BAGIAN 29 |

7.7K 667 67
                                    

Happy reading guys!!















Shani sangat heran, bukannya tadi suaminya mengajak dirinya untuk bertemu putrinya, malah ia dibawa ke ruang jenazah.

Mereka mulai masuk ke dalam ruang jenazah, baru saja masuk mereka sudah mendengar suara isakan.

Awalnya shani merasa merinding dan takut, tapi suaminya berusaha untuk membuat dirinya tenang. "Buat apa kamu ajak aku kesini?". Tanyanya

"Lihat, itu anak kamu". Jawabnya sembari menunjuk ke arah chika yang masih menangis didepan jenazah christy

Melihat putrinya menangisi seseorang, shani semakin merasa penasaran. "Dia kenapa mas? Siapa yang meninggal?". Tanyanya

"Lebih baik kamu lihat sendiri". Gracio kembali mendorong kursi roda istrinya

Saat ini shani sudah ada disamping chika, pandangan nya langsung tertuju pada christy yang sudah terbujur kaku.

Ternyata sedari tadi chika menangisi christy, putri bungsunya. Tangannya mulai menyentuh pundak chika. "Sayang, apa yang terjadi sama adik kamu? Kenapa dia ada diruangan ini?". Tanyanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca

Bukannya menjawab, justru chika malah semakin menangis, pelukannya begitu sangat erat. "Ini ada apa? Christy kenapa mas?". Tanyanya pada suaminya

Gracio mulai berlutut agar bisa menatap wajah istrinya, tangan nya mulai menggenggam tangan istirnya. "Kamu yang kuat ya? Christy sudah meninggal". Jawabnya dengan suara yang sudah bergetar

"Jangan bercanda! Anakku gak mungkin meninggal!". Bantah shani

"Tapi memang ini kenyataan nya, christy udah meninggal shan".

Bruk!

Tidak terima dengan ucapan suaminya, shani pun mendorong tubuh gracio. "Kamu pasti bohong! Aku tau kamu benci sama dia! Tapi bukan berarti kamu tega ngomong kaya gini!". Tegasnya

"Maaf shan, maaf". Ujar gracio yang sudah kembali berlutut dihadapan istrinya

Shani tidak menghiraukan ucapan suaminya, ia langsung mendekat pada chika dan menyentuh tangan christy yang sudah sangat dingin.

Lagi-lagi hatinya terasa sakit, ia masih tidak terima jika anaknya memang sudah pergi. "Kak, kenapa christy gak kamu panggilin dokter? Kenapa malah ditaruh disini?! Cepet panggilin dokter buat adik kamu!". Titahnya pada putri sulungnya

"Christy udah meninggal bun, christy udah pergi ninggalin kita". Tangisnya

"Gak mungkin! Kamu jangan seperti ayahmu, christy gak mungkin ninggalin bunda!". Tegasnya

"Tapi christy udah meninggal bun, dia udah pergi untuk selamanya bun". Tangisnya sembari melepaskan pelukannya

"Kalian jangan ngomong gitu! Christy masih hidup! Cepet panggil dokter buat adik kamu kak!". Titahnya dengan tangannya yang masih menggenggam tangan christy

Tak ingin melihat istri dan anaknya menangis karna ulahnya, gracio pun langsung pergi dari sana, ia pergi begitu saja tanpa berpamitan pada istri dan anaknya.

Tak ingin melihat istri dan anaknya menangis karna ulahnya, gracio pun langsung pergi dari sana, ia pergi begitu saja tanpa berpamitan pada istri dan anaknya

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
Hai, Kak! (END)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu