50 - g bs brkt kt

17 1 2
                                    


 
 
  
Joshua, Hellen, dan Leah serta Peter berlarian di sepanjang koridor klinik hewan itu. Kelinci yang sudah berdarah-darah ada di tangan Joshua.
 
  
   
Tak hanya mereka, bahkan disana ada juga Aktra, Yion, Hendra, Della, Theressia, Raka, Emillio, dan juga Joel yang ikut mengantarkan anjingnya Hellen. Mereka lagi di klinik sementara KaJo, Bella, dan Kinna sedang mengantarkan Koki ke rumah Nicko. 
 
 
   
 
Ternyata Nicko dan Kenneth emang sudah berangkat ke sirkuit. Jadinya mereka gak ketemu Nicko di rumahnya. Bahkan, dari antara mereka semua, belum ada yang mengabari Nicko ataupun Kenneth. 
 
  
   

 
 

  
  
Disini, di klinik, Hellen dan teman-teman lain kini menunggu Kelinci yang sedang diberi penanganan. Semuanya tampak sunyi dan hening. 
  
 
   
  
Mereka terkejut, emosi, bahkan bingung. Kenapa keadaan bisa berubah secepat jentikan jari. Tadinya semua biasa-biasa saja, kini sekarang kacau.
 
  
  
  
Tak lama kemudian, Bella, KaJo, dan Kinna muncul. Tadinya mereka berdua mengira bahwa kelinci sudah selesai ditangani. Tapi ternyata belum.
  
  
  
  
Akhirnya mereka bertiga duduk bergabung dengan yang lainnya, menunggu hasil penanganan Kelinci. Dan lagi, tak satupun dari mereka bersuara.
 
  
  
  
Sekitar sepuluh menit setelah KaJo, Kinna, dan Bella datang kemudian, sang dokter hewan yang menangani Kelinci kemudian keluar dari ruangan.
 
  
  
"Patah tulangnya sudah ditangani. Tapi kondisi pasca operasinya tidak baik. Anjingnya kehilangan banyak darah." Jelas seorang dokter wanita pada Hellen.
  
  
 
Hellen terpukul mendengar itu. Sesaat kemudian, dia melihat Kelinci yang dibawa seorang petugas menuju ke bagian lain dari Vet tersebut. Alat bantu napas anjing sudah terpasang padanya.
  
    
  
Saat itu juga Hellen mendekat pada teman-temannya.
  
 
 
"Is everything okay?" Tanya Leah.
  
 
  
Hellen terlihat agak sedikit susah menceritakan apa yang terjadi. "Kata dokternya kondisinya gak baik. Kayak kritis gitu. Tapi tetap ditanganin kok." Jelas Hellen. 
 
  
  
Hellen lalu menarik napas panjang. "Makasih ya udah temenin. Udah malem. Kelinci juga udah ditangani. Kalian balik aja. Gua mau hubungi pak supir suruh kesini. Kelincinya kayaknya dirawat disini dulu." Jelas Hellen ke mereka semua.
  
  
 
Della dan yang lainnya berdiri. "Lo gak apa-apa, kita tinggal?" Tanya Della.
  
 
 
Hellen mengangguk.
  
  
  
Della, Theressia, Raka, Emillio, Hendra, Aktra, Yion saling melihat satu sama lain sekilas.
 

  
"Yon, lo bertiga bareng Aktra sama Hendra balik duluan aja gakpapa. Nanti gua sama Josh yang nemenin Hellen nunggu supirnya." Ucap Peter. Joshua mengangguk, mengiyakan.
 

 

 
"Yaudah kalo gitu kita balik duluan gak apa-apa?" Tanya Raka.

 
  
  
Hellen kembali mengangguk sambil mengangkat dua jempol.
 
  
 
"Okey, kita duluan ya. Kalo butuh apa-apa kabarin." Ucap Theressia sambil memegang lengan atas Hellen kemudian mengusapnya.
 
  
 
Hellen kembali mengangguk dan mereka pun pamit kemudian pergi dari sana. Kini Hellen menatap Leah, Bella, dan Kinna yang berdiri di sana.
 
 
  
 
Bella dan Kinna terlihat sedih tapi Leah sendiri tatapannya kosong. Wajar, itu untuk pertama kalinya dia menyaksikan seekor anjing terkena bencana secara langsung. 
 
  
  
  
"Kalian berempat? Belum balik? Ntar dicariin." Ucap Hellen. Bukannya mengusir, Hellen hanya merasa tidak enak harus membuat repot anak-anak rumahan ini. 
  
  
  
  
"Coba deh lo jawab jujur. Lo gak apa-apa emang kalo kita tinggal?" Tanya Kinna.
  
