25 || Ugal-Ugalan

Start from the beginning
                                    

Asya hampir tersenyum pada Aji dan Ethan, sebelum menyadari sosok Alga di belakang mereka yang memandangnya lurus dengan kedua tangan tenggelam di saku celana.

"Mana Guru lo?" tanya Aji menghampiri Bondan.

"Gak dateng, Bang. Kita di bebasin ngapain aja di lapangan."

Aji dengan senyum miring mengeluarkan sebuah dadu dari kantong seragamnya. "Uang jajan gue di potong bokap. Lumayan nih," gumamnya berniat mengajak sesat para adik kelasnya itu.

"GAS TARUHAN! PASANG GOCAP PALING DIKIT!" seru Aji membuat teman laki-laki sekelas Asya bersemangat dan mulai duduk melingkar untuk berjudi bersama kakak kelasnya itu.

Darren geleng-geleng kepala. Ia mengecek kantong olahraganya lalu tersenyum melihat selembar uang berwarna biru. Kemudian sorakannya terdengar. "GAS LAH!"

Aji kembali bersuara setelah menggenggam semua uang taruhan. "Gue lempar dadu. Tebak angka berapa yang keluar. Yang bener dapet semua uangnya."

Ethan segera menyahut dengan wajah datarnya. "Gue angka satu sampai enam."

"BELEGUG, SIA SETAN!" Aji menggeplak mulut Ethan dengan lembaran uang di tangannya.

Alga menatap jengah kelakuan absurd teman-temannya itu tanpa berniat ikut-ikutan. Ia melempar pandangan kembali pada Asya namun gadis itu sudah tidak ada di tempatnya.

Kedua mata Alga mencari ke sana-kemari sebelum menemukan seorang gadis yang berjalan pergi dengan mengendap, sesekali bersembunyi di balik tiang atau pot. Wajahnya tampak panik, ia langsung berlari cepat begitu berhasil keluar lapangan.

Alga tersenyum samar lalu berjalan tenang mengikutinya tanpa bersuara.

Asya berhenti di kelasnya yang sepi barulah bisa bernafas lega. Rasanya tercekik di tatap setajam itu oleh Alga meski di tengah keramaian.

Asya membuka tutup botol lalu meminumnya. Baru seteguk, Asya di kejutkan dengan sosok tinggi yang bersandar di pintu kelasnya. Gadis itu terbatuk-batuk membuat Alga segera mendekat dan mengusap tengkuknya.

"Pelan-pelan," ucap Alga.

Asya menjauhkan wajahnya ke belakang. "Kak Alga kenapa di sini?"

"Ikutin lo," jawab Alga kemudian duduk di tempat duduk milik Gisella dengan badan menghadap Asya sepenuhnya. Asya hendak berdiri namun Alga menarik lengannya hingga kembali terduduk.

"Mau ke mana?"

"Ke lapangan."

"Gak usah. Duduk di sini aja sama gue."

"M-mau ngapain?" Asya menggeser duduknya sedikit menjauh. "Jangan bilang ci---"

"Lo mau ciuman? Kita ke atap aja biar gak ada yang liat."

Alga menarik ujung bibirnya. Menyenangkan melihat Asya bertingkah malu-malu seperti ini. Alga semakin menyukainya.

Alga mendekatkan kepalanya kemudian menangkup kedua pipi Asya. Di tatap dengan senyuman, Asya mengalihkan matanya kemanapun selain wajah tampan itu. Asya bisa merasakan Alga kembali mencium pipinya, namun keningnya berkerut karena samar-samar merasa perih.

ALGASYA ; STEP BROTHER Where stories live. Discover now