Chapter 64

440 46 0
                                    

"Oh, terima kasih, Killian."

"Kalau kau mau, akan kubeli kembali semua barang yang kau jual."

"Jangan! Barang-barang yang kujual memang barang yang tidak kubutuhkan."

Daripada membeli lagi barang yang sudah kujual, lebih baik kau belikan aku sesuatu yang lain atau beri saja aku uang, aku ingin bilang begitu tapi sulit sekali mengatakannya

"Kuharap kau memberitahuku lebih dulu sebelum menjual barang-barangmu."

Killian terlihat terganggu, mungkin dia pikir aku kekurangan uang sampai rela mengesampingkan harga diriku sebagai seorang bangsawan.

Aku merasa harus menghiburnya. "Lagi pula, semua itu barang-barang yang harus kusingkirkan saat pindah ke manor bersamamu nanti. Semua itu cuma barang tidak penting."

"Ke manor...?"

Oh, apa aku salah bicara?

Yah, aku bersikap tidak peka. Pergi ke manor berarti Killian harus berpisah dengan Lize-nya yang tercinta.

"Aku tidak tahu ternyata kau sudah memikirkan hal itu."

"Oh, itu sih..."

Bagaimana jika dia menganggapku lancang?

Hatiku akan terluka seandainya dia berkata, "kata siapa aku akan mengajakmu?"

"Kau benar, malah, kurasa aku terlalu berleha-leha di saat aku seharusnya mempersiapkan kepindahan kita ke Ryzen."

"Tidak sampai begitu kok."

"Aku senang mendengarmu menyingkirkan barang yang tidak perlu dengan niat berkemas, tapi sebenarnya, ada lebih banyak yang perlu dibeli di sini. Wilayah Ryzen bukan tempat yang buruk, tapi manor yang akan kita tinggali tidak punya banyak perabot."

Huh? Tidak disangka ternyata Killian tidak masalah dengan topik ini! Tapi kenapa wajahnya memerah begitu? Apa dia sangat senang karena akan pindah ke tempat baru?

"Semua perabot di sana sudah usang, dan tidak ada satu pun hiasan yang menghiasi manornya. Tidak ada pembuat barang mewah di sekitar sana, jadi kita harus membeli semuanya di sini."

"Ah... ternyata begitu."

"Lebih baik kita memesan perabotan jauh-jauh hari, butuh waktu lama untuk membuatnya."

"Kita bisa memakai apa yang ada..."

"Tidak, kita harus membeli yang baru, mulai dari peralatan makan sampai tempat lilin, sebagai nyonya rumah kau perlu menyesuaikan semuanya sesuai seleramu."

Aku hendak berkata kita bisa memakai yang sudah ada, tapi kata "nyonya rumah" membuatku tercekat dan aku pun terdiam.

Killian Ludwig yang biasa melihatku dengan penuh kebencian seolah ingin menyingkirkanku kapan pun ada kesempatan, kini menyebutku "istrinya" dan juga "nyonya rumah". Aku tidak bisa menjelaskan betapa tersentuhnya aku!

Kerja keras selama beberapa bulan ini seolah melintas di depan mataku.

Tapi perasaan tersentuh dan menghabiskan uang adalah perkara yang berbeda.

"Aku lebih suka memakai apa yang sudah ada."

"Tapi semuanya sudah reyot."

"Yang penting masih bisa dipakai."

"Jadi kau tidak masalah meski itu perabot gubuk rakyat jelata?"

"Yah, asal tidak rusak."

Killian mengernyit seakan tidak habis pikir. "Kenapa kau berpikir begitu?"

Isekai Yang BerbedaWhere stories live. Discover now