Bab 1: Hidup di Antara Kemewahan

Mulai dari awal
                                    

Bagi mereka, harga di sini sangat sepadan dengan kualitas dan rasa makanan yang bisa mereka terima.

Hidangan makan Jennie kali ini adalah dry-aged ribeye dengan penampilan yang sangat menggoda bertaburkan bekas-bekas kristal garam.

Potongan daging sapi yang besar dan tebal serta tulang dan memiliki cita rasa yang kaya. Rasanya sangat gurih dan dagingnya sangat lembut. Permukaannya berwarna cokelat tua dari hasil pematangan berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

Harganya mencapai $50 hingga $100 tergantung besar potongannya.

Sungguh mahal sekali, bukan?

Sambil makan, Jennie dan teman-temannya berbicara tentang perencanaan akhir pekan mereka.

"Eh, Jen, rencana lo buat weekend ini apa?" tanya Laura, salah satu teman terdekatnya.

"Oh, mungkin gue bakalan ikut dateng ke acara amal dari partner keluarga gue," jawab Jennie dengan santai. "Lo tahu sendiri kan, selalu ada sesuatu yang harus dihadiri meskipun lo ga tertarik."

Darsha, Cynthia dan Laura tertawa mendengar kalimat terakhir Jennie.

Mereka berempat melanjutkan pembicaraan tentang rencana akhir pekan mereka yang berbeda. Darsha dan Laura akan menghadiri 'Pesta Eksklusif Perkumpulan Anak Konglomerat' di bulan ini. Sedangkan Cythia tidak ikut karena dia akan pergi ke pantai pribadi keluarganya.

Jennie merasa bahagia bisa menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Meskipun, Jennie kadang-kadang masih merindukan kebebasan yang sering hilang dalam kehidupannya yang sangat glamor ini.

Jennie merindukan sesuatu yang lebih dari sekedar pesta mewah dan harta benda. Dia ingin melihat sekilas dunia yang hanya sedikit dia ketahui—dunia yang jauh dari dunianya sendiri.

Sambil menikmati hidangan mereka, mereka kembali berbincang-bincang tentang hal-hal yang biasa mereka obrolkan. Mereka membahas mengenai ujian, acara sekolah yang akan datang, serta rumor tentang teman sekelas mereka.

Jangan salah, orang-orang kaya seperti mereka tetap bergosip, kok. Malah gosip di kalangan mereka itu punya dampak yang cukup besar untuk perkembangan aset-aset mereka.

Itulah sebabnya, bahkan keluarga konglomerat seperti keluarga Avallo, selalu berusaha untuk membangun citra yang baik di mata publik.

Telinga Jennie secara tak sengaja menangkap isi pembicaraan beberapa teman perempuan di sekitar mejanya.

Mereka berbicara dengan begitu semangat ketika membahas mengenai dua remaja tampan yang menjadi sorotan sebagian besar penghuni restoran. Padahal, dua remaja tampan itu baru akan memasuki restoran.

"Yah, seperti biasa. Daniel dan ... ya, sebenarnya malas untuk mengakui, tapi teman sekelas kita yang banyak gaya itu, Raven, emang ganteng, sih." kata Darsha sambil memutar bola matanya dengan malas.

Cynthia dan Laura mengangguk setuju, sedangkan Jennie diam saja dan tidak mengangguk. Di antara mereka berempat, hanya Jennie saja yang kurang tertarik membahas lelaki tampan.

Paras yang rupawan saja tidak mungkin bisa memikat hati Jennie. Ayahnya sangat tampan, kedua kakak laki-lakinya pun juga sangat tampan. Belum lagi, sepupu-sepupu Jennie.

Ngomong-ngomong, dua remaja tampan yang dibahas oleh mereka adalah si murid beasiswa tampan yang penuh dengan prestasi—Daniel, dan si putra mahkota keluarga Cyrus yang tampan—Raven.

Keduanya memiliki cukup banyak penggemar di sekolah ini. Apalagi, jumlah murid perempuan dua puluh persen lebih banyak dari murid laki-laki di sekolah ini. Jadi, tidak usah dipertanyakan lagi tingkat kegaduhan di restoran ini akibat kedatangan mereka berdua.

Jennie sudah kebal pada pesona lelaki tampan, tapi Jennie mengakui kalau dua remaja laki-laki itu memang tampan. Di antara keduanya, yang sedikit menarik minat Jennie adalah Daniel.

Selain ganteng, dia unik dan kelihatan misterius.

Menurut Jennie, Daniel memiliki tatapan mata yang dalam, seperti orang yang memiliki cerita yang mendalam di balik wajahnya yang tenang.

Di antara segudang murid-murid yang kaya dan berkuasa, Daniel menjadi sosok unik yang mampu menarik perhatian banyak orang tanpa harus memiliki kedua poin itu.

Apa sih, yang gue pikirin barusan?

Jennie terkekeh kecil sambil menggelengkan kepalanya.

Tiba-tiba saja, Jennie beradu pandang dengan lelaki yang dari tadi dirinya perhatikan.

Jantungnya seperti mau keluar dari tempatnya, meskipun hanya bertemu selama kurang dari dua detik.

Gila lo, bikin kaget aja, umpat Jennie dalam hatinya.

_______________________________

spill dikit foto Daniel?

spill dikit foto Daniel?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When Princess Falls In Love [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang