Chapter 1

2.9K 303 284
                                    

Malam ini cahaya bulan yang lembut bersinar seperti lampu-lampu di halaman rumah. Mobil audi berwarna hitam matte memasuki halaman rumah dan berhenti di area parkir. Pintu mobil terbuka diikuti oleh figur seorang pria jangkung yang keluar sambil memeriksa waktu pada jam merek Patek Philippe di pergelangan tangannya, itu adalah pemberian ayahnya 2 tahun yang lalu. Jarum pendek dan panjang menunjukkan bahwa dia sampai tepat pada jam 8 lebih 15 menit.

Tubuhnya sejenak berdiri untuk memperhatikan rumah tempatnya tumbuh. Walaupun telah tinggal sendiri sejak 10 tahun yang lalu, kenangan yang ada di rumah ini membuatnya kembali mengingat akan masa-masa dimana ibunya selalu memanjakannya. Memikirkan itu, membuat sudut bibirnya membentuk senyuman kecil. Meneruskan langkahnya untuk masuk kedalam, dia kemudian disambut oleh kalimat “selamat datang kembali” dari pelayan. Bau masakan perlahan mulai merengsek masuk pada indera penciumannya ketika melewati ruang tengah. Sepasang matanya melihat ayahnya yang berada di anak tangga hendak turun kebawah. Dia kemudian membungkukkan badan untuk memberi salam yang selanjutnya menerima pelukan dari ayahnya.

“Dimana ibu?”

Belum sempat pertanyaannya dijawab, sebuah lengkingan suara penuh semangat menggema di rumah itu.

“Chanyeol!”

“Ibu”

Wanita berparas ayu dan berdarah jepang itu segera berlari ketika melihat kedatangan putranya dan menarik Chanyeol kedalam pelukan. Namanya adalah Yuuki Amami. Wanita itu telah pindah ke Korea sejak bekerja di salah satu rumah sakit yang berada di Busan. Kemudian begitu menikah dengan ayah Chanyeol, Yuuki Amami melepas kewarganegaraan Jepang dan menjadi warga negara Korea sekaligus mengganti namanya menjadi Park Seolhwa. Akan tetapi orang-orang lebih akrab memanggilnya dokter Park. Sedikit fakta bahwa sebenarnya hubungan ayah dan ibu Chanyeol dahulu sempat tidak direstui karena mendiang neneknya kurang setuju jika putranya menikah dengan orang Jepang. Sedangkan kakeknya yang sedikit konservatif dan menganut patriarki tidak begitu menyukai ibunya setelah tahu bahwa perempuan itu adalah wanita karir. Tapi ayahnya adalah orang keras kepala seperti dirinya jadi mereka pada akhirnya tetap menikah.

Chanyeol memejamkan matanya saat hangat pelukan ibu merengkuhnya. Untuk beberapa saat keduanya bertahan di posisi yang sama sebelum kerutan pada keningnya muncul karena mulai merasakan kecupan-kecupan kecil dari ibunya di seluruh wajahnya. Chanyeol sedikit menghela napas dan memutuskan untuk membiarkannya. Menjadi putra tunggal membuat Chanyeol mengerti sikap ibunya yang mungkin akan terus memperlakukannya seperti bayi.
Setelah pelukan ibunya terlepas, Chanyeol menyerahkan tas berisi hadiah di tangan kanannya untuk kedua orangtuanya yang hari ini merayakan 30 tahun pernikahan atau pearl anniversary.

“Untuk ibu dan ayah”

“Nak, padahal ibu tahu kau sangat sibuk tapi masih sempat-sempatnya membawakan hadiah” ucap Park Seolhwa menerima hadiah itu dengan senyumnya sebelum mengembalikan pandangannya kepada Chanyeol. “Terimakasih banyak, ibu menghargainya”

“Ibumu benar, lagipula bukankah kau baru kembali dari tugas lapangan di Singapura?”

“Aku baik-baik saja” jawab Chanyeol.

Hadiah yang Chanyeol beli adalah sebuah jam dan keramik Cina yang dia peroleh dari lelang ketika bertugas di Singapura. Sejak bulan lalu dia telah mendengar tentang acara lelang itu dari rekan kerjanya. Karena tahu ibunya suka mengoleksi keramik Cina membuat Chanyeol ingin membelinya sebagai hadiah anniversary pernikahan.

Park Seolhwa kemudian meminta pelayan untuk menyimpan hadiahnya terlebih dulu lalu buru-buru menuntun putranya ke ruang makan. Untuk merayakan wedding anniversary, Chanyeol bersyukur bahwa orangtuanya tidak mengadakan pesta atau semacamnya. Memang hal seperti ini lebih baik dirayakan secara sederhana dan hanya dengan keluarga saja.

DARK MARE (chanbaek)Where stories live. Discover now