Chapter 61

468 45 9
                                    

Aku sengaja membisikkan bagian "di atas ranjang" ke telinga Killian, dan daun telinganya jadi memerah.

"Aku suka cara otot lengan, pundak dan punggungmu bergerak saat kau memegang, menghunus dan mengayunkan pedang, aku bisa tahu kau sudah berlatih keras sejak lama."

Walau wajahnya bersemu merah, Killian tidak menghentikanku, dia malah menambahkan komentar tidak perlu, "sepertinya kau punya standart yang jelas tentang tubuh pria," ujarnya.

"Ya, sama sepertimu yang punya preferensi tertentu tentang tubuh wanita."

Untuk seseorang yang menyukai Lize yang mungil, Killian cenderung terobsesi pada bagian tubuhku yang "montok."

Entah sadar atau tidak, kini muka Killian sangat merah dan dia terlihat salah tingkah sampai tidak bisa berkata-kata.

Dia luar biasa sekali ketika terprovokasi, tapi di saat-saat seperti ini, tanpa disangka ternyata dia cukup polos juga.

Tiba-tiba Killian tertegun dan bertanya, "saat memata-mataiku, jika kau melihatku... berarti kau juga melihat Cliff?"

"Ya, tentu saja, kalian kan berlatih bersama."

"Apa kau melihat tubuh Cliff seperti itu juga?"

"Kau tidak bisa membuat yang kasatmata jadi tidak terlihat."

Tatapan mata Killian menjadi tajam. Aku heran kenapa dia melampiaskan kecemburuannya padaku padahal dia menyukai Lize. Tapi jika aku mengakhiri kencan ini dengan perasaan yang buruk, bisa-bisa nanti hal itu membahayakanku, jadi aku harus menghiburnya.

"Tentu saja, aku lebih suka tubuhmu. Aku lebih suka otot yang keras dan kencang."

"Jujur saja, otot Cliff sedikit lebih kencang... aku cenderung gampang gemuk jika aku bermalas-malasan sedikit saja."

"Tapi otot pantatmu agak lebih kencang..."

"Aha..."

Ups, aku keceplosan. Aku tidak habis pikir kenapa aku jadi membawa topik pembicaraan ke tubuh bagian bawah.

Diam-diam aku menurunkan tanganku yang tanpa sadar kuangkat seolah hendak memegang sesuatu.

"Kukira yang kau sukai itu dadaku, tapi ternyata pantatku ya? Hah... dasar nakal..."

"A- a- apa sih? Dada apanya...?" Aku menggeleng tidak habis pikir, tapi mata Killian berbinar oleh sesuatu yang tidak pernah kulihat sebelumya.

"Kita kan pasangan. Tentu kita bisa saling melihat dada dan pantat masing-masing dengan penuh percaya diri."

"Ah, yah... benar."

Sekarang pipiku juga terasa panas. Kuharap kami bisa berhenti membahas topik ini...

"Angin sudah dingin, tapi sekarang masih musim panas."

"Yah, rasanya masih agak panas..." aku mengipasi diriku, bersyukur topik pembicaraan sudah berganti.

Tapi Killian memeluk pinggangku dan menarikku mendekat padanya, lalu berbisik, "kalau begitu, haruskah kita membasuh keringat...?"

"Ya....?"

Selagi aku berdiri terpaku, Killian memanggil seorang pelayan dan menyuruhnya segera menyiapkan air mandi.

Ketika pelayan itu menjauh, Killian lanjut berjalan sambil memeluk pinggangku seolah tidak terjadi apa-apa.

"Sekarang haruskah kita melakukan sesuatu yang lebih seperti pasangan?" Sambil memegangi pinggangku Killian menuntunku ke dalam mansion.

Permintaan suamiku tampaknya semakin hari semakin melewati batas. Secara pribadi, aku suka.

Isekai Yang BerbedaWhere stories live. Discover now