BAGIAN 18 |

6K 660 27
                                    

Happy reading guys!!













Keesokan harinya christy pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaan matanya, karna kesembuhan ini sangat mendadak.

Dan setelah selesai memeriksa keadaan nya, ternyata semua baik-baik saja, memang kebutaan yang ia alami bukanlah permanen jadi bisa saja kesembuhan terjadi padanya.

Sepulang dari rumah sakit, christy memutuskan untuk mampir di warung dekat rumah sakit dan kebetulan juga dekat dengan rumah orang tuanya.

Ketika christy ingin mengambil pesanan makanannya, tak sengaja ia melihat mobil kedua kakaknya, kacanya terbuka dan terlihat chika sedang fokus menyetir.

Ia hanya bisa menatap sendu kepergian mobil kakaknya. "Andai aku masih bersama kalian, mungkin aku juga masih kuliah".

"Sayangnya aku udah bukan bagian dari keluarga kalian lagi". Lanjutnya pelan

Selesai membayar makanannya, christy langsung pergi dari sana, ia menaiki bus yang ada didekat jalan raya samping rumah sakit.

Sesampainya dikosan, christy menaruh makanannya begitu saja, rasa lapar pada perutnya seketika menghilang.

Pikiran kembali pada keluarga nya, ia sangat merindukan waktu kebersamaan mereka. "Kenapa hidup aku gini banget ya? Udah kekurangan kesepian juga".

"Padahal aku masih punya keluarga yang utuh, tapi sayangnya itu dulu". Lanjutnya sendu

Christy menjatuhkan tubuhnya di lantai depan meja tv, ia menatap sendu fotonya bersama keluarga yang ada dimeja itu.

Tangannya mulai menggapai bingkai foto itu, dengan perasaan yang sangat sakit, ia memeluk foto itu. "Christy kangen bun, pengen banget ngerasain pelukan bunda".

"Apa bunda gak kangen sama aku? Bunda tau gak kalo aku disini hancur bun, anakmu hidup kesepian bun, christy butuh bunda". Lanjutnya dengan air mata yang sudah menetes begitu saja

Christy memeluk foto itu dengan sangat erat, bahkan tangisan nya juga sudah mengeras. "Kalo akhirnya kaya gini, kenapa Tuhan masih kasih aku umur panjang?".

"Apa Tuhan gak kasihan lihat aku kesakitan kaya gini? Bukan cuma badanku yang sakit, tapi hati dan batin ku sakit Tuhan". Tangisnya sambil memeluk erat foto keluarga nya

Tiba-tiba pintu kamar kosan christy terbuka dan terlihat ada chika yang sudah berdiri didepan pintu dengan membawa beberapa kantong paperbag.

Chika menatap adiknya yang sedang menangis dilantai, perlahan ia mulai mendekat dan duduk disampingnya.

Setelah menaruh beberapa barangnya, chika langsung menyentuh pundak christy dari belakang.

Merasa pundaknya disentuh kakaknya, christy hanya diam, dengan sebisanya christy menghentikan tangisannya. "Ada apa? Siapa yang nyakitin kamu sayang?". Tanya chika selembut mungkin

Lagi-lagi christy hanya diam, air mata yang sudah ia tahan dengan sekuat tenaganya, luntur begitu saja. "Kenapa kamu nangis? Ada apa sayang? Ayo cerita sama kakak". Ujarnya sembari memutar sedikit tubuh adiknya, agar mau menghadap ke dirinya

Kini mereka sudah saling berhadapan, bisa chika lihat jika mata adiknya sudah sangat sembab, tangannya mulai mengusap air mata adiknya yang masih menetes. "Jangan nangis lagi ya? Kak chika gak suka lihat air mata kamu jatuh sayang". Ujarnya sendu

Hatinya juga terasa sakit jika harus melihat adiknya menangis sendirian. "Maafin kak chika ya? Kakak gak pernah becus jadi kakak kamu dek". Lanjutnya sembari menganggukkan kepalanya

Hai, Kak! (END)Where stories live. Discover now