Pretzel: Chapter One

1.4K 154 19
                                    

"Apa aku tak pantas bahagia?"

[Jaemin & Renjun]


17 tahun yang lalu....

Keluarga Huang merupakan keluarga yang sangat bahagia bahkan sangat baik dimata semua orang yang mengenal keluarga kaya raya itu, tapi dibalik itu semua ada hal yang tak mungkin bisa di percaya oleh orang banyak, mengenai ketidak adilan yang dilakuan sang orangtua pada anak kembarnya, Huang Renjun dan Huang  Rere kembar berbeda jenis kelamin itu, sejak kelahiran keduanya, renjun mulai dibenci karena terlahir berbeda akibat interseks dimana renjun memiliki rahim dan bisa mengandung membuatnya dibenci sejak lahir oleh ayah dan ibunya, dan kembarannya terlahir dengan penyakit jantung bawaannya. Membuat renjun di kucilkan keluarganya tanpa sebab dan hanya di urus oleh sang pembantu yang syukurnya benar-benar sangat menyayanginya.

Seperti saat ini renjun sedang bermain sendiri taman belakang mansion itu, tanpa ada acara bermain dengan orangtuanya karena keduanya bahkan hanya sibuk dengan Rere, apalagi Rere benar-benar harus selalu bolak-balik ke rumah sakit. Renjun, anak itu dewasa karena waktu bukan karena umurnya. Dia termasuk anak yang kuat tanpa banyak mengeluh bahkan saat dia sakit dia hanya diam saja tanpa banyak kerewelan yang terjadi seperti anak seusianya.

"Tuan muda butuh sesuatu?" Ucap sang pembantu yang datang, atau bisa dikatakan bibi song. Orang yang selalu menjaga renjun. Bahkan wanita tua itu lebih tampak seperti ibu juga keluarganya.

"Renjun saja bibi. Lagian renjun tidak suka di panggil tuan muda."Ucap renjun tersenyum manis.

"Baiklah renjun, ingin jalan-jalan dengan bibi?"

"Kemana?" Ucap renjun dengan mata berbinarnya itu, lihat bahkan anak itu akan bahagia dengan hal kecil bukan seperti sang kembaran yang selalu merasa renjun akan mengambil kasih sayangnya karena itulah yang dapat ditangkap oleh bibi song selama ini. Nona muda mereka lebih jahat dibanding malaikat kecil ini.

"Ketaman yang ingin renjun datangi itu, mau?"

"Hmm." Angguk renjun sangat semangat sekali.

"Baiklah, Ayo renjun." Ucap bibi song lalu memegang tangan sih kecil itu.

At. Taman.

Renjun merasa sangat bahagia sekali karena berada di taman bahkan bibi song merasa renjun sangat menggemaskan dan sangat mudah membuatnya bahagia. Karena dia bahagia dengan hal yang sangat mudah dan tak perlu hal mahal, ntah kenapa kedua orangtuanya bahkan tak dapat melihat mana yang baik dan jahat saat ini.

Renjun terus berlarian kecil, lalu diapun melihat anak laki-laki yang sepertinya seumur dengannya sedang duduk di bawah pohon yang cukup rimbun dengan menyembunyikan wajahnya diantara kaki. Renjun lantas mendekat dan berjongkok lalu menyentuh tangan anak laki-laki itu, hingga sang empu mengangkat kepalanya.

"Kamu kenapa?"

"Hanya sedih, karena dydy tak bisa belmain denganku."

"Kamu hanya sendili?"

"Hmm. Lumahku dekat kok dari sini."

"Kalau begitu main denganku aja. Aku injun." Ucap renjun sembari tersenyum.

"Aku Nana." Balas sang anak laki-laki itu ikut tersenyum seketika.

"Baiklah Nana, ingin main dengan injun?" Dan anak laki-laki yang dipanggil Nana itu langsung mengangguk sembari tersenyum. Semua itu tak lepas dari pandangan bibi song yang ikut tersenyum karena tuan mudanya mampu membuat orang lain merasa bahagia, tapi tidak pada dirinya sendiri, dia menyimpan banyak kesakitan yang tanpa semua orang ketahui, anak seusia itu sudah sangat dewasa.

"Bibi harap kau akan bahagia di masa depan tuan muda." Sembari terus melihat kearah renjun dan jaemin yang bermain tanpa ada beban di dalam kehidupan anak-anak itu.

"Injun?" Sang empu lantas menatap teman barunya itu dengan tatapan polos.

"Injun perempuan ya?" Ucapnya.

"Perempuan? Tidak Nana, injun laki-laki. Kenapa Nana bisa belpikil aku perempuan?"

"Karrna injun cantik." Sang empu lantas merasa sedikit aneh karena teman barunya mengatakan kalau dia cantik bukan malah tampan. Bahkan pipi chubby anak itu memerah tanpa sebab pasti karena perkataan teman barunya.

"Tapi aku laki-laki Nana, bukankah aku tampan?" Bingungnya.

"Injun cantik, Nana jadi suka."

"Suka?"

"Hmm." Anggunnya dengan sangat polos lalu diapun memegang kedua tangan sih mungil itu lalu tersenyum lebar membuat renjun kecil bingung tanpa sebab.

"Ada apa Nana?"

"Injun kata dydy dan mymy aku boleh mengatakan jika suka sama orang, jadi sekarang nana ma bilang kalau Nana suka sama injun. Nana ingin saat kita besar, kita seperti mymy dan dydy."

"Seperti apa?" Bingungnya.

"Menikah. Injun mau ya menikah dengan Nana."

"Hmm." Angguk renjun begitu saja bahkan bibi song yang mendengar dari jauh hanya tersenyum.

"Kalau garis takdir kalian bersatu, aku berharap kau memang kebahagiaan tuan mudaku itu, aku yakin kalian akan bahagia jika berakhir bersama atas nama takdir."













Chapter one end
Story of:
NRJ_najun1323

MAHSYAR FIELD STORY حيث تعيش القصص. اكتشف الآن