 
  
 
Hellen memaksakan sebuah senyum. "Aman. Gua abis ini balik juga kok. Yang penting kondisi kelinci udah ada perkembangannya dikit." Ucap Hellen. 
 
  
  
  
Kajo akhirnya merangkul Leah dan Bella. "Kita balik?" Tanyanya pada kedua adiknya itu.
  
  
  
 
Leah dan Bella mengangguk. Leah lalu natap Hellen. "Maaf ya gabisa temenin. Kalo ada apa-apa kabarin." Ucapnya.
  
 
  
Hellen ngangguk.
  
  
  
"Kita balik dulu ya." Ucap Kinna disetujui oleh KaJo, Leah, dan Bella. Kinna balik dianter mereka bertiga.
  
  
 
  
"Lo berdua gimana?" Tanya KaJo pada Peter dan Joshua.
  
 
  
"Kita nunggu pak sopir. Ntar kalo Hellen dijemput balik rumah baru kita balik." Jawab Joshua.
 
  
  
 
KaJo ngangguk.
 
  
  
"Okedeh, Hellen gua sama yang lain balik dulu ya." Ucap KaJo ke Hellen. 
 
  
 
"Siap KaJo." Balas Hellen. 
 
 
  
  
KaJo, Bella, Kinna dan Leah lalu pergi. Tersisa Hellen, Peter, dan Joshua. "Lo berdua gakpapa nih nungguin sampe pak supir dateng?"
 
 
 
 
"Kita akan menemani bos Hellen." Jawab Peter sambil melakukan gaya hormat. Dia hanya berusaha menghibur Hellen. Dan untungnya berhasil. 
 
  
  
 
Mereka bertiga tadinya mau lanjut bercakap-cakap, tapi tiba-tiba saja keadaan sekitar mereka jadi sedikit hectic. Beberapa petugas berlari.
  
 
  
   
Hellen panik. Dia lalu melihat ke arah ruangan sebelahnya. Petugas-petugas yang berlari tersebut berhenti di sebuah kandang besar tempat Kelinci dibaringkan. 
 
 
  
Dengan otomatisnya Hellen berlari kesana. Kelinci tadi awalnya masih dalam keadaan sadar. Dengan matanya yang terbuka dan menyiratkan kesakitan, dia juga merintih kecil. Tapi kini mata Kelinci makin sayu. Rintihannya perlahan menghilang.
 
  
  
"Kelinci!! Kelincii!!" Panggil Hellen dari samping kandang, berusaha mengumpulkan kesadaran kelinci. Hellen bahkan beberapa kali menepuk tangannya, berusaha mendapatkan perhatian Kelinci.
 
  
 
Seorang petugas disana menekan-nekan bagian jantung Kelinci, berusaha mempompa agar jantungnya bisa berdetak dengan normal.
 
  
  
 
Tapi petugas itu mulai panik.
 
  
  
"Panggil dokter!" Serunya pada petugas lain. Petugas yang disuruh tersebut bergegas mencapai sang dokter hewan. 
 
  
  
Alat bantu pernapasan Kelinci masih terpasang. Kelinci masih coba disadarkan dengan cara dipompa di bagian jantungnya dengan manual. Hellen makin panik tapi dia hanya bisa diam.
 
  
 
Peter dan Josh menyaksikan itu dari jarak yang agak jauh, untuk memberi ruang bergerak yang bebas bagi para petugas juga dokter.
  
  
  
Hellen kembali memanggil-manggil Kelinci. Dia bahkan memasukan tangannya dari sela kandang, mencoba mengusap wajah Kelinci dan menyentuh hidungnya, seakan hal itu bisa membantu membuat Kelinci sadar.
  
 
  
"Kelinciii!!! Kelinciii!!!" Panggilnya dengan nada yang makin lama makin panik. 
 
  
 
Dokter datang, lalu menggantikan posisi si petugas yang mempompa jantung Kelinci. 
 
  
  
  
Hellen masih setia memanggil-manggil kelinci. Sang dokter tetap mencoba membawa Kelinci kembali. Dia masih memompa jantung Kelinci. 
 
  
  
  
Hellen mencoba makin mendekat ke kandang kelinci. Dia bahkan membungkuk, mendekatkan wajahnya dengan Kelinci yang terbaring lemah.
 
 
 
"Kelinciii, oittt. Jangan pergi men. Ayo buka matanya." Ucapnya berusaha riang, memberi semangat pada Kelinci seolah anjing kecil itu bisa mendengar dan mengerti semua ucapannya sekarang.
 

VIRAGO [ON GOING]Where stories live. Discover now