Donghyuck mengangguk sambil tersenyum kecil, lalu dia berjalan tertatih-tatih menuju kursinya.

Minji menatap Donghyuck dengan tetapan tidak sukanya.

"Lo udah bohong sama guru! Lo cari masalah sama gue? Gue dipandang remeh sama anak-anak dan nama gue udah kotor gara-gara lo!" marah Minji.

Donghyuck tersenyum kecil.

"Maaf..." lirih Donghyuck.

Minji mengepalkan kedua tangannya di depan Donghyuck seakan-akan memberi tanda kepada pemuda itu kalau dia akan mendapatkan balasannya nanti.

Donghyuck tersenyum kecil sambil menganggukkan kepalanya dengan pelan.

Waktu belajar mengajar di kelas berlangsung sekitar 5 jam lebih. Tak lama menunggu, bel tanda istirahat berbunyi.

Sebuah tempat pensil berhasil melayang mengenai tangan kanan Donghyuck, membuat pemuda itu meringis sambil menatap tangannya yang sudah tampak sedikit lebam.

"MAKSUD LO APA BERANI FITNAH GUE DI DEPAN GURU, ANJING?!"

Minji berteriak dengan begitu emosi sambil mencengkeram dagu Donghyuck.

Donghyuck menggelengkan kepalanya yang sekarang tengah menunduk dengan begitu dalam.

"Maaf. Tapi, Hyuck harus melakukan itu agar tidak dihukum oleh guru. Hyuck harus punya nama yang bersih agar tidak dikeluarkan dari sekolah. Kamu lupa kalau Ayah sudah menarik semua pembayaran uang bulanan sekolah Hyuck?" tanya Donghyuck dan perlahan mengangkat pandangannya untuk menatap ke arah Minji.

"ENGGAK DENGAN FITNAH GUE KAYAK GINI JUGA, BANGSAT!" bentak Minji.

Minji menarik rambut saudaranya itu dengan begitu kuat, sedangkan yang lainnya hanya menonton tanpa ada niat untuk membantu pertengkaran itu.

"Lo itu harusnya jangan bawa-bawa nama gue, Anjing!"

Minji dengan keras menampar pipi Donghyuck, sedangkan Donghyuck masih diam tanpa melawan sama sekali.

"SEHARUSNYA LO MATI DAN JANGAN PERNAH BERADA DI SINI! LO ITU HANYA SAMPAH YANG NGGAK PERNAH DIINGINKAN KEBERADAANNYA DI SINI, ANJING!" teriak Minji.

Seketika semuanya bersorak dengan keras tanda setuju dengan apa yang dikatakan oleh Minji, sedangkan Mark, dia memilih diam sambil menatap datar ke arah papan tulis.

Donghyuck menangis pelan.

"Maaf karena membuat kalian semua merasa tidak bahagia selama Hyuck ada di sini. Hyuck benar-benar tidak ingin cari dan masalah dan hanya ingin bersekolah dan hidup tenang," ucap Donghyuck.

"Kita tahu kalau lo itu keluarga Seo. Tapi, kita ngerasa lo nggak pantas buat berada di dalam keluarga emas itu. Lo itu anak haram dan seharusnya mati sama ibu lo!" sahut Giselle.

"Lo itu selain punya bentuk fisik yang lebih jelek dan buruk. Lo juga punya kehidupan yang lebih sampah!" sinis Joy.

"Kenapa lo nggak pergi aja dari dunia ini dan mati?! Lo nggak guna dan cuma ngurangin udara di sini buat nafas!" sahut Wendy.

Semuanya tertawa keras saat mendengarkan penghinaan-penghinaan itu untuk Donghyuck. Donghyuck masih diam dan menangis pelan tanpa malu di depan semua orang.

"Ck! Gue beneran nggak nyangka kalau ternyata lo emang nggak malu jadi cowok, ya. Lo itu benar-benar bikin malu semua orang. Tapi, sekarang gue udah merasa sedikit lega karena lo udah nggak ngejar Mark kayak dulu-dulu! Lo itu emang enggak tahu diri!" sinis Giselle.

Donghyuck mengangkat pandangannya dan langsung saja dia menatap ke arah Mark yang dari tadi hanya diam tanpa merespon sama sekali.

Seketika Giselle menampar pipi Donghyuck dengan keras, membuat pemuda itu langsung menundukkan kepalanya dengan cepat.

"Turunin pandangan lo dari pacar gue, Bangsat! Lo jangan pernah berani ngangkat pandangan lo cuma buat natap pacar gue!" bentak Giselle.

Semuanya tertawa. Donghyuck menangis seperti orang lemah, membuat semua murid seakan-akan menonton film yang menyenangkan.

"Berhenti! Kalian jangan merundung kayak gini! Udah!" Sungchan berseru marah.

Sungchan menarik Donghyuck menjauh, tetapi kaki Donghyuck dengan segera ditendang oleh salah satu siswi yang ada di kelas itu.

Donghyuck terjatuh dan hampir saja dia bersujud di kaki Minji.

Tak lama, bunyi retakan kaca terdengar begitu keras pada kedua telinga Donghyuck.

"UPS! Gue nggak sengaja nginjak kacamata buta lo," ucap Giselle sambil memperlihatkan ekspresinya yang sok sedih.

Donghyuck menatap kacamata itu dengan nanar.

"UDAH!" marah Sungchan.

"Kalian semua bakalan gue laporin ke kepala sekolah atas kasus perundungan!" bentak Sungchan.

"Laporin aja atau lo dikeluarkan dari sekolah ini sama Bokap gue!" sinis Minji.

Sungchan seketika mematung.

Siapa yang tak kenal dengan ayah Minji. SEO Johnny, pemilik sekolah sekaligus penanam saham terbesar di setiap perusahaan yang ada di Jakarta.

"Nggak apa-apa, Chan. Hyuck gak apa-apa, kok," ucap Donghyuck sambil tersenyum kecil.

-🤍🤍🤍 -

Replacement | MarkhyuckWhere stories live. Discover now