Love Between Mermaid and Devil

9. Kirana

🐬🐬

"A-apa maksud pertanyaanmu, Javier? Haha, d-duyung?" Hanny tersenyum kikuk, beranjak dari duduk, berdiri membelakangi Javier, menggigit bibir bawah dan diliputi perasaan khawatir identitasnya terbongkar.

Hanny makin terkejut ketika Javier tiba-tiba menggenggam pergelangan tangannya dan membuat mereka saling berhadapan. Sedikit mendongak sambil menelan saliva, mulut Hanny terasa terkunci ketika sorot mata laki-laki dengan netra dark brown itu menatapnya tajam. Seperti bukan Javier yang dikenalnya.

"Kalau memang bukan duyung, kamu tidak keberatan mencelupkan kakimu ke kolam renang, 'kan?"

"H-ha?" Suara Hanny sedikit sengau, ia bergeming cukup lama dengan perasaan gugup. Merasa takut dan terpojokkan. "Aku ...."

Suasana tegang itu seketika berubah kala Javier tertawa keras. Ia menepuk pelan kepala Hanny. "Ekspresimu lucu sekali, Hanny. Haha, lagipula mana mungkin ada duyung."

"Eh?" Hanny mengerjap, ia ikut tertawa kecil dan meninju pelan perut Javier. "Aku jadi takut sama tatapanmu tadi, tau! Mirip pemeran antagonis! Kamu benar-benar jago acting!"

"Terima kasih pujiannya. Oh ya, segera bersiap." Javier menilik jam di tangan kanan. "Alby, dia penata rias sudah menunggumu."

Hanny menurut, ia segera masuk ke mansion. Sementara Javier tetap tinggal. Setelah tidak ada orang di sekitar, senyum yang sedaritadi tertahan pun tergambar di wajah Javier. Bukan senyum biasa, melainkan sebuah seringai yang lebar.

"Kita ketemu lagi, Hanny."

*****

Tristan berjalan cepat menuju ruang rias, mencari Ava. Sesampai di sana, pandangannya tertuju pada Hanny dengan tampilan berbeda. Seketika rona merah tersirat jelas di wajahnya.

Melihat kehadiran Tristan membuat Hanny spontan menyilangkan tangan di dada.

"Tristan--"

"Ganti bajumu," pinta laki-laki dengan rahang tegas tersebut sembari memalingkan wajah dari Hanny yang memakai baju seksi dengan rok sangat pendek dan atasan cukup terbuka.