Chapter 31

374 39 2
                                    

"Nona, jangan mengharapkan perlakuan baik dari saya, atau anda akan menyesal karena sudah setuju untuk bekerja dengan saya."

Melihat sosok Renan, aku jadi sadar kalau mata Killian setidaknya lebih berperasaan. Renan memandangku seolah sedang menilai, namun tidak ada kebencian ataupun kecurigaan dalam matanya. Kurasa Duchess memikirkan permintaanku sehingga dia memperkenalkanku dengan manusia paling "fungsional" yang bisa dia temukan.

"Hanya ada dua hal yang kuharapkan darimu; kompetensi dan kejujuran. Kalau kau bisa melakukannya, aku bahkan tidak akan peduli jika kau menyebutku bodoh."

"Kalau seperti itu, saya senang mendengarnya."

"Kurasa sudah cukup perkenalan kita, jadi, haruskah kita mulai bekerja sekarang?"

Renan mengangguk singkat sebelum kembali ke mejanya.

Aku menyebar kwintasi-kwintasi di atas meja yang luas dan mulai menyortirnya sesuai tanggal.

Tanpa sinar matahari langsung, ruang kerja Renan terasa sejuk dan tenang, di dalam sini waktu seolah-olah berhenti. Tidak ada bebunyian yang mendistraksi selain bunyi gesekan saat aku membuka kwintasi dan bunyi goresan pena saat Renan menulis dan membalik kertas.

'Damainya.'

Setelah semua kericuhan yang kualami, waktu bekerja yang tenang ini terasa seperti relaksasi.

Saat aku sedang fokus, Renan memanggilku dari belakangan.

"Nona."

"Iya, ada apa?"

"Kita sudah selesai hari ini. Anda boleh kembali."

"Huh? Sudah waktunya ya?" Di tempat yang tidak tertepa sinar matahari ini, tidak terasa waktu telah berlalu. "Biar kurapikan ini dulu."

Sebagian dari diriku ingin bekerja lebih lama lagi, tapi jika aku menetap, Renan, yang bertugas mengawasiku, juga tidak bisa pulang.

Secepat mungkin aku memasukkan kwintasi-kwintasi itu ke dalam kotak, mengecek dua kali untuk memastikan kalau aku tidak menjatuhkan sesuatu, kemudian aku menyerahkan kotak tersebut kepada Renan. Dia menatapnya sejenak sebelum menerimanya.

"Terimakasih atas kerja kerasnya."

"Sama-sama, Renan. Sampai jumpa besok." Aku mengucap selamat tinggal pada Renan lalu keluar dan berjalan di koridor.

Anna sudah menungguku di dekat ruang kerja Renan untuk membawaku kembali ke kamar.

Aku merasa seperti ditarik kembali ke kenyataan.

'Aku tidak ingat pernah membaca tentang Renan Filch di dalam novel. Jadi, aku tidak akan terlibat dalam episode yang aneh-aneh.'

Aku kembali ke kamar dengan perasaan yang lebih santai daripada sebelumnya.

Namun, pintu kamarku setengah terbuka. Anna masuk lebih dulu untuk mengecek siapa "penyusup" itu lalu mengangguk dan memberiku tatapan yang meyakinkan.

"Kau sudah kembali."

"Killian?" Aku sudah tidak melihatnya selama tiga hari. "Apa yang sedang kau lakukan... di kamarku...?"

"Apa aku tidak boleh kemari?"

"Tidak, aku tidak bilang kau tidak boleh kemari, tapi... eh?"

Saat aku masuk ke kamar dan melirik ke arah Killian, aku melihat dia sedang mengutak-atik sesuatu, lalu tanpa sadar aku langsung menyambarnya.

Sepasang boneka kayu pun jatuh ke lantai dengan bunyi takkk yang nyaring.

"Ah, haha! Ini cuma iseng kok, cuma iseng! Aku malu menunjukkan kemampuan menjahitku pada orang lain... jadi, kenapa kau ke mari tanpa bilang lebih dulu? Anna, singkirkan itu. Cepat!"

Isekai Yang BerbedaWhere stories live. Discover now