chapter 35

17.6K 587 10
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.
.
.
.


Pagi ini, di pesantren Al hafiz suasananya sedikit berbeda. keluarga itu sarapan dengan begitu hening alih-alih seperti biasanya dimana mereka akan melontarkan beberapa kalimat yang akan meramaikan suasana hangat mereka. hanya terdengar suara dentingan sendok mendominasi ruang makan tersebut.

Hingga sang tetua pun mulai membuka pembicaraan terlebih dahulu setelah dirasa kegiatan sarapan mereka pagi itu akan usai. kyai Alif menatap seluruh anggota keluarganya. raut wajah mereka memang terlihat tak bersemangat seperti biasanya. melihat hal tersebut, kyai Alif pun hanya bisa menghela nafasnya sebelum bergerak untuk mengembalikan keadaan seperti semula.

" Amara, kakek akan mengirim kamu ke Yaman, " ujar kyai Alif yang sontak mengejutkan seluruh orang di ruangan tersebut tanpa terkecuali.

" Kakek mengirim Amara ke Yaman? " tanya Gus Arsha memastikan pendengaran nya.

" Kakek harus memberikan pelajaran untuk adik kamu. bukankah kalian masih ingat mengenai seluruh perilaku Amara yang tidak dapat dibenarkan itu? " sahut kyai Alif.

Sementara yang dibicarakan hanya menunduk dan terdiam. Ning Amara tak berani membantah jika kakek nya sudah angkat bicara. ia hanya bisa pasrah dan menerima konsekuensi nya. karena bagaimanapun semua itu berawal dari perbuatannya sendiri.

" Kamu tidak bisa membantah Amara. bahkan jika kamu meminta kedua orang tua mu untuk membantu pun tidak ada gunanya. mereka pasti akan setuju dengan keputusan kakek, " ucap kyai Alif dengan tegas. takut-takut jika cucu perempuannya itu berniat untuk membantah perintah dari dirinya.

" Amara akan menuruti ucapan kakek, " jawab Ning Amara dengan tetap menunduk tak berani menatap kearah kyai Alif.

" Bagus. kamu seharusnya bersyukur karena nak Anthony menyerahkan kamu kepada kami. jika dia sendiri yang turun tangan, maka tidak bisa dipastikan hukuman apa yang akan kamu dapatkan "

" Kamu sendiri tau bagaimana watak dari nak Anthony, " sambung kyai Alif.

" Iya kakek, Amara minta maaf sudah mencoreng nama baik keluarga kita, " ucap Ning Amara lirih berusaha menahan air mata nya.

" Meminta maaf lah kepada kakak perempuan mu dan juga nak Anthony, " ujar kyai Alif.

" Akan Amara lakukan, " patuh Ning Amara.

" Sekarang bagaimana? apa sudah ada kabar dari nak Anthony, Mahen? " lanjut kyai Alif bertanya kepada Gus Mahen.

Gus Mahen hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya sebelum memberikan jawaban singkat kepada abi nya.

" Belum abi. Mahen berpikir jika Ghifari belum memberitahukan kebenarannya kepada Ziya, " jawab Gus Mahen tersenyum kecil.

Berbanding terbalik dengan apa yang diucapkan oleh Gus Mahen. di penthouse mewah ini sedang terjadi sedikit kekacauan. gedoran pintu terdengar memenuhi seisi penthouse tersebut. penyebabnya dikarenakan pagi ini Anthony membeberkan sebuah rahasia yang sudah dipendam lama oleh dirinya kepada Xavia. sebuah kebenaran mengenai jati diri Xavia. akibatnya sekarang gadis bermarga Alber ini mengurung diri didalam kamarnya dan enggan untuk keluar hanya untuk sekedar bertemu daddy nya.

Xavia kecewa. hatinya merasa sangat sakit mendengar ucapan yang dilontarkan oleh daddy nya. pasokan udara begitu sempit memasuki rongga pernapasan nya. ia memukul-mukul dadanya berniat menghilangkan rasa sesak yang menghimpit didalam dirinya. ia menangis dengan begitu terisak mengabaikan panggilan demi panggilan yang keluar dari mulut sang ayah diluar sana.

Guliran Tasbih Aldevaro [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang