Uberuns ▪️ 37

23K 1.6K 171
                                    

***
Hallo pembaca ku♡

Semoga kalian selalu bahagia hari ini

Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen ya♡

Yang gak suka sama alur cerita saya bisa langsung pergi♡

Kalau ada typo ingetin ya♡

Hari ini Aina di buat bingung dengan Garkan yang tiba-tiba bangun dan menangis mencari Xyan. Memang setiap paginya Xyan akan menyempatkan waktu untuk mencium pipi atau mengganggu anaknya jika ingin pergi ke kantor sehingga Garkan selalu melihat sang Papa sebelum pergi.

Berbeda pagi ini ketika Xyan mendapatkan telfon dari Nino jika terjadi masalah di kantor, Xyan pun bergegas pergi ke kantor sebelum anak dan juga istrinya bangun. Xyan hanya pamit pada art yang baru saja bekerja dua minggu ini.

"Sayang, udah ya. Papa enggak lama lagi pulang, tenang ya anak ganteng Mama," Aina berusaha untuk menenangkan anaknya.

"Loh cucu Omah kok nangis sayang," Ayara, ibu dari Xyan datang berkunjung.

"Garkan nggak liat Papahnya pergi kerja Ma, jadinya rewel dikit," ujar Aina menyalami tangan kedua mertuanya yang telah ia anggap sebagai orang tua kandung sendiri.

"Kasihan cucu Omah, Papa bentar aja kok sayang. Lagi ngurus sesuatu," ujar Ayara ikut menenangkan cucu pertamanya.

"Sini sama Kakek mau gak?" Rangga mencoba untuk mengambil Garkan dari Aina.

Garkan menatap Rangga sebentar lalu menggelengkan kepalanya pertanda tidak mau. Walau wajah Rangga dan Xyan mirip, Garkan bisa mengenali Papahnya dengan sangat baik.

"Sejak kapan Garkan nangis sayang?" Tanya Ayara mengelus kepala Garkan yang masih menangis.

"Sejak pagi Mah," jawab Aina.

"Yaampun kasihan cucu Omah. Mas telfon anak kamu sekarang, suruh dia pulang sekarang juga," ujar Ayara menatap suaminya.

"Tapi sayang, Xyan lagi meeting sa--"

"Enggak kasihan liat cucu kamu nangis kayak gini? Lebih penting mana uang atau cucu kamu sendiri?” Ujar Ayara galak menatap suaminya.

"Xyan enggak bawa ponsel Mah, ponselnya ketinggalan di kamar," ujar Aina.

Ayara menatap kasihan pada cucunya yang tak hentinya menangis dengan bergumam menyebut papanya. Suara mobil Xyan membuat Aina menghela nafas lega dalam hati.

Xyan yang baru saja membuka pintu di buat kaget dengan suara tangisan anaknya. Garkan yang melihat kedatangan sang Papa merentangkan tangannya ingin di ambil oleh Xyan.

Xyan mengambil alih Garkan dari gendongan Aina. Perlahan, tangisan Garkan mulai tenang dalam dekapan Xyan.

"Kamu lebih pentingin meeting dari pada anak sendiri? Ingat Xyan kamu itu udah punya anak, kalau kamu punya urusan mendadak, senggaknya beri kabar sama istri kamu lewat vidio call atau apalah, dan yang penting Garkan bisa liat kamu waktu dia bangun. Tapi kamu sendiri lupa ponsel juga kan?" Amuk Ayara menatap putranya.

Uberuns || Gefahrlich 2 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang