Chapter 8

439 40 0
                                    

"Jadi, bagaimana reaksinya?" Tanya Duke Ludwig pada Philip yang tadi mengantar Edith berkeliling melihat mansion.

"Dia mengikuti instruksi saya dengan baik dan cepat tanggap dengan tata letak kediaman ini. Dia paling tertarik dengan Sistine Hall, tempat karya seni dipamerkan."

"Apa ada gelagat yang mencurigakan?"

"Tidak, sama sekali tidak ada. Malah berbeda dari rumor yang beredar, dia sangat berwibawa."

"Ha! Count Rigelhoff pasti sudah mengajarinya!" Duke Ludwig mengernyitkan alis sambil mengetukkan ujung jemarinya ke sandaran kursi.

Di acara pernikahan kemarin, meski berpakaian vulgar, tapi wanita itu bisa menyapa tamu dengan anggun dan berkelas, dan meski pasti merasa kelelahan namun dia tetap bisa terus tersenyum sepanjang acara.

Bahkan setelah perlakuan tidak sopan Killian saat penukaran cincin, wanita itu bisa mengecup anak-anak pembawa cincin dan tidak membuat suasana semakin canggung. Berbeda sekali dengan rumor yang beredar kalau dia adalah wanita yang angkuh dan ceroboh.

"Rumor kadang suka dibesar-besarkan."

Sebenarnya pagi ini, Duke dan istrinya sudah menyiapkan diri untuk menghadapi Edith.

Mereka sudah dengar kalau semalam Killian tidak tidur di kamar pengantin perempuan.

Duke sudah mengira Edith akan menemui dan menanyai mereka, entah soal cara mereka mendidik putra mereka atau soal Killian yang tidak menghormatinya, pasti ada banyak hal yang ingin Edith sampaikan.

Namun, ternyata Edith datang murni hanya untuk menyapa mereka.

Duke sudah mencoba memprovokasi Edith, tapi itu malah menjadi senjata makan tuan.

'Killian membuat semuanya jadi sulit. Kami sampai kehabisan kata-kata.'

Sudah bukan rahasia lagi kalau Killian menyukai Lize.

Duke Ludwig menyayangi Lize seperti anak sendiri, dan dia ingin menjadikannya sebagai menantu. Namun, tahun ini Count Rigelhoff harus dikekang supaya tidak bergabung dengan Archduke Langston sehingga Duke tidak bisa menolak tawaran aliansi pernikahan dengan Edith.

Meski dia merasa kasihan pada Killian, tapi dia tidak bisa memberikan Cliff, calon penerusnya, kepada putri Count Rigelhoff, dan setelah bujukan yang lama, Killian akhirnya mau menikahi Edith.

'Jangan menyuruhku menjadi lebih dari sekadar pasangan di atas secarik kertas.' Killian langsung pergi begitu usai berkata begitu, dia terlihat seolah telah kehilangan jiwanya sementara Duke tidak dapat mengucap sepatah kata pun.

Namun, Edith yang dirumorkan sebagai wanita jahat serta ketidakpedulian Killian, nanti bisa menjadi alasan bagus untuk menyingkirkan Edith.

'Aku tidak pernah menyangka kalau Edith ternyata begitu tenang dan penurut....'

Duke Ludwig menghela napas dan di sampingnya Philip berdehem pelan.

"Tadi... dalam perjalanan kembali ke aula utama, Nona Edith melihat Tuan muda Killian di seberang serambi."

"Serambi? Jangan bilang....!" Duke mengernyit saat mendengar kata serambi di aula besar, di sana biasanya Lize dan kedua putranya kerap minum teh bersama.

"Benar... Nona Lize, Tuan muda Cliff dan Tuan muda Killian sedang minum teh bersama."

Duke memegangi kepalanya. Kemarin adalah hari pernikahan mereka, lalu pengantin pria tidak tidur di kamar pengantin wanita. Parahnya lagi di pagi hari, pengantin wanita melihat suaminya bercengkrama dengan wanita lain.

Isekai Yang BerbedaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt