Jealous

20 1 0
                                    



Siang ini Neta mengajaknya untuk nonton di bioskop, katanya ada film seru yang harus mereka tonton. Nevara iya iya saja dan sekarang mereka sudah membeli tiketnya, tinggal makanannya. Kalau nggak ada snack nontonnya berasa ada yang kurang.

"Snack yang lama abis apa ya?" Tanya Neta.

"Nggak ada, kalau mau lama abis ya makannya dikit dikit aja, ngirit" sahut Nevara, matanya mencari cari makanan yang pas.

"Masa makan aja ngirit sih, popcorn udah bosen ice cream juga udah keseringan—"

"Kenapa nggak sekalian nasi padang aja, mantap tuh"

"Ih gue lagi diet Var"

Nevara menatap sekilas badan perempuan itu, sudah kurus begini masih mau diet katanya?.

"Gue fiks beli popcorn dan doritos" katanya sambil berjalan kearah kasir. Sedangkan Neta masih memilah snack yang ia sukai.

Netranya tak sengaja melihat seseorang yang tampak familiar, tampak akrab mengobrol dengan seorang gadis sampai sesekali mereka tertawa.

Itu Niskala dengan seorang perempuan.

Ia tak tahu siapa perempuan itu, ia baru melihatnya gadis itu tampak sangat dekat dan lengket dengan Niskala. Ah mengapa ia merasa sesak melihat kedua orang itu.

Nevara menyadarkan dirinya ia sudah jatuh cinta pada Niskala, itu bahkan sudah berlaku waktu mereka masih kecil.

Dan sekarang ia harus melihat Niskala dengan perempuan lain, iya Niskala memang amnesia, ia menjalani hidup dengan dunia barunya.

Tapi...

Mereka akhir akhir ini sangat lengket, pemuda itu menemaninya saat ia sakit bahkan kemarin ia menggenggam tangannya dan mengantarnya pulang.

Sekarang ia sudah bersama perempuan lain, secepat itu..

"Totalnya 145.000 ya mbak"

Neta mengambil belanjaannya dan menghampiri Nevara yang melamun sambil menatap seseorang dari jauh.

"Keluarganya kali" seakan mengerti gadis itu mencoba menenangkannya.

"Gue juga sering gitu sama sepupu gue, kayak orang pacaran" sambungnya membuat Nevara tak berkutik.

Nevara sulit menerima perkataan itu, Niskala sedari tadi tertawa dan tersenyum yang jelas jelas notabenenya dia adalah cowok dingin dan jarang tertawa. Bahkan di depan ayahnya sendiri.

"Yaudah, gue juga nggak peduli" katanya sok cuek padahal dalam hati sudah meronta-ronta ingin menghampiri lelaki itu.

"Yakin nih nggak peduli, kok muka lo kayak pengen nangis gitu?"

"Muka gue emang gini kali, udah ah yuk" gadis itu berjalan mendahului.

Selama menonton gadis itu hanya terdiam dan menatap kosong kearah layar lebar itu sambil memakan popcorn yang ia beli.

Berbeda dengan Neta di sampingnya yang sedari tadi teriak teriak tidak jelas dan heboh sendiri saat scene romantis yang di tampilkan di layar itu.

Sampai film selesai, Nevara tak mengucapkan apapun dengan ekspresi jutek. Neta sendiri bingung dengan temannya ini.

"Lo napa dah, katanya nggak peduli tapi di pikirin terus" sindirnya

"Siapa bilang gue lagi mikirin dia?"

"Trus kalau lo nggak mikirin dia mikirin apalagi, utang lo di kantin?"

"Itu tau"

Neta hanya ternganga melihat ucapan gadis itu. Tak habis Fikri dan diluar Nurul.

~~~



Sore sore seperti ini biasanya Nevara akan keluar jajan di supermarket dekat rumahnya. Kalian pasti tau gadis itu jajan apa.

Saat di perjalanan pulang Niskala yang keluar dari supermarket bawa belanjaan banyak di tangannya.

Untung ia tidak berpapasan dengan lelaki itu waktu di supermarket tadi. Dengan acuh ia berjalan lurus sambil makan ice cream.

"Ekhem" dehem seseorang membuat Nevara menoleh ke belakang.

Ada Niskala yang berdiri melihatnya dengan dua kantong besar di tangannya.

"Apa?" Tanya Nevara mendelik kearah lelaki itu.

"Gini ya kerjaan elo kalau weekend, jajan mulu" omelnya membuat tatapan Nevara semakin tajam.

"Ya biarin suka suka gue. Lo, bawa belanjaan gini mana cewek lo nggak bantuin, kasian"

Cewek?

Sejak kapan dirinya punya cewek.

"Cewek?"

"Iya, yang kemarin lo ajak nonton di bioskop mana kok nggak kelihatan" katanya dengan nada sok menyindir.

"Oh yang itu—"

Nevara semakin mengernyit, menatap pemuda itu kesal. Jadi dugaannya benar tch.

"Ada juga ya yang mau sama lo"

Tunggu, ini kenapa dirinya seperti sedang marah sama Niskala. Perkara cowok itu sudah punya pacar. Kayak ngelabrak cowok yang ketahuan selingkuh.

Niskala tersenyum miring.

"Baru nyadar?, Gue aja gantengnya ngalahin Jefri Nichol dan nyamain Levi" katanya menyombongkan diri.

Kalau boleh jujur Nevara membenarkan perkataan lelaki itu.

"Pedean banget"

"Lo kok ngegas?. Lo— jealous?"

Nevara sedikit shock mendengar ucapan lelaki itu, apa katanya? Cemburu? Yo jelas. Gadis itu tertawa geli.

"G—gue? Jealous? Sama lo? Ya enggaklah ya kali, lagian kita kan nggak punya hubungan apa apa ngapain juga gue jealous" katanya setelah itu memutarkan mata.

Ucapan gadis itu sedikit menampar, apa ini kode? Niskala menggeleng ini bukan saatnya.

"Y—yaudah deh, mending gue pulang mau belajar, ngapain gue disini?"

Niskala memandang jauh gadis itu yang sudah berlalu. Ia menaiki mobilnya dan melaju sesuai tempo kecepatan jalan gadis itu.

Merasa dibuntuti gadis itu berdecak lalu berhenti menoleh ke samping, menemukan wajah Niskala yang ia keluarkan dari jendela mobil.

"Apasih, ngapain lo ngikutin gue!"

"Cewek itu bukan pacar gue, dia cowok yang berubah jadi cewek" katanya.

WHAT!!!.







VANILLA LOVING GIRL Where stories live. Discover now