Jangan bercerai!

70 14 4
                                    

Pukul 9 pagi, Henry memasukan koper milik Sunny dan miliknya ke dalam bagasi mobil. Sunny kembali meneteskan air mata. Dengan berat hati, ia menerima keputusan suaminya.

"Mommy, Papi, mau ke mana? Kenapa berkemas?" tanya Daniel dengan bingung.

"Abang, untuk sementara waktu, Papi dan Mommy berpisah. Papi mau mengantarkan Mommy ke rumah Kakek Eddy. Dan, Papi ke rumah Oma."
00PP
"Apa alasannya Pi? Abang gak bisa berpikir sama keputusan Papi." Daniel tak paham maksud ayahnya.

"Papi hanya ingin meredakan emosi Papi terhadap Mommy."

"Pi, jangan bilang Mommy dan Papi akan berpisah?" Daniel seketika meneteskan air matanya.

Henry tak menjawab pertanyaan anak sulungnya.

"Keputusannya seminggu kemudian." jawab Henry.

"Sun, masuklah!" Sunny masuk ke dalam mobil.

"Kesabaran Papi sudah dipuncak. Papi mohon, kamu mengerti." Henry masuk ke dalam mobil dan kemudian mengemudikan mobilnya.

"Semoga itu takkan terjadi. Kasihan Langit dan Angkasa."

●●●

Mereka telah tiba di kediaman orang tua dari Sunny. Setelah memarkirkan mobil, mereka masuk ke dalam rumah.

"Assalamu'alaikum? Papa?" panggil Henry sembari mengetuk pintu rumah mertuanya.

"Wa'alaikumsalam." seseorang membalas dari dalam rumah.

"Henry? Sunny? Ada apa kalian kemari? Kenapa ada koper besar? Sunny kenapa kamu menangis?" tanya Eddy, ayah Sunny dengan bingung.

"Silahkan masuk!"

Mereka duduk di sofa dan diam sesaat. Dan akhirnya Henry buka suara.

"Pa, Henry sementara mengembalikan putri Papa. Seminggu kemudian Henry akan kembali menjemputnya. Jika tidak, Henry mengembalikan sepenuhnya kepada Papa."

"Apa maksudnya Hen? Apa yang terjadi sebenarnya? Kalian tak kasihan pada anak-anak kalian yang masih kecil?"

"Pa, kesabaran Henry sudah habis. Henry takut kalap. Henry harap Papa mengerti."

"Langit kecelakaan dan awalnya karena masalah sepele. Sunny terlalu overprotektif padanya. Sampai dimana kesabaran Sunny habis. Dia memukul Langit dengan emosi dan mengusirnya. Langit keluar dari rumah dan tak lama kami mendapat kabar kalau Langit kecelakaan. Dan sekarang masih belum sadarkan diri." jelas Henry.

"Apa?!!! Langit kecelakaan? Astaghfirullah!"

"Sudah berkali-kali Papa katakan! Jangan terlalu mengekang dan mengurung Langit! Yang bagi kamu itu yang terbaik untuk Langit, belum tentu bagi Langit yang terbaik!"

"Maafkan Sunny, Pa. Sunny salah. Sunny ternyata belum sepenuhnya menjadi ibu yang baik untuk Langit." Sunny bersujud di kaki ayahnya dan terisak.

"Sunny juga menyesal sudah mengatakan itu pada Langit."

"Apa yang kamu katakan ke Langit Sunny?" tanya Eddy dengan kecewa.

"Sunny bilang ke Langit untuk pergi dan jangan kembali. Sunny sungguh menyesal Pa." ucapnya sembari terisak.

"Keterlaluan kamu! Jika Langit benar-benar tak kembali bagaimana? Jaga ucapanmu, Nak! Astaghfirullah!"

Langit dan HarapannyaWhere stories live. Discover now