FALL

776 78 16
                                    

 Story by heppyxx

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Story by heppyxx

Typo mohon maap hilaf


Pemuda gemuk dengan kaca mata yang bertengger di hidung nya, kaki berbalut dengan celana sekolah yang terlihat usang terus berjalan dengan perlahan

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Pemuda gemuk dengan kaca mata yang bertengger di hidung nya, kaki berbalut dengan celana sekolah yang terlihat usang terus berjalan dengan perlahan. Tangan nya semakin mengeratkan genggaman pada buku-buku tebal yang ada di pelukan pemuda itu.

Tatapan sinis selalu ia dapat, kalimat-kalimat tajam yang selalu terlontar untuk dirinya. Tak ada tatapan memuja seperti yang selalu di dapatkan oleh kedua kakak nya, tak ada kalimat manis yang membuat nya berbunga selain dari sang ayah.

Brug..

"Ish kau ini ya! Kenapa kau tidak menyingkir hah?! Badan mu sudah seperti babi kenapa tidak tau diri juga?!!"teriak seorang gadis yang tak sengaja tersenggol oleh bahu nya.

Padahal yang menyenggol duluan si gadis bukan dirinya.

"M-maaf... Lain kali aku akan lebih berhati-hati lagi.." ungkap nya dengan mata yang menatap kearah lantai, ia tak cukup berani menatap gadis di depan nya mengingat gadis itu adalah salah satu dari sekian banyak orang yang selalu mengganggunya.

"Sudahlah Ningning ayo ke kelas" ucap seorang gadis yang berdiri di belakang Ningning.

"Ck. Jangan anggap masalah kita sudah selesai Huang!" Tekan gadis itu kemudian berlalu bersama dengan gadis di belakang nya tadi.

Helaan nafas lega keluar dari bela bibir nya. Dia Huang Renjun, si bungsu keluarga Huang yang kini menatap sendu kearah lantai, kaki nya kembali melangkah menuju ke arah kelas nya berada.

Memasuki kelas. Renjun duduk di kursi paling pojok kelas, Jujur dirinya ingin sekalih duduk di kursi terdepan tetapi sekali lagi kalimat pedas terlontar padahal ia baru memegang ujung meja.

“Badan mu sudah seperti babi ingin duduk di depan? Cih. Kau ingin kami tidak melihat apapun?”

Oleh karena itu dirinya lebih memilih tempat duduk paling belakang dengan banyak coretan di meja dan kursi, ia tak memiliki teman sebangku. Mana ada yang mau, pikir nya.

MAHSYAR FIELD STORY حيث تعيش القصص. اكتشف الآن