[18] Murahan sekali

37.8K 304 13
                                    

Vote dan komentar yaa:))

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vote dan komentar yaa:))

***

"Bang Galih mau apa?" tanya Jennie saat tubuhnya didorong untuk telentang di kasur.

Galih mendekat dengan mata sudah berkabut penuh nafsu dan gairah, Jennie sedikit takut tetapi juga penasaran akan apa yang hendak Galih lakukan pada dirinya.

Pria itu membuka bajunya dengan cepat, menanggalkan celana dalam pada step terakhir membuat Jennie melotot melihat benda yang mengacung keras di  pinggangnya.

"Bang...."

"Kamu sayang aku kan, Jenn. Enggak apa-apa kan kalau aku minta kamu membuktikannya?"

Galih naik menyusuri tubuh Jennie, wajahnya ia benamkan di antara kedua buah dada Jennie. Tangannya menahan tangan Jennie untuk berada di atas kepala gadis itu, mencegah Jennie melawan.

"Mmhh ah, sudah lama aku ingin sekali melakukannya. Tete kamu nggak besar tapi enak untuk diremas," kata Galih meremas payudara Jennie yang masih ditutupi seragam, membuat kain putih itu kusut tidak beraturan.

Jennie menggeliat geli, sepertinya bagian itu adalah kelemahan baginya. Karena baru diremas saja, pangkal pahanya sudah berkendut-kendut.

Rupanya Galih paham akan hal tersebut, ia meninggalkan dada Jennie untuk menyusuri paha putih mulus itu ke atas. Jarinya menyingkap celana dalam, menemukan celah hangat yang telah basah. Jari tengahnya mengelus daging kecil di sana, membuat Jennie merinding.

"Ahhh Bang Galihh, janganhhh." Jari Galih masuk menembus miliknya, tidak tanggung-tanggung tiga sekaligus. Keluar masuk membuat liang itu kian basah.

"Dasar munafik. Lihat tubuhmu keenakan." Galih tersenyum menang dengan jarinya saja sanggup membuat Jennie bergerak gelisah dan dalam beberapa detik ia mengeluarkan cairan orgasme.

Galih menarik jarinya, melihat cairan membasahi jarinya ia langsung menjilat nya. Jennie bergidik, itu menjijikkan menurutnya.

"Sekarang giliran kamu." Galih menarik Jennie untuk duduk lalu ia setengah berdiri. Memamerkan miliknya di depan Jennie. "Puaskan pakai mulutmu, sayang." Ia menarik kepala Jennie membawanya mendekat ke bibir mungil itu. "Isap."

Jennie patuh, ia membuka mulut memasukkan kejantanan itu ke dalam mulutnya. Jika boleh dibandingkan, milik Galih ternyata lebih kecil sedikit daripada milik Tanu.

Melihat Jennie yang bergerak lambat Galih tidak sabaran, miliknya sudah sangat keras. Ia kemudian menarik rambut Jennie dan mendorongnya ke depan. Miliknya masuk sempurna.

Jennie tersedak karena benda itu sampai ke kerongkongan, ia mendorong pinggang Galih menjauh karena keadaan tersebut membuatnya kesulitan bernafas. Galih tidak mau, ia malah mengatur kepala Jennie untuk maju mundur.

"Mmhh begini, Jenn. Begini yang kumau, cepat hisap."

Jennie tidak bisa melawan kekuatan Galih yang jauh lebih besar, ia menyerah dan pasrah. Galih membuat mulutnya sakit karena terlalu cepat memainkan miliknya di dalam sana.

Jennie dan Mas Tetangga Where stories live. Discover now