chapter 34

15.7K 502 2
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.
.
.
.

Waktu bergulir dengan cepat. tak terasa langit berganti warna menjadi gelap. sorot cahaya matahari pun telah tergantikan oleh sorot rembulan yang dikelilingi awan. malam ini sepasang anak dan ayah terlihat sedang duduk santai di taman dekat penthouse yang mereka punya.

Tak banyak yang mereka bicarakan. mereka hanya menikmati dinginnya angin malam dan juga sesekali melamun menatap indahnya gemerlap bintang. hingga lamunan mereka menjadi buyar akibat dengusan pelan yang di keluarkan oleh Anthony.

" Daddy kenapa? apa ada masalah yang mengganggu daddy? " Tanya Xavia dengan raut penasaran kearah sang ayah.

" Tidak ada sayang, " jawab Anthony dengan senyuman tipisnya yang tak lepas dari wajahnya.

" Benarkah? kenapa aku merasa sebaliknya? " ucap Xavia menjadi curiga.

" Mungkin hanya perasaan kamu saja sayang, " jawab Anthony meyakinkan putrinya.

" Daddy jangan memendam masalah sendiri! setidaknya ceritakan kepadaku. mungkin aku bisa sedikit membantu. atau jika tidak, aku bisa menjadi pendengar yang baik untuk daddy, " jelas Xavia karena ia merasa bahwa sang ayah memang sedang menyembunyikan sesuatu hal dari dirinya.

Anthony terdiam. pikirannya tidak karuan saat ini. perasaan nya pun terasa tidak enak. Anthony mengarahkan pandangannya kearah putri nya yang sedang mengagumi benda gemerlap di angkasa sana.

Xavia adalah sosok berharga didalam hidup Anthony. sosok cahaya yang tiba-tiba saja datang dan menerangi hidupnya yang monoton setelah kepergian kedua orangtuanya.

Xavia adalah definisi gadis tercantik dimata Anthony. kulit seputih susu, obsidian cokelat miliknya yang dihiasi oleh bulu mata lentik disekitarnya. bibir merah mudanya yang semakin manis jika tersenyum bahagia. dan kesempurnaan lain yang tidak bisa dijabarkan oleh Anthony  dimiliki gadis bermarga Alber ini.

Memang tidak ada yang sempurna di dunia ini. tapi bagi Anthony, Xavia adalah makhluk sempurna walau sejelek apapun orang lain menggunjing putri tercintanya ini.

Sementara Xavia yang merasa ditatap pun mengalihkan pandangannya. ia menatap sang ayah. kedua matanya pun ikut mengerjab lucu yang dimana hal itu membuat senyum di bibir Anthony terbit.

" Daddy kenapa? " tanya Xavia heran akan tatapan sang ayah yang hanya terpaku pada dirinya.

" Cantik, " ucap Anthony singkat.

" Dad "

" Putri daddy sangat cantik, " sambung Anthony dengan tangannya yang terangkat tak tahan untuk mengusap lembut wajah cantik putrinya.

" Daddy jangan seperti itu! " ujar Xavia yang mungkin merasa malu diperlakukan seperti itu oleh sang ayah.

Anthony terkekeh kecil melihat tingkah putrinya yang terlihat malu-malu. jika seperti ini, rasanya Anthony tidak bisa melepaskan Xavia. ia akan rindu dengan segala tingkah Xavia nantinya.

" Kenapa malu hm? "

" Daddy jangan menatapku seperti itu! " ujar Xavia pelan dengan rona merah yang masih tertinggal di pipinya.

Oh ayolah, siapa tidak tersipu jika ditatap dengan lembut oleh seseorang. walaupun orang itu adalah keluarga sendiri.

" Apa daddy tidak boleh menatap wajah cantik putri daddy ini? daddy hanya menikmati keindahan didepan mata daddy ini sebelum nanti akan jarang terlihat oleh daddy, " jawab Anthony dengan begitu lemah lembut yang membuat siapapun meleleh dibuat nya.

Guliran Tasbih Aldevaro [Segera Terbit]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن