Chapter 08

32.5K 1.8K 9
                                    

SELAMAT PAGI!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

Hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba dan kini Marella sudah siap dengan seragam yang melekat pas ditubuhnya. Setelah mencari-cari seragam yang tidak begitu ketat, ia akhirnya menemukan satu seragam disebuah kotak didalam lemarinya dan sepertinya seragam itu masih baru jadi tanpa pikir panjang Marella langsung memakai seragam tersebut.

Mematut dirinya didepan cermin, ia memberikan sentuhan terakhir yaitu memakai lip balm agar bibirnya tidak terlihat pucat. Setelah memastikan penampilannya sempurna ia langsung mengambil tas dan keluar dari kamar.

Menuruni anak tangga, Marella sesekali akan mengecek isi tasnya memastikan apa saja yang akan ia bawa sudah lengkap.

"Marella sini sayang kita sarapan dulu" saat melewati meja makan seruan dari sang mama terdengar membuatnya mendongakkan kepalanya tak lupa senyum tipis terukir di bibirnya. Namun senyumannya luntur seiring dengan langkahnya yang mendekati meja makan. Sesosok pemuda terlihat sedang duduk di salah satu kursi bersama dengan kedua orang tuanya.

Melihat Marella datang pemuda itu langsung menolehkan kepalanya, pandangannya seketika bertubrukan dengan manik yang sama-sama menyorot tajam nan datar.

Tanpa menghiraukan keberadaan tamu tak diundang, Marella langsung mengeser kursi yang berhadapan dengan Revaldo. ya tamu tak diundang itu adalah Revaldo, pagi-pagi sekali pemuda itu sudah sampai di mansion Mahardika atas paksaan sang mama. Erika mama Revaldo.

Back to topik

Setelah Marella duduk mereka makan dengan hening. ia tidak memperdulikan Revaldo yang sejak tadi sesekali melirik dirinya dengan tatapan bingung. lagipula ia terlalu malas jika harus bertatap-tatapan dengan pemuda itu.

"Kenapa dengannya? Nggak biasanya dia mengacuhin gue" batin Revaldo merasa aneh, tidak tau saja bahwa yang ada dihadapannya saat ini bukan jiwa Marella yang asli.

Setelah Sarapan selesai dengan suasana hening dan sedikit canggung akhirnya Marella membuka suaranya "pa disini ada motor nggak?" tanyanya kepada Revan dengan penuh harap.

Hal itu tak luput dari penglihatan Revaldo, pemuda itu mengangkat sebelah alisnya bingung.

Revan yang mendengar itu mengerutkan keningnya lalu mengangguk pelan, "ada motor papa di bagasi, kenapa?"

Mata Marella berbinar senang, "nanti Marella bawa motor sendiri ya?" Izinnya.

Kerutan didahi pria paruh baya itu semakin dalam, ia mengalihkan pandangannya menatap sang istri namun Citra hanya membalas dengan gendikan bahu.

"Setahu papa kamu kan nggak bisa bawa motor, terakhir kamu belajar kamu nabrak pagar tetangga terus masuk ke got" ucap Revan yang tanpa sadar membuka aib memalukan putrinya.

"Psttt" Marella dengan cepat mengalihkan pandangannya kearah pemuda dihadapannya yang terlihat menahan tawa, ia pun langsung menghunus tatapan tajam. Sementara Revaldo yang ditatap pun berdehem pelan lalu kembali memasang wajah datar.

"Ihh papa kok gitu sih" ucap Marella kesal sambil mengerucutkan bibirnya.

"Menggemaskan" batin Revaldo namun ia langsung menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran itu.

Who is the Antagonist?Onde as histórias ganham vida. Descobre agora