Menyatakan perasaan

20 1 0
                                    




"Aku suka sama kamu, aku mau jadi pacar kamu!" ucap seorang gadis dengan suara lantang, banyak pasang mata yang menatap dua insan yang kini saling berhadapan.

"Penyataan yang sungguh luar biasa" decak Zidan yang berdiri di samping Niskala, menepuk tangannya beberapa kali.

Niskala memasang wajah datar tanpa ekspresi seperti biasanya. Ia menatap Neta yang kini panas dingin setelah mengatakan kalimatnya.

Senyum miring terukir di bibirnya, menatap gadis itu dengan tatapan seperti jijik.

"Nggak punya malu?" Katanya membuat para siswa semakin mendekat untuk menyaksikan mereka.

Senyum Neta yang lebar perlahan memudar setelah mendengar ucapan lelaki itu, benar-benar tidak sesuai dengan ekspektasinya. Ia pikir setelah di diagnosa amnesia lelaki itu akan berubah ternyata sama saja.

"Maksud kamu?" Tanyanya, berharap ini hanya prank.

"Maksud gue, apa keuntungan yang lo dapat setelah lo nyatain perasaan elo sama gue, di depan umum kayak gini. Lo berpikir gue bakal nerima cinta lo di depan mereka, hm?, Lo cantik tapi sayang— gue nggak suka sama lo, lo mempermalukan diri sendiri dengan ngemis cinta sama cowok"

Neta semakin panas dingin setelah mendengar kalimat yang membuat hatinya seakan remuk.

"Aku udah cukup sabar ngadepin semua sikap cuek kamu sama aku bahkan sebelum kamu amnesia Kala, nggak sedikitpun rasa iba kamu sama aku, aku cuma mau kamu menghargai aku yang udah cukup lama ngejar-ngejar kamu!" Air mata bening keluar begitu saja dari pelupuk mata gadis itu.

Bahkan aksi mereka sudah banyak terekam dari ponsel para siswa-siswi yang melihat mereka. Nevara yang juga ikut berdiri diantara kerumunan orang menatap iba gadis itu.

"Oke terima kasih udah ngejar-ngejar gue selama ini, cukup sampai disini. Berhenti ngejar gue, lo nggak pantes dapet cowok kayak gue. Sorry udah buat lo nangis" lelaki itu sempat menepuk bahu gadis itu sebelum ia berlalu meninggalkan kerumunan itu.

"Kal, tunggu gue" Zidan berlari menghampiri lelaki itu.

Saat berjalan pulang Niskala dapat melihat tatapan tajam dari gadis yang menurutnya bukan horor malah terlihat menggemaskan.

Nevara menghampiri gadis yang kini berlutut sambil menutupi wajahnya, ia menatap kerumunan yang mulai bubar.

"Net—" ia merapikan rambut cewek itu yang acak-acakan.

"Ayo pulang yuk, jangan disini" katanya lembut.

"Gue malu Var" tangan gadis itu masih stay menutupi wajahnya yang merah.

"Yang penting lo udah lega kan karena udah nyatain perasaan elo sama dia, itu pelajaran buat lo Net, udahlah Net berhenti ngejar-ngejar dia"

"Kenapa lo nyuruh gue buat berhenti Var, karena lo mau maju kan, lo mau dapetin Kala lo balik kan" sentak Neta membuka tangannya yang menutupi wajahnya.

Nevara mengernyitkan keningnya, mengapa pembahasannya menjadi kesana.

"Gue ngomong gitu karena gue kasian sama perju—"

"Gue nggak suka di kasihani dan gue nggak butuh belas kasihan dari lo!" Sentaknya

"Neta maksud gue bukan gitu!" Nevara menggigit bibirnya kuat saat melihat Neta berlalu dan tak mau mendengarkan dirinya lagi.

"Kenapa masalahnya makin kacau sih, ck"



"Lo keterlaluan tau nggak!"

Niskala menatap malas kearah perempuan yang sedari tadi mengoceh di hadapannya.
Perempuan itu mengajaknya ke rooftop dan saat ia tiba ia langsung dimarahi.

VANILLA LOVING GIRL Where stories live. Discover now