40).

4.7K 405 17
                                    


"Keluarga pasien"

Karena Johnny yang duduk di paling dekat dengan pintu rawat Haechan, dia yang langsung menghampiri dokter, "bagaimana adik saya dokter"

"Syukurlah, pasien bisa melewati masa kritis nya dengan cepat, dan untuk luka dalam yang berada di tubuhnya, kami akan tetap memeriksa nya dengan bertahap, luka dari jahitan nya juga cukup baik, asalkan tidak terlalu banyak bergerak, oh ya pasien berpesan untuk memanggil kan orang bernama Taeyong"

"Saya dok"

"Baiklah, anda silahkan masuk, saya akan permisi!! Salah satu dari kalian mau ikut ke ruangan ku"

"Biar aku saja" Johnny dan Doyoung yang mengikuti dokter yang merawat Haechan, lalu Taeyong masuk kedalam ruang rawat nya, masih ada dua suster yang melengkapi catatan medis Haechan.

"Hyung,," tangan nya ingin meraih Taeyong, kedua perawat itu mundur untuk memberikan tempat nya, lalu pamit permisi.

"Apa masih sakit??" Taeyong mengusap pipi nya perlahan, Haechan memejamkan matanya, "maaf Hyung"

"Kenapa minta maaf" ujar Taeyong pelan, jujur wajah pucat Haechan menyayat hati nya, "karena aku melakukan ini tanpa ijin dari Hyung, makanya aku terluka" Taeyong tersenyum dengan terus mengusap kepala Haechan dengan sayang, "lain kali jangan di ulangi ya, kau tau betapa takut nya Hyung saat itu heum" Haechan mengangguk lemah, dia tau pasti Taeyong ingin marah karena kecerobohan nya tapi tidak bisa memarahi nya karena dia masih berada dalam perawatan.

"Cepat sembuh eoh, Hyung merindukan bayi nakal Hyung" Haechan tersenyum tipis, "Hyung akan telfon ibumu"

"Jangan" Taeyong menatap Haechan, "wae"
"Aku tidak mau mereka tau, cukup kalian saja" Haechan memohon agar Hyung nya itu tidak memberi tau keluarga nya tentang keadaan dirinya saat ini, "kumohon" pinta nya, "baiklah, tapi berjanji pada Hyung!! Kau akan segera pulih" Haechan mengangguk, dia masih sulit bergerak karena seluruh tubuhnya terasa kaku, apalagi di area perut nya terasa kebas.

"Apa Yoonseok benar-benar tiada" tanya nya pelan, dia takut kalau dirinya benar menjadi seorang pembunuh, "aniya, Johnny memberikan dia peringatan agar tidak mengusik mu lagi, dan dia memilih keluar dari Korea" untuk saat ini, lebih baik kalau Taeyong berbohong, dia tidak ingin Haechan memikirkan hal lain sebelum dirinya benar benar pulih. "Syukur lah" Taeyong mengusap dengan sayang adik kecil nya ini, lihat lah!! Betapa baik nya sosok Haechan, saking baiknya dia bahkan menyakiti orang yang telah mengganggu nya saja dia tidak tega dan masih mempertanyakan keadaan nya.

_____

"Dari luka yang di terima pasien, disini hampir mengenai organ vital nya" dokter menunjuk sebuah gambar di layar proyektor kecil di ruangan nya, Johnny dan Doyoung mendengar kan dengan baik, "aku khawatir, jika sudah pulih pun bekas luka nya akan sering menimbulkan rasa nyeri" Doyoung sudah meremat tangan Johnny, takut jika kabar yang akan mereka terima adalah kabar buruk.

"Untuk berjaga jaga, jika suatu hari saat pasien sudah di bawa pulang, lalu mengeluh sakit di area perut yang terkena benda tajam itu, lekas bawa kemari lagi!! Saya hanya bisa melakukan yang terbaik yang saya bisa" Johnny mengangguk, dia sama sekali tidak menginterupsi ucapan dokter yang sedang menjelaskan, "sebelum anda keluar, saya akan meresepkan obat khusus yang harus ia konsumsi selama pemulihan dan juga vitamin untuk mempercepat proses penyembuhan luka nya,"

"Baiklah, saya akan menebus nya" Johnny menerima secarik kertas dengan beberapa resep obat untuk Haechan, dia harus membeli ini dulu sebelum kembali ke ruang rawat mangnae ilichil itu, "kau mau kembali atau ikut dengan ku" Doyoung terdiam sebentar, "aku ikut saja" Johnny membawa Doyoung ke apotek di lantai bawah, kepala Doyoung pusing ketika mendengar penjelasan tentang Haechan, sungguh!! Ini semua masih seperti mimpi bagi nya, Haechan terbaring, lalu member nya cemas, termasuk dirinya juga yang ketakutan akan keadaan Haechan, tapi ini semua nyata, Doyoung tidak ingin ini menjadi kenyataan. Tapi apa kuasa nya, "hei, ayo" bahkan dia melamun sampai tidak sadar jika Johnny sudah selesai menebus obat untuk Haechan.

