Chapter 6

1.7K 245 177
                                    

Wanita dengan rambut pendek sebahu itu mengulas senyumnya saat rumah putranya mulai terlihat. Ketika mobil semakin dekat, salah satu dari dua penjaga yang berdiri di gerbang berlari untuk kemudian membungkuk untuk memberikan salam. Park Seolhwa menurunkan kaca mobilnya dan mengangguk untuk membalas sapaannya.

“Nyonya Park”

“Selamat siang. Bisakah kau membuka gerbangnya?” tanya Seolhwa. Wanita itu sedikit mengerutkan keningnya ketika penjaga hanya terdiam seperti tengah memikirkan sesuatu.

Apakah ini karena kunjunganku yang tiba-tiba? Park Seolhwa membatin.

“Aku sudah memberitahu putraku akan berkunjung kesini” tambah Seolhwa. Walaupun pesannya tidak dibalas begitu juga dengan panggilannya yang tidak diangkat, itu masih terhitung bahwa dia telah memberi kabar kepada Chanyeol perihal kedatangannya.

“Baik, nyonya Park. Mohon maaf telah membuat anda menunggu” ucap penjaga itu kemudian mengangguk kepada rekannya dan kemudian pintu gerbang mulai terbuka. Ketika mobil Park Seolhwa masuk, kedua penjaga itu kembali membungkuk memberikan hormat.

Menekan pedal gasnya, Park Seolhwa kemudian mengendarai mobilnya untuk masuk. Sepasang matanya beberapa kali memperhatikan halaman juga bangunan rumah putranya. Bagaimanapun, ini adalah kunjungannya yang kedua kesini dimana yang pertama adalah saat makan malam untuk merayakan ulang tahun Chanyeol. Itu bahkan sudah sangat lama jika wanita itu mengingatnya lagi. Seolhwa tahu bahwa putranya lebih sering di apartemen daripada rumah ini, jadi ketika dulu pertama kali datang rumah ini terkesan kosong, begitu juga dengan tamannya. Namun sekarang, Seolhwa menyadari bahwa beberapa tanaman baru tumbuh juga bunga-bunga yang belum pernah dia lihat saat pertama kali kesini.

Wanita itu sebenarnya kesini juga karena penasaran apakah Chanyeol mungkin telah membeli beberapa perabotan melihat putranya yang tiba-tiba meminta dua pelayan dari kediaman utama. Seolah-olah putranya akan pindah kesini. Seolhwa tentu tidak ada masalah dengan hal itu.

Setelah memarkirkan mobilnya, Park Seolhwa turun dan mengambil sekotak kimchi ukuran besar dan beberapa suplemen untuk putranya. Ketika melangkah untuk masuk ke rumah Chanyeol, Seolhwa tersenyum saat melihat bibi Jang yang sedikit berlari untuk menghampirinya.

“Nyonya! Astaga, kenapa nyonya tidak menghubungi saya?” ucap bibi Jang sambil meraih kotak kimchi juga kantong berisi beberapa kotak suplemen dari tangan Park Seolhwa.

“Kejutan! Aku kemarin dan hari ini sebenarnya telah memberitahu putraku, tapi dia sama sekali belum membalas maupun mengangkat panggilanku” jelas Seolhwa sambil keduanya berjalan masuk ke dalam. Memperhatikan sudut-sudut rumah ini, Seolhwa menilai bahwa tidak banyak yang berubah sejak dia terakhir kesini.

“Tuan muda Park sepertinya sedang sibuk”

“Anak itu tidak pernah tidak sibuk. Apa dia bahkan pulang kesini?” tanya Seolhwa. Wanita itu menghentikan langkahnya saat sesuatu dari ruang tengah menarik perhatiannya. Memutar tungkainya, Seolhwa kemudian menghampiri benda yang tergeletak di sofa ruang tengah. Kemudian menyadari bahwa itu adalah peralatan merajut dan sebuah rajutan yang belum selesai. Tangannya terulur untuk mengambilnya bersama dengan pertanyaan di dalam kepalanya.

“Tuan Park terkadang pulang jika… nyonya?”

“Apakah bibi sedang merajut?” tanya Park Seolhwa. Bibi Jang yang melihat itu langsung menurunkan barang bawaan Park Seolhwa dan berlari menghampiri wanita itu.

Jang Hyeja sedikit panik segera membereskan peralatan merajut itu juga mengambil rajutan yang belum selesai dari tangan Park Seolhwa. “Um, ya, saya baru memulainya dan mungkin tidak terlalu pandai” ucap Jang Hyeja sambil tersenyum canggung.

DARK MARE (chanbaek)Where stories live. Discover now