Chapter 46

16.5K 751 13
                                    

SELAMAT SIANG!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

Suasana hening terjadi di sebuah ruangan dengan brankar yang ada didalamnya. Beberapa manusia yang semula berada disana sudah kembali ke kelas mereka karena hari ini jadwal pelajarannya pak Bandi, 'guru dengan seribu hukumannya' itu sebutan dari para murid-murid. Terpaksa mereka harus meninggalkan Marella, mereka takut jika ketauan berada di UKS beramai-ramai maka mereka akan kena omel oleh pak guru tercinta. Ingat pak Bandi tidak akan menoleransi alasan apapun. Sangat menjengkelkan bukan?

Didalam UKS hanya menyisakan seorang pemuda dengan gadis diatas brankar, penasaran mereka siapa? Yap mereka Marella dan juga Dewa. Untuk dewa sendiri tak perlu ditanyakan karena pak Bandi pun yang terkenal killer tak akan bisa berbuat banyak jika sudah berhadapan langsung dengan pemuda itu. Jangankan pak Bandi, bahkan kepala sekolah juga akan tunduk karena keluarga Danendra adalah keluarga berpengaruh di SMA pelita harapan, posisinya pun selain donatur terbesar juga pemilik sekolah bergengsi itu. Tepatnya Kakek dewa yang membangun sekolah tersebut 7 tahun yang lalu. Walaupun sekolah itu tergolong masih baru namun ketenaran dalam membentuk siswa-siswi nya yang begitu luar biasa berhasil membuat sekolah tersebut menjadi sekolah nomer 1 di Indonesia.

Oke kembali ke topik

Memejamkan matanya, Dewa menyandarkan punggungnya di sandaran sofa sebenarnya pemuda itu juga bingung kenapa memilih menunggu gadis yang masih betah memejamkan matanya itu ketimbang kembali ke kelas saja.

Detik berganti detik lalu berubah menjadi menit, pemuda itu membuka matanya menjatuhkan pandangannya pada satu-satunya gadis yang ada disana. Beranjak dari duduknya, dewa melangkahkan kakinya mendekati brankar. Kedua tangannya menumpu pada sisi brankar memandang Marella dengan pandangan rumit, selama beberapa menit pemuda itu masih bertahan pada posisinya menelisik wajah gadis itu. Mulai dari mata, hidung dan terakhir bibirnya tak luput dari pengamatan dewa, satu kata yang ada dibenaknya 'cantik'. Ia menggelengkan kepalanya, bangkit menjauhkan tubuhnya sambil menghela nafas pelan. Ada apa dengan dirinya batinnya bertanya-tanya.

"Gadis aneh" gumam dewa pelan setelah lama terdiam, Masih belum mengalihkan pandangannya dari Marella sambil memasukkan kedua tangannya pada saku celana.

Cklek

Pemuda itu langsung memundurkan langkahnya ketika mendengar suara knop pintu terbuka, seorang wanita dan pria paruh baya yang baru saja memasuki ruangan dengan tergesa-gesa.

"Marella sayang hiks kamu kenapa nak...kenapa sampai pingsan seperti ini?" Tanya wanita itu berhambur memeluk tubuh Marella yang ada diatas brankar. Wanita itu adalah Citra.

Revan yang mengikuti dari belakang pun turut menatap sang putri dengan cemas, menurutnya akhir-akhir ini kondisi kesehatan putrinya sedikit menurun, tak cukup dengan ucapan dokter yang mengatakan bahwa Marella amnesia sementara dan sekarang putrinya itu tak sadarkan diri hampir seharian penuh. Membuatnya dilanda rasa khawatir tak berujung.

Citra menguraikan pelukannya mengelus kepala putrinya dengan sayang, kekhawatiran keduanya sampai membuat mereka tidak menyadari kalau ada seorang lagi yang berada disana.

"Ehem!" Dewa berdehem tanpa sebab, membuat keduanya tersentak terkejut lalu menolehkan kepalanya ke asal suara,

"Kamu siapa?" Pertanyaan itu berasal dari citra yang menelisik penampilan Dewa dari atas hingga bawah, sementara itu Revan memilih diam sambil mengingat-ingat wajah pemuda didepannya yang nampak familiar.

Who is the Antagonist?Where stories live. Discover now