Scenario of Love: Chapter Tree

472 82 5
                                    

~Jaemin & Renjun~









Disini sekarang renjun berada, setelah membuat janji dengan Haechan sebelumnya juga terkena ceramahan dari orangtuanya karena membantu sang sepupu, akhirnya renjun dengan perasaan dongkol nya datang ke cafe tempat biasa mereka bersama.

Renjun masuk dan diapun langsung menunju meja dimana Haechan melambai padanya. Lalu diapun mendekat dan membulatkan matanya dengan lucu karena ada pria yang ditolak oleh sepupunya itu disana. Dia memasang wajah bingung seketika sedangkan jaemin yang mekihat menahan rasa gemasnya pada renjun saat ini.

"Kenapa kau diam saja, duduk." Ucap Haechan dan renjun langsung duduk disebelah Haechan.

"Kenapa? Juga ada dia?" Bingung renjun.

"Ya, karena dia ingin bertemu lagi denganmu." Ucap Haechan apa adanya membuat renjun menatapnya horor bahkan dia tak mengerti maksud sepupunya itu.

"Ayolah renjun, kau itu pintar. Kenapa kau tak bisa mengerti perkataanku itu, dia meminta untuk bertemu denganmu kembali." Ucap Haechan.

"Apa saya berbuat salah?" Ucao renjun menatap jaemin yang dihadiai gelengan oleh Jaemin.

"Kau sedang bercanda denganku kan Haechan?" Ucap renjun kesal.

"Tidak." Ketus Haechan.

"Terserah padamu, lalu dimana janjimu?" Ucap renjun menagih dan Haechan langsung menatap jaemin membuat renjun menatap bingung sepupunya itu.

"Mana? Kau membelinya bukan?" Jaemin lantas memberikan cukup banyak paper bag membuat Haechan bahkan melotot karena tak habis pikir, kalau jaemin akan menghabiskan banyak uang hanya untuk moomin itu.

"Apa maksudnya ini Haechan?" Bingung renjun.

"Dia ingin bertemu denganmu, dan dia mendapatkannya lalu aku menyuruhnya membelikan moomin untukmu itung-itung bayaran karena aku berhasil membawamu bertemu dengannya. Tapi, aku tak menyangka dia membeli sebanyak itu." Ucao Haechan apa adanya.

"Maaf aku tak akan menerima jika bukan darimu Haechan." Ucap renjun.

"Sudah ambil saja. Lagian jaemin tidak akan terima penolakan apapun. Dan renjun, aku dan jaemin ini sudah mengenal sejak sekolah menengah dan kami sadar kalau kami tidak cocok. Kau tau, kemarin dua rela datang ke rumah sakit hanya untuk meminta bertemu denganmu lagi. Kurasa dia menyukaimu. Karena jaemin menyukai yang imut."

Renjun hanya membulatkan matanya tak percaya lalu menatap jaemin.

"Benarkah jaemin-ssi?"

"Hmm, mungkin terlalu cepat dan tiba-tiba bagimu renjun, tapi bisakah kau membiarkan aku menyukaimu dan berusaha membuatmu membalas perasaanku?"

"Tapi?"

"Renjun, kalau kau memikirkan soal ayah dan ibuku, kau tenang saja lagian mereka juga sudah menyerah dan mereka tak akan menjodohkanku lagi dengan siapapun. Dan lagi, semuanya tak ada sangkut paut denganku lagi, aku dan jaemin hanya teman. Dan selamanya akan seperti itu karena kami memang tidak cocok " Ucap Haechan meyakinkan kalau renjun tidak melakukan hal yang salah.

Renjun lantas melihat jaemin dan diapun menghembuskan nafas beratnya.

"Apa kau keberatan renjun-ssi?"

"Aku tidak tau, tapi karena itu perasaanmu aku pun tak bisa ikut campur, aku akan mengijinkan mu mendekat dan saling mengenal tapi jangan memaksakan keinginan untuk tetap bersama denganku, apa bisa?"

"Hmm." Angguk jaemin dengan wajah datarnya.

"Sudah bukan? Kalau begitu aku akan pamit, karena sebentar lagi ada operasi dan kau, jangan sampai kau melakukan sesuatu yang buruk pada sepupuku na jaemin. Aku memperingatkanmu." Jaemin hanya mengangguk lalu haechanpun pergi meninggalkan keduanya.

"Mungkin kita memang harus berkenalan dari awal. Saya Na Jaemin."

"Saya Huang Renjun." Balas renjun sembari tersenyum kikuk.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu?" Ucap jaemin yang menghilangkan wajah datarnya ntah kemana.

"Aku pelukis."

"Pelukis?" Beonya.

"Hmm." Angguk renjun, dan seketika jaemin ingat saat ibunya memarahinya karena membuat Haechan membatalkan perjodohan keduanya dan ingat kalau ibunya baru saja membeli lukisan yang belum dibuka saat itu, hingga membuatnya penasaran setengah mati. Lagian ibunya tumben sekali membeli lukisan seperti itu.

"Apa galery milikmu bernama HRJ galery?"

"Ya." Angguk renjun.

"Kalau begitu kapan-kapan aku akan kesana. Dan, apa sebelumnya kau pernah berkencan renjun?"

"Tidak, ayahku sangat protektif terhadapku dan aku juga tak punya minat kesana. Bagaimana denganmu sendiri?"

"Aku tak pernah tertarik dengan hubungan apapun." Ucap jaemin.

"Ne?" Bingungnya.

"Ini kali pertama aku tertarik pada seseorang, dan itu karenamu. Mungkin memang terlambat bagiku untuk jatuh cinta tapi aku senang."

"Aku tidak tau sama sekali harus bereaksi seperti apa." Ucap renjun bingung. Jaemin semakin gemas dan diapun menggenggam tangan sang empu.

"Kau tak perlu menanggapi ku dengan cepat, cukup dengan kau membiarkanku dekat sudah sangat membuatku senang." Ucap jaemin dan renjun hanya bisa menatap jaemin yang sangat yakin terhadapnya, dan renjun hanya bisa berharap kalau ini adalah hal yang tepat dan tak ada siapapun yang akan kecewa apalagi dia benar-benar merasa bersalah karena membantu Haechan membatalkan perjodohan nya dengan pria Na ini, dan sekarang dia malah menemui fakta kalau pria Na itu menyukainya. Apa ini takdir baik untuk mereka?

















































End of chapter tree
Story of
NRJ_najun1323

MAHSYAR FIELD STORY Where stories live. Discover now