[26] Menginap Seminggu

28.7K 235 5
                                    

Memiliki rasa penasaran yang tinggi dan karakter bebal adalah suatu masalah.

Jennie mengumpat dalam hati, memaki tindakan gegabahnya. Jika saja ia patuh untuk tetap bersembunyi di dalam kamar hingga tamu Tanu pergi, ia tidak akan mengalami kejadian memalukan ini.

Bagaimana tidak? Ia jatuh terjengkang karena salah memijak undakan tangga, untungnya ketika dua orang ia itu menoleh ia sudah dalam keadaan tergeletak di lantai tanpa perlu menyaksikan adegan dramatis proses kejatuhanannya, meskipun tetap saja ini memalukan.

Tanu bergerak cepat, ia berlari menghampiri Jennie membantu perempuan itu untuk bangkit. Sambil tertatih dan dengan bantuan Tanu, ia dibawa duduk di sofa. Di seberang sana Seno melihat semuanya sambil tersenyum.

"Dia Jennie," kata Tanu sebelum Seno sempat bertanya, pria dengan rambut cepak itu tersenyum, matanya mencermati Jennie baik-baik.

Sama seperti lelaki kebanyakan, hal pertama yang ia tangkap adalah Jennie adalah perempuan yang sangat cantik. Tipekal gadis kesukaan laki-laki pada umumnya.

"Jennie perkenalkan, dia Seno teman aku," ujar Tanu pada Jennie, suaranya berbeda dari ketika berbicara dengan Seno tadi. Terdengar lebih lembut dan halus.

Seno berdecih dalam hati, merasa geli melihat interaksi kedua sejoli itu.

Sama seperti bentuk tubuhnya yang mungil, suaranya juga lucu dan menggemaskan. "Salam kenal Mas Seno..."

"Bang." Tanu meralat, ia tidak suka Jennie memanggil Seno seperti dirinya.

"Bang Seno," ulang Jennie.

"Salam kenal juga cantik," Seno mengulurkan tangannya, sebagai bentuk kesopanan Jennie menyambutnya. Seno tidak langsung melepaskan genggamannya, ia sengaja melama-lamakan, sambil nyengir lebar.

Tanu merasa ada api cemburu yang perlahan membara, ia melepas paksa. "Nggak usah gatel sama cewek aku," sungutnya dengan delikan tajam.

"Buset, galak amat cowokmu, Jen."

Seno adalah orang yang mudah berteman dengan siapapun, memiliki wajah jenaka dan sifat ramah, ia terkenal gampang dekat dengan siapapun.

Jennie terkekeh kecil menyaksikan perdebatan Tanu dan Seno yang sangat lucu baginya. Seno adalah kenalan Tanu yang pertama ia ketahui, ada kebahagiaan kecil yang merambati perasaannya.

"Kamu kapan pulang?"

"Sudah aku bilang, aku akan di sini setidaknya dua Minggu."

"Gila kamu Sen, cafe siapa yang mengurus?"

Selain itu juga, kehadiran Seno di sana akan membuat ia tidak bebas. Jika Seno ada ia tidak bisa bermesraan dengan Jennie seperti biasanya.

"Aman. Saat ini nggak ada masalah kok." Seno memandangi rumah Tanu dengan seksama, "rumah gede gini kalau isinya cuma satu orang sepi, Nu. Dua Minggu doang kok."

"Enggak."

"Seminggu, deh. Please, setidaknya biarkan aku liburan di sini setelah capek kerja sendiri."

Meskipun sudah saling memaafkan, ketika disinggung masalah itu kembali. Tanu menjadi tidak enak, ia menghela napas, menoleh ke arah Jennie yang sedari tadi memperhatikan mereka dalam diam.

Jennie mengangguk, tanda memberikan izin pada Tanu untuk memperbolehkan Seno menginap selama seminggu.

"Pokoknya Minggu depan kamu sudah harus angkat kaki dari sini."

"Nah, gitu dong! Asyik liburan," seru Seno girang.

***

Tanu memutuskan untuk memulangkan Jennie lebih awal, mengingat bagaimana Seno memandangi gadisnya tadi, ia tidak mau semakin lama Jennie di sana, Seno akan semakin berpikiran aneh-aneh.

Jennie dan Mas Tetangga Where stories live. Discover now