Untukmu,
Pemilik manik mata indah dengan kulit hitam manisnya. Dia tak sempurna, namun semua yang kulihat lebih dari kata sempurna. Garis senyum pipinya yang seindah lukisan.
Pertemuan kita bagaikan ujung tali yang menyatu membentuk sebuah lingkaran. Lingkaran itu kita isi dengan cerita yang kita buat bersama. Kamu yang terus membuat cerita hingga aku yang berjaga agar tali ujung itu tidak terlepas.
Namun aku tak terlalu kuat jika sendirian.
Maukah kamu membantuku mempererat tali itu? Atau memilih untuk memberikan aku sendirian berjuang?
Tolong aku terjebak pada pilihanmu yang tak pasti.
Aku tak tahu.
Apa yang akan terjadi jika tali ini terlepas?
---^°^---
sebenernya cerita ini udah ending tapi aku masih revisi juga jadi emang hanya beberapa chapter yang aku publish dulu, sabar yahh and stay tune ajaa akan selalu aku publish kokkk!!
Cerita ini bukan cerita yang bagus or gimana gimana.
Cerita ini di dekasikan untuk orang yang aku anggap penting.
Agak cringe soalnya lebih ke diary aja. Tapi kalau mau baca singgah, kalau ga mau tinggalkan.Terima kasih.
YOU ARE READING
Sampai Sini | On Going
Teen Fiction𝘼𝙠𝙪 𝙧𝙚𝙡𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙪𝙣𝙜𝙜𝙪 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙧𝙖𝙥𝙖 𝙡𝙖𝙢𝙖 𝙥𝙪𝙣 𝙬𝙖𝙠𝙩𝙪𝙣𝙮𝙖, 𝙙𝙚𝙢𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙡𝙖𝙧𝙖𝙨𝙠𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙠𝙞 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙩𝙧𝙤𝙩𝙤𝙖𝙧-Naya Kalau di pikir pikir lagi.. banyak banget kenangan yang gatau harus...