23. KEPERGIAN

943 55 24
                                    

HAPPY READING BRE, SEMOGA KALIAN SUKA>:)

TYPO TANDAI AJA!

Pagi itu Kanisa melakukan rutinitas paginya seperti biasa. gadis itu mengikat tali sepatunya. handphone di dalam tasnya berdering. ia lekas mengikat satu lagi tali sepatunya. lalu mengambil handphone nya, menggeser tombol hijau nya.meletakkan benda pipih itu pada telinga

"Hallo, Tan.”

"Aa-APA?”

ucapan Tante Winda di telpon barusan membuat Kanisa kaget.

"Ini bener Tan?” bibirnya bergetar bersamaan dengan jatuhnya buliran air mata

“Iya, Sa,”  jawab Widia lirih dari dalam telpon

Handphone yang sedari tadi Kanisa pegang terjatuh dari genggamannya. bersamaan dengan luruh nya dirinya ke lantai. “Mami.” Lirihnya. air mata jatuh dengan sendirinya

"Non, kenapa?” dua orang ART perempuan menghampirinya

"Sa,”

"Sa,”

"KANISA!” ketukan kuat terdengar pada pintu. terdengar suara laki-laki memanggil nama Kanisa

Tidak lama pintu terbuka dengan sendirinya. Alghar masuk dengan wajah panik nya.

"Sa,” Alghar berjalan ke arah Kanisa

"Mami, Bang.” suaranya terdengar pilu

Alghar berjongkok meraih tubuh gadis itu membawanya ke dalam pelukannya. memberikan rasa tenang. membiarkan gadis itu menangis di dalam dekapannya. menangis adalah obat dari rasa sedih, kan? Kanisa menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Alghar.

“Kita ke Jogja sekarang, Sa.” Ajak Alghar. cowok itu sudah lengkap memakai atribut sekolah nya, di balut dengan jaket hitam dengan tengkorak bersayap di punggungnya. tadinya ia berniat ke sekolah namun mendapat kabar dari papanya bahwa Widia tantenya mengalami kecelakaan. sempat di bawa ke RS namun nyawanya tidak tertolong.

setelah mendapat berita itu, Alghar langsung bergegas ke rumah Kanisa. jantung nya berdetak tidak karuan di sepanjang jalan tadi. memikirkan bagaimana keadaan adik kesayangannya itu.

****

Kanisa menatap sedih pada batu nisan yang tertulis nama Maminya. sekuat apapun dirinya. buliran air mata tetap mengalir dengan sendirinya. Alghar berjongkok di samping Kanisa

“Dulu Papi sekarang Mami.” Lirihnya terdengar pilu

"Sa, kamu enggak sendiri. ada Tante ada Om,” Winda mensejajarkan diri dengan keponakan nya itu. “Ada om William sama Tante Audrey juga.” lanjutnya

Widia ingin merangkul keponakan nya itu, namun Kanisa lebih dulu berhamburan ke pelukan Alghar di sampingnya. membenamkan wajahnya pada dada bidang cowok itu. menangis tampa suara.

Audrey di belakang memutar bola matanya malas. jealous? tentu saja. bagaimana pun cowok yang berada di depan nya itu tetap menjadi orang yang paling ia cintai.

Sore itu setelah tiba di Jakarta. Lizzy mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Kanisa bersandar pada pundak Alghar di jok belakang.

"Bang,kita ke pemakaman Ken dulu ya.”Pinta gadis itu

Mendengar itu Lizzy langsung menancap gas menuju pemakaman.

Kanisa berjongkok di sisi makam Ken. hal yang sering ia lakukan jika sedang di landa kesedihan. “Hai, Ken, hari ini Mami berpulang juga,” Senyuman getir lahir di wajah pucat itu “Kemarin Mami pamit untuk kerja ternyata pamit untuk selamanya.”

ALGHAR Where stories live. Discover now