Prolog

11.1K 435 4
                                    

HAPPY READING!





🦋🦋🦋🦋🦋





"Dasar perusakan hubungan orang! Gue udah peringatin lo berkali-kali jauhi Angga, dia milik gue!" Murka cewek berambut hitam panjang. Namanya Alissa Queena Arabella.

"Kenapa? Gak terima? Sadar diri dong sekarang Erlangga pacar gue. Harusnya lo yang jauh-jauh dari dia." Balas lawan bicaranya bersama Sabrina Oktavia.

"Tapi Angga tunangan gue, sialan!"

"Tunangan yang gak di akui maksud lo." Sabrina tersenyum congkak.

Ara berdecih, "Dasar perusak, perebut milik orang. Lo gak jauh beda sama nyokap lo yang bermuka dua."

"Harusnya gue aduin kelakuan licik kalian dan suruh Papa usir sampah kayak kalian dari rumah." Nafas gadis itu terengah menahan begitu banyak amaran yang siap ia keluarkan.

"Memang nya Papa bakal percaya sama lo? Hahaha ... Papa bahkan jauh lebih sayang gue dari lo." Sabrina bersidekap dada menantang Ara.

"Brengsek! Lo memang gak tahu diri. Jalang!"

"Sialan! Tutup mulut lo."

"Gue sangat muak liat wajah lo yang munafik. Semua yang ada dari diri lo buat gue jijik."

Sabrina mendengus. Menatap Ara tajam. "Dengar ya, asal lo tahu. Gue benci sama lo, benci banget. Lo tahu karena apa? Lo yang dengan mudahnya bisa dapetin apa yang lo mau. Gue iri, sialan! Hidup lo terlalu sempurna. Gue pengen hancurin lo."

"Ternyata lo jauh lebih menyedihkan. Kasihan." Ara terkekeh sinis.

"Tapi, sekarang, lo bisa lihat. Semuanya, semua milik lo akhirnya jadi milik gue. Puas banget gue, hahaha ...." Sabrina tertawa lepas. Pada akhirnya usahanya tidak sia-sia.

Wajah Ara memerah marah. Ia ingin sekali rasanya mengacak-acak wajah songong Sabrina. "Anjing lo! Gue benci lo sialan! Kenapa lo harus datang di hidup gue, semuanya berantakan gara-gara lo. Gue benci banget sama lo. Lo dan Ibu lo sama-sama rendahan. Gak tahu diri. Jalang, sialan!"

"Diem. Banyak bacot lo. Mending lo mati aja agar semuanya tenang. Hidup lo cuman nyusahin orang lain."

"Lo yang harusnya mati, anjing!"

Pertengaran itu terus berlanjut hingga membuat keduanya saling menjambak satu sama lain. Bahkan Ara tak segan untuk mencakar wajah Sabrina dengan jari-jari kukunya yang panjang.

Sabrina tentu tidak tinggal diam. Dia bahkan dengan lincah mengambil sebatang kayu lumayan besar yang tak sengaja ia lihat dan mengayunkannya ke tubuh Ara. Berulang kali hingga gadis itu terkulai lemas di bawah.

"Akh ... berhenti sialan!" Ara meringis kesakitan.

"Tolong .... " Ara berteriak kencang.

"Hahaha ... gak bakal ada yang denger suara lo. Waktunya lo mati."

Ara berusaha bangkit. Di saat Sabrina lengah, tubuh gadis yang sekarang penuh lebam itu berlari kecil menjauh dari Sabrina.

Queen ArabellaWhere stories live. Discover now