Prolog

4.5K 382 109
                                    

Dunia fana ini dipenuhi dengan berbagai hal yang mengerikan. Salah satunya adalah keserakahan manusia. Semua yang ada pada kehidupan memiliki batasnya masing-masing. Namun beberapa manusia yang dikendalikan oleh keserakahan seolah ingin melampauinya. Apa yang mendorong mereka berbuat demikian? Apapun alasannya, sebelum rasa puas terpenuhi keserakahan akan terus membelenggu hingga logika terkikis habis dan rasa kemanusiaan perlahan terlupakan.

.

.

.

Yongdang-dong, Nam-gu, Busan

Busan Port Terminal

Sepasang mata memperhatikan sekelilingnya dengan pandangan yang tajam seperti belati di antara jari tangannya. Sarung tangan miliknya tidak dapat menahan udara dingin di jam 2 pagi. Rasa bosan mulai mendera namun tidak lama kemudian suara rekannya terdengar dari alat bantu komunikasi yang terpasang di telinga.

“Target menuju titik temu. 45 detik”

Ekor matanya bergulir ke kanan ketika samar-samar suara mobil terdengar. Menekuk belatinya, Park Chanyeol kemudian menyimpan benda kecil itu di sakunya. Dia memeriksa peluru dalam glock-nya sebelum turun dari mobil. Kemudian memasukkannya ke dalam sarung pistol dan melangkah tenang menghampiri mobil target. Kakinya berhenti, tepat memberi jarak keduanya kurang lebih 10 meter. 

Ketika orang yang berada dalam mobil tidak segera turun, Sehun yang merupakan rekan Chanyeol bertugas mendecakkan lidahnya. Padahal suhu menyentuh minus 6 namun seseorang justru membuang-buang waktu mereka.

“Hei, segera turun” ucap Sehun ketika menyadari perubahan wajah ketua unitnya.

Pintu mobil terbuka dan seorang pria paruh baya keluar dari mobil. Pria tua itu terlihat berusaha keras menyembunyikan rasa gugupnya. Kelereng gelap Chanyeol melirik satu orang yang masih berada di dalam mobil. Pandangannya beralih pada Sehun dan tanpa diperintah dia langsung menarik paksa pria yang duduk di kursi kemudi untuk keluar.

“Baiklah, mari kita selesaikan dengan cepat” Chanyeol memulai. “Dimana bubuk (narkoba) itu diantara peti kemas disini?”

“Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Siapa kau?”

Ketika suaranya meninggi di akhir kalimatnya, Chanyeol langsung tahu bahwa orang tua di depannya sedang berpura-pura bodoh.

“Tuan Liu, aku tidak memiliki waktu untuk perkenalan diri. Daripada itu, Biro Administrasi Industri dan Perdagangan akan tidak senang jika tahu kau berada disini dan bukannya beristirahat di hotel untuk penerbanganmu siang nanti” ucap Chanyeol.

“Aku disini karena seseorang mengancamku untuk datang” jawab Tuan Liu.

“Ah, bahkan anak kecil lebih pintar membuat alasan” gumam Chanyeol merasa kesal.

“Tuan Liu Fei, kita tidak bisa menghabiskan waktu disini”

Orang yang dipanggil dengan nama Liu Fei itu menegang ketika nada suara pria di depannya turun berubah menjadi sangat rendah dan membuat tangannya mulai berkeringat. Hal yang semakin menganggu pria paruh baya itu adalah ketika tidak menemukan keberadaan orang yang membuat kesepakatan dengannya.

“Aku tahu kau harus segera pulang untuk mengantar putrimu yang akan melakukan operasi ginjal. Jadi mari tidak menghabiskan waktu disini”

Liu Fei yang merupakan anggota Biro Administrasi Industri dan Perdagangan merasakan persendiannya lemas begitu orang di depannya menyebutkan tentang putrinya. Dia tidak menyangka seseorang mengetahui keluarganya hingga mengenai operasi putrinya.

DARK MARE (chanbaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang