21. Tidak ingin berubah

1K 38 3
                                    

"Kebetulan banget ketemu disini."

"Gue mau beli mochi." 

Reno manaruh kembali beberapa box mochi yang mau dibelinya lalu mengikuti langkah Acha yang akan membayar ke kasir. "Gue aja yang bayar."

"Lo gak jadi beli?."

"Ngapain, lo nya juga beli." Ucap Reno menyimpan kembali uang kembaliannya lalu menarik pelan pergelangan tangan Acha.

"Gak sama temen lo kan?." Acha menggeleng.

"Yaudah balik sama gue." Reno mengeluarkan helm cadangan milik Acha dari dalam box jok motornya.

Acha diam saja saat Reno memakaikan helm ke kepalanya tidak lupa Reno juga menurunkan step injakannya untuk Acha.

"Sini mochi nya." Reno menaruh box mochi kedepan agar Acha tidak perlu repot memegangnya sepanjang jalan.

Setelah Acha benar-benar duduk dengan aman dan nyaman Reno langsung menjalankan motornya menerabas jalanan kota Jakarta yang kebetulan tidak sedang macet.

Reno melihat tangan Acha yang berpegangan pada kedua ujung jaket nya lalu menatap kaca spion nya yang menampakan wajah Acha.

"Udah lama kan kita gak motoran berdua."

Acha baru sadar Reno sedang menatapnya lewat spion, dirinya balas menatap cowok itu lalu mengangguk. "Sama-sama sibuk." Balas nya.

"Sibuk beneran sama sibuk-sibukan gak bisa disamain sih." Ujar Reno sambil tertawa.

"Gue sih sibuk beneran, gak tau deh kalo... lo."

Dih, kenapa malah seolah dirinya yang dianggap so sibuk oleh Acha, Reno mencibir dalam hati.

"Sebagai seorang dokter yang udah jelas kerjaannya gue sih gak mungkin so sibuk ya."

"Beda sama orang yang aktivitasnya gitu-gitu aja tapi pengen keliatan kaya orang sibuk sampe gak sempet buat makan."

Acha mendelik menatap Reno lewat kaca spion nya. "Lo nyinyirin gue?." Acha mencubit kesal perut Reno.

"Yah. Lo kesindir ya?."

"Padahal gue cuman asal ngomong aja."

"Ngeselin banget sih." Reno tertawa menerima pukul-pukulan kecil di perutnya.

Bertengkar seperti ini yang Reno mau sebenarnya jika sedang marahan dengan Acha bukan malah seperti orang asing yang sok so an tidak peduli.

Reno suka membuat Acha kesal, Reno juga merindukan tingkah diluar nalar Acha yang selalu membuat otaknya pusing, Reno lebih suka Acha yang dulu.

Reno menatap wajah Acha yang tersorot sinar matahari sore, sangat menyatu dikulit wajahnya yang putih bersih.

Sangat sempurna dan cantik, Reno tersenyum.

Acha yang sekarang memang sedang berproses agar lebih baik untuk masa depannya sendiri tapi jika boleh jujur Reno lebih suka Acha yang bergantung kepadanya seperti Acha-nya.





*****







"Widih dianterin siapa tuh, ganteng amat mana pake kacamata item segala."

Hi, AchaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