry, gue belum siap untuk melayani elo." Sisi berkata dengan nada lirih. Dia benar-benar tak siap bahkan mungkin tak akan pernah siap untuk menyatukan diri dengan Galang.

Galang memberikan anggukan sebagai tanda bahwa dirinya memahami penolakan Sisi. Tapi, mereka tidak bisa terus seperti ini, kan?

"Si, waktu itu terus berjalan, begitu juga dengan hidup kita. Kita harus tetap menjalani kehidupan ini walaupun gue tau gak mudah buat Lo. Tapi, Lo harus bisa melihat sekitar Lo. Ada bangsa serigala yang butuh kita! Butuh sosok yang suatu saat menggantikan kita memimpin mereka," ucap Galang.

"Apa Lo sendiri beneran udah siap? Gue tahu Lo gak ada perasaan sedikitpun sama gue. Kita gak saling cinta, Lang. Dan gue gak bisa lakuin itu tanpa cinta,"

Galang hanya mampu menghela napas. Galang tahu Sisi tak akan mungkin jatuh cinta kepada dirinya begitupun ia tak akan mungkin mencintai Sisi seperti ia mencintai Selena. Ia tak bisa memaksa Sisi karena sejujurnya dia pun belum sepenuhnya siap.

Galang akhirnya terpaksa kembali memberikan waktu kepada Sisi dan kepada dirinya sendiri.

Waktu terus bergulir hingga tiga ratus tahun kemudian keadaan sudah jauh lebih membaik.

Banyak serigala-serigala baru yang merupakan keturunan murni dari bangsa serigala. Galang berhasil membangun kembali peradaban bangsa serigala hingga mereka terbagi untuk menempati beberapa wilayah.

Sisi begitu bahagia melihat bangsa serigala bisa bangkit dari keterpurukan. Dua ratus tahun terakhir dia menyibukkan diri dengan membantu Galang agar bisa melupakan Digo, walau tidak mungkin bisa, tapi setidaknya dia bisa lebih ikhlas melepaskan Digo.

Sisi pun tak memungkiri bahwa bangkitnya bangsa serigala tak akan terjadi bila tak ada Galang. Ia kagum dengan kerja keras laki-laki itu sampai bisa mencapai keberhasilan ini.

"Makasih ya, Lang."

Galang sontak menoleh pada Sisi yang tiba-tiba mengucapkan kata terima kasih. "Makasih buat apa?" Tanyanya bingung.

Sisi tersenyum manis membuat perasaan Galang menjadi lega. Lima ratus tahun lamanya wanita itu terlihat begitu murung, sekarang dia dapat melihat lagi senyum di wajahnya.

"Atas kerja keras Lo, bangsa serigala bisa bangkit seperti sekarang."

Galang terkekeh. "Ini semua bukan karena gue sendiri, Si. Ini karena kita semua. Kita gak menyerah dan punya keinginan untuk bangkit," balas Galang.

Sisi mengangguk setuju.

"Apa Lo juga punya keinginan untuk bangkit, Si?" Pertanyaan Galang seketika membuat Sisi menatapnya dengan lekat.

"Lima ratus tahun kita jalani. Tapi, ikatan yang terjalin diantara kita hanya sebagai Raja dan Ratu Serigala, bukan sebagai suami dan istri."

Sisi terhenyak ketika merasakan tangannya diraih Galang. Pandangannya menurun menatap tangan kekar Galang yang menggenggam tangan kanannya.

"Berapa lama lagi gue harus menunggu momen itu, Si? Atau kalau memang Lo beneran gak bisa, lebih baik akhiri aja hubungan kita ini."

Sisi terdiam memikirkan perkataan Galang. Mengakhiri hubungan dengan Galang memang pernah terlintas di pikirannya. Namun, setelah dua ratus tahun ia jalani bersama Galang, dia sadar bahwa ia membutuhkan laki-laki itu.

Sisi butuh Galang untuk menenangkannya dikala menangis karena teringat pada Digo. Sisi butuh Galang yang selalu mencoba menghiburnya dengan lelucon. Yang lebih Sisi butuhkan dari sosok Galang adalah mendampinginya dalam memimpin bangsa serigala.

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now