Uberuns ▪️8

35.9K 2.6K 294
                                    

****
Hallo pembaca ku♡

Semoga kalian selalu bahagia hari ini

Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote dan komen ya♡

Yang gak suka sama alur cerita saya bisa langsung pergi♡

Kalau ada typo ingetin ya♡


Xyan duduk di depan ruangan dimana Aina sedang di periksa, pikiran Xyan kalang kabut apalagi Aina begitu kesakitan. Xyan mengacak rambutnya frustasi, ini semua salahnya, dirinya yang tidak becus untuk menjaga Aina sehingga Aina kembali lagi masuk ke dalam rumah sakit.

Zoya menatap Xyan penuh rasa bersalah, semuanya rencananya. Zoya yang menyuruh Rana membawa Shelin ke Mall, agar Aina dan Shelin bisa bertemu kembali, Berharap bahwa pertemuan keduanya dapat membuat Shelin menjauh dari Xyan. Tetapi nyatanya, itu menjadi bencana besar.

"Maaf, Zoya yang punya rencana untuk pertemuin kak Aina dan kak Shelin, maafin Zoya," ujar Zoya berdiri di hadapan Xyan.

Xyan menatap Zoya, menarik pelan tangan Zoya agar mendekat ke arahnya. Xyan memeluk Zoya yang berdiri di hadapannya, menumpahkan segala keresahannya dalam pelukan adiknya.

Sampai kapanpun Xyan tidak akan bisa untuk marah pada adiknya itu. Bukan Zoya yang salah, dirinya yang tak bisa menjaga Aina, semua terjadi di hadapannya tapi Xyan tak mampu menghentikan Shelin yang akan menyakiti Aina.

"Abang jangan kayak gini," ujar Zoya tak mampu melihat Xyan yang hanya diam.

"Aina akan baik-baik aja, mereka berdua pasti kuat," ujar Varez menepuk pundak Xyan

"Doketr udah ada di dalam nanganin Aina. Percaya, Aina akan baik-baik aja di dalam," ujar Raka turut memberi Xyan semangat.

"Gue gak akan pernah maafin cewek itu kalau sampai Aina kenapa-napa. Dia udah keterlaluan," ujar Rana geram dengan sikap Shelin. Rana tak menyangka Shelin akan senekat ini.

Semuanya masih berada di sana, kecuali Shelin dan Rico. Sebisa mungkin Rico mencegah Shelin untuk ikut, karena tak ada yang bisa menjamin Shelin akan baik-baik saja jika dirinya ikut dan mendapat banyak cacian terutama Rana yang tentunya tidak akan tinggal diam saja.

"Gue akan ketemu om Rio untuk menyelesaikan semuanya. Kita gak bisa mengambil resiko lagi setelah kejadian ini," ujar Khavi berdiri dari duduknya dan pamit pergi untuk menemui orang tua Shelin.

Pintu ruangan Aina terbuka, seseorang dengan jaz putih keluar dari ruangan di susul oleh beberapa suster yang mengikuti langkah dokter tersebut. Semuanya berdiri untuk menunggu kabar yang akan di sampaikan dokter yang keluar dari ruangan Aina.

"Keadaan pasien mulai membaik, tidak ada yang perlu di khawatirkan, Saya sarankan agar beberapa minggu ini pasien mendapatkan istirahat total." Jelas Dokter tersebut tersenyum.

Uberuns || Gefahrlich 2 [Completed]Where stories live. Discover now