Saat sampai di ruangan Haechan, Doyoung langsung memeluk adiknya itu, "hiks, bodoh!! Kenapa kau lakukan ini eoh" Haechan membalas pelukan nya meskipun masih sulit bergerak, "maaf Hyung"

"Dasar anak nakal, kau itu suka sekali membuat ku jantungan" ucap nya di sela isakan nya, "tapi aku sudah baik-baik saja"

"Baik apanya, bangun saja tidak bisa, cih" Haechan terkekeh, setelah merasakan sakit lagi, kekehan itu berubah desisan yang membuat Doyoung panik lagi, "yak, mana yang sakit, katakan"

"Aku gapapa, jangan khawatir begitu"

"Ish, anak ini"

Semua member yang ada hanya diam memperhatikan mereka berdua, Haechan bahkan saling tatap dengan Mark, setelah tadi Hyung Canada nya itu juga menangis seperti Doyoung, "Hyung, kau tidak malu di lihat mereka" Doyoung melepaskan pelukannya lalu menoleh ke belakang, dimana semua orang menatap nya, "Ani, kenapa harus malu" mulutnya berkata tidak, tapi wajahnya sudah memerah. "Utututu, Hyung ku sayang,,," Doyoung mencebik, yang mengundang tawa dari mereka semua.

Setelah menghabiskan waktu beberapa jam, hingga membuat Haechan sendiri bosan, "Hyung," semua hyungdeul menoleh, "kau itu kebiasaan, gunakan namanya juga" sembur Yuta, "he,, lupa" Taeyong mendekati nya, "kenapa heum, membutuhkan sesuatu"

"Apa tidak boleh menelfon Taeil Hyung" tatap nya dengan muka di setel melas, bak anak beruang minta di pungut, "kau merindukan nya ya" dengan bibir mengerucut, Haechan mengangguk. "Sangat"

"Ya sudah, tunggu disini!! Hyung akan jemput Taeil Hyung" Jaehyun langsung keluar untuk ke rumah Taeil, "wahhh, kau benar-benar bayi kalau bersama mereka ya" sindir Renjun, jujur dia juga ingin melakukan nya, tapi keseringan anak dreamis yang menganggap nya bayi karena tubuh nya yang paling mungil, "wae?? Kau iri??"

"Tidak, buat apa iri"

"Dia itu iri, karena Renjun juga mau menjadi Hyung kesayangan mu" sontak tawa meledak karena ucapan Jaemin yang ceplas-ceplos, "yak"

"Apa" Haechan terkekeh, "Ren, kemari sebentar" Renjun berjalan ke arah brankar Haechan dengan kaki di hentakan, "uuuuu Renjun Hyung,,,," Haechan memeluk nya erat, Renjun tertawa senang karena Haechan memanggil nya Hyung, "panggil Hyung terus kek"

"Ngk mau"

"Yeee" kepala Haechan di toyor pelan, "Hyung, Renjun menganiaya ku" adu nya pada Yuta yang mengupas buah untuk mereka makan di bantu Jungwoo, "kan biasanya kau yang suka menganiaya kami, jadi gantian saja"

"Ish,, tidak mau bicara dengan mu" Haechan langsung memutar kepalanya, memalingkan wajahnya dari Yuta, Hyung jepang nya itu benar-benar menyebalkan.

Malah Renjun juga mengejek nya lagi, kan semakin kesel dia nya, "awas saja kalau aku sembuh"

"Mau apa memang kalau sudah sembuh" saut Jeno, ntah sejak kapan pemuda sipit itu berdiri di samping nya, yang jelas Haechan terkejut karena Jeno. Tidak menjawab, Haechan malah merebahkan tubuhnya dengan pelan lalu mencoba tidur meskipun kamar nya ramai karena member Nct hampir seluruh nya berada di ruangan itu.

"Astaga Haechan-ie" masih dengan kursi roda, Taeil yang di dorong Jaehyun mendekati ranjang pesakitan Haechan, "Hyung,,,,, kangen,,,,"

"Lihat lah, bayi besar itu" gumam Chenle geli, "kenapa bisa begini eoh" setelah membalas pelukan Haechan, Taeil melonggarkan pelukannya dan mencoba duduk di samping Haechan, "pelan-pelan Hyung"

"Terima kasih Jae" Jaehyun tersenyum dan mengangguk, dia meninggalkan Taeil dan Haechan, bergabung dengan member lain, melihat drama mangnae manja kepada Hyung tertua mereka.























Eheeeee,,,,, dah habis ya😂

Masih seru ngk cerita nya??

Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें