Chapter 23

25.4K 1.2K 13
                                    

SELAMAT PAGI!

Terima kasih untuk yang sudah vote dichapter sebelumnya💕

Yuk vote dan ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen

SELAMAT MEMBACA!


♥️Happy Reading♥️

¥¥¥¥¥

Marella sudah sampai dikelasnya dari beberapa menit yang lalu, kelas terlihat masih sepi mungkin karena sekarang masih terlalu pagi untuk berangkat yaitu pukul 06. 15 sedangkan bel masuk akan berbunyi saat pukul setengah delapan tepat. Pagi ini cuaca juga kurang mendukung karena rintik-rintik hujan mulai turun membasahi bumi.

Karena tidak ada kegiatan lain, akhirnya ia hanya menelungkupkan kepalanya, menutup mata untuk tidur sembari menunggu teman-teman sekelasnya datang.

Jarum jam bergerak perlahan tak terasa jam sudah menunjukkan hampir pukul setengah delapan, para murid SMA pelita harapan satu persatu mulai berdatangan. Kelas yang awalnya sepi mulai ramai kembali.

"Wihh tumben Lo pagi-pagi udah disini, kesambet apa?" Suara cempreng itu perlahan menarik Marella dari dalam mimpinya, mengangkat kepalanya dengan mata menyipit ia memang gadis yang sudah duduk anteng disampingnya.

"Ganggu aja" ucap Marella cuek membuat Oliv yang mendengar itu mengerucutkan bibirnya.

"Lo jahat banget padahal gue udah sapa baik-baik" gumam Oliv dengan ekspresi sedih, membuat Sofya yang melihat itu memutar matanya malas dan meraup muka Oliv tanpa perasaan.

"Jijik gue, ngapain Lo manyun-manyun gitu. Bukannya imut malah kayak bebek kecebur got" kata-kata Sofya yang tajam seakan menembus ke ulu hati Oliv terdalam.

Oliv memegang dadanya dramatis, "ucapan Lo pedes amat" ucapnya.

Marella hanya menghela nafas menyaksikan perdebatan kedua sahabatnya.

Kring kring

"Pak Bandi woy!" Ucap Rafi yang masuk kedalam kelas dengan langkah terburu-buru, para murid yang mendengar itu segera duduk di bangkunya masing-masing.

"Rajin amat tu guru baru bel udah masuk aja" gerutu Oliv pelan. bagaimanapun juga ia tak berani dengan pak Bandi guru yang terkenal paling killer, bisa-bisa ia dijemur seperti ikan asin di tengah lapangan batin Oliv bergidik ngeri.

"Selamat pagi semuanya!" Sapa pak Bandi ketika sudah sampai dan berdiri di depan kelas, mengedarkan pandangannya tak lupa senyuman mengembang sempurna dan para murid memiliki firasat buruk akan hal itu.

"Hari ini kita akan melakukan ulangan harian, siapkan bolpoin dan satu lembar kertas diatas meja!" Ucap pak Bandi dengan lantang, "tidak boleh ada buku diatas meja, semuanya harus disimpan di loker masing-masing" lanjutnya.

"HAH ULANGAN HARIAN!" hampir seluruh murid dikelas itu berteriak. Mereka semua heboh karena belum belajar sama sekali, begitupun dengan gadis yang duduk disamping Marella yang sedari pak Bandi mengumumkan bahwa akan diadakan ulangan harian dia sudah panik sendiri dan tidak bisa diam mirip seperti cacing kepanasan.

"Mampus gue semalam nggak belajar" ucap Oliv meratapi nasibnya. Walaupun Oliv termasuk murid yang pintar dalam pelajaran lainnya namun jika menyangkut matematika dia akan angkat tangan, Oliv termasuk dari sekian murid yang membenci soal matematika, baginya matematika ilmu yang mematikan~.

Melihat para muridnya berisik pak Bandi memukul penggaris diatas meja dan menyuruh mereka agar diam. Dan benar saja saat suara keras yang dihasilkan oleh penggaris yang bertemu dengan meja itu terdengar para murid seketika terdiam.

Who is the Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang