Chapter 13

1.9K 253 534
                                    

Chanyeol memandang Zero-One dengan penuh tanya. Mengapa tiba-tiba rekannya itu ingin melakukan interogasi kepada Choi Dongwon dan Kwon Seohyeon secara pribadi?

"Kenapa?" tanya Chanyeol karena sebagai pemimpin Silver Elite dia berhak tahu.

"Saya... harus mengkonfirmasi sesuatu"

Zero-One adalah orang yang tegas. Wanita itu tahu apa yang harus dikatakan atau apa yang ingin dia bicarakan. Namun sekali lagi, keraguan itu terdengar jelas dalam suaranya.

"Katakan dengan jelas"

Zero-One menatap Chanyeol sebentar sebelum menurunkan pandangannya. "Saya berharap anda mengizinkan saya untuk menginterogasi mereka"

Itu tidak menjawab pertanyaannya namun Chanyeol memilih untuk tidak menekannya. Zero-One bukan orang yang baru dia kenal jadi setiap tindakannya pasti memiliki alasan. Lagipula wanita itu tidak melakukan sesuatu tanpa sepengatahuannya. Melihat bahwa Zero-One meminta izin darinya seperti ini. Jadi Chanyeol memilih untuk membuat kesepakatan.

"Aku mengizinkan dengan syarat kau harus memberitahuku setelahnya apa yang telah kau konfirmasi"

Terdapat keterdiaman diantara keduanya untuk beberapa saat sebelum akhirnya Zero-One mengangguk. "Saya pastikan untuk memberitahu anda. Terimakasih, Zero"

"Ada hal lain yang harus kuketahui?"

"Tidak. Itu saja yang ingin saya sampaikan"

"Kau boleh pergi"

Zero-One membungkukkan badannya kemudian berjalan keluar dari ruangannya.

.

.

.

Secara umum aroma dominan pada unit kesehatan tidak jauh dari antiseptik, sedikit pahit, dengan aroma buatan seperti yang terkandung dalam sabun dan pembersih. Terutama pada bagian kamar pasien, baunya akan semakin menyengat daripada bagian dari unit kesehatan lainnya. Akan tetapi, khusus kamar atau ruangan dimana Baekhyun di rawat bau cairan antiseptik sedikit dikurangi. Tujuannya agar membuatny a merasa nyaman terlebih jika melihat riwayat pengalaman buruk yang pria mungil itu lalui. Selain itu, sprei ranjang dan sarung bantal yang semula berwarna putih diganti menjadi warna yang lebih hangat. Begitu juga dengan perabotan bercat putih di dalam kamar yang memungkinkan untuk diganti.

Chanyeol baru menyelesaikan pertemuannya dengan wakil direktur operasi ketika mendapatkan panggilan dari unit kesehatan bahwa Baekhyun telah sadar. Dia yang memiliki rencana berkunjung ke unit lapangan 1 akhirnya menundanya dan memilih untuk segera menuju ke unit kesehatan.

Begitu masuk ke unit kesahatan, dia lebih dulu bertemu dengan dokter Ko. Wanita itu memberitahu bahwa seluruh vital Baekhyun dalam keadaan yang baik. Tidak ada luka berarti selain memar pada pergelangan kaki dan kedua tangannya.

"Untuk sementara waktu, tolong hindari pembicaraan terkait kejadian yang menimpa Baekhyun-ssi" pesan dokter Ko dan dibalas anggukan oleh Chanyeol sebelum pria itu mendorong pintu kamar tempat Baekhyun berada.

Pemandangan pertama yang dia lihat adalah Baekhyun yang bersandar dengan posisi ranjang yang dibuat sedikit lebih tinggi. Mendengar suara pintu yang dibuka, pria mungil itu otomatis menolehkan kepalanya. Sepasang lautan malam dan bulan sabit itu bertemu. Bibir kecil Baekhyun melengkung ke bawah dengan mata yang telah berkaca-kaca saat mengetahui siapa yang datang. Chanyeol segera mendekat dan memeluknya.

"Shh, tidak apa-apa. Semuanya baik-baik saja"

Chanyeol berusaha menenangkan Baekhyun dengan mengelus punggung sempitnya. Suara isakannya sedikit teredam di atas bahunya. Setelah beberapa menit berlalu tangisannya perlahan berhenti. Chanyeol menarik tubuhnya dan membersihkan lelehan air mata dari kedua pipi kurus pria di depannya. Membawa jarinya ke atas, menyentuh ujung bulan sabitnya yang basah dan menyeka sisa air mata disana. Warna merah mata yang sembab begitu kontras dengan kulit pucatnya.

DARK MARE (chanbaek)Where stories live. Discover now