BAGIAN 19 |

5.5K 553 11
                                    

Happy reading guys!!















Makan malam saat ini terasa cukup tenang, karna tidak ada kehadiran ayahnya, jika ada ayahnya ruangan ini terasa sangat tegang.

Shani mengambil piring bekas kedua anaknya. "Habis ini langsung ke kamar ya". Ujar shani sembari berjalan ke arah dapur

"Kak, besok ayah ngajak kita jalan-jalan, kamu bisa ikut kan?". Tanya zee

"Kayanya gak deh, kakak capek banget dek". Jawabnya setelah minum

Mendengar jawaban kakaknya, raut wajah zee langsung berubah sedikit kesal. "Kenapa gitu? Kamu marah sama kakak?". Tanya chika

Zee hanya diam dengan raut wajah kesalnya. "Yaudah, besok kakak ikut jalan-jalan, tapi kamu sekarang jangan bete gini dong". Lanjutnya sembari mencubit pipi adiknya

"Ckk, kak chika! Jangan dicubit sakit tau". Kesalnya

"Makanya jangan cemberut gitu, jadi jelek muka kamu". Ejek chika terkekeh kecil

"Ya jangan dicubit juga kali". Ujarnya sedikit kesal

"Maafin kak chika deh".

"Tau ah, aku ke kamar aja". Zee langsung pergi begitu saja ke kamarnya

Bukannya ke kamar, justru chika malah pergi menghampiri bundanya yang masih sibuk didalam dapur

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.


Bukannya ke kamar, justru chika malah pergi menghampiri bundanya yang masih sibuk didalam dapur.

Chika mulai mendekat pada bundanya. "Bun, apa kakak boleh ngomong sama bunda?". Tanya chika

"Boleh sayang, mau ngomong apa nak?". Jawab shani sembari membilas piringnya

Sebelum berbicara, chika pun langsung berdiri tepat disamping bundanya. "Katanya mau ngomong sama bunda?". Tanya shani ketika melihat anaknya malah diam

"Tapi bunda jangan marah ya?".

"Kenapa bunda marah, kalo mau cerita sama bunda silahkan sayang, bunda malah seneng kalo anak bunda mau cerita". Ujar shani sembari mengelap tangannya setelah selesai mencuci piring

Kini shani sudah berhadapan dengan putri sulungnya. "Ada apa nak? Mau cerita apa?". Tanyanya dengan lembut

"Christy bun, apa boleh aku cerita tentang anak kandung bunda yang lain". Jawab chika sedikit menekan kata kandung

Mendengar nama anak itu, entah mengapa perasaan selalu merasa gelisah. "Bun, boleh kan?". Tanyanya diangguki bundanya

"Dia habis mengalami musibah bun, christy sempat buta beberapa bulan". Ucapan chika berhasil membuat shani sedikit terkejut

"Tapi sekarang dia udah bisa lihat lagi, tadi dia udah sembuh bun, syukurlah Tuhan selalu baik sama christy". Lanjutnya

Ketika chika ingin melanjutkan ceritanya, shani pun memotongnya. "Bentar nak, tadi? Apa kamu tadi bertemu dengan dia?". Tanya shani diangguki chika

Hai, Kak! (END)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